Helikopter AgustaWestland AW101. (Shutterstock)
Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Agus Supriyatna menjelaskan alasan rencana membeli helikopter AgustaWestland 101 buatan Italia sebagai helikopter kepresidenan karena kabinnya cukup besar.
Pengadaan helikopter untuk kepresidenan satu paket dengan pembelian helikopter angkut berat baru TNI AU.
"Heli harus lengkap dan harus satu tingkat diatasnya. Heli yang saat ini kami miliki satu tingkat kami sudah ada angkut kecil dan sedang yang kita butuh kan heli angkut berat ," kata Agus di Mabes TNI AU, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (30/11/2015).
TNI memilih membeli di luar negeri karena menurut mereka PT. Dirgantara Indonesia belum sanggup memproduksi alat utama sistem persenjataan sesuai kebutuhan TNI AU sekarang.
"Tapi kami kerjasama dengan PT. DI, jadi belum sanggup PT. DI buat contoh pembelian heli Apache sanggup nggak PT. DI. Dari mana heli dan pesawat beli dari Airbus dan Amerika, kan, dari luar, kan semua," kata dia
Agus mengatakan rencana pembelian heli AW 101 sudah masuk rencana strategis 2015-2019.
"Pertama beli altusista harus baru dan satu tingkat diatas sebelumnya. Kedua melengkapi alutsista yang saat ini belum lengkap masalahnya seperti T50 dan F16 pesawatnya belum ada radar dan senjatanya. Renstra 2015-2019 kita upgrade hercules kita masih sangat butuh C-130 tipe H kita upgrade. Renstra itu ada pergantian F5 uprgade baru," katanya.
Pengadaan helikopter untuk kepresidenan satu paket dengan pembelian helikopter angkut berat baru TNI AU.
"Heli harus lengkap dan harus satu tingkat diatasnya. Heli yang saat ini kami miliki satu tingkat kami sudah ada angkut kecil dan sedang yang kita butuh kan heli angkut berat ," kata Agus di Mabes TNI AU, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (30/11/2015).
TNI memilih membeli di luar negeri karena menurut mereka PT. Dirgantara Indonesia belum sanggup memproduksi alat utama sistem persenjataan sesuai kebutuhan TNI AU sekarang.
"Tapi kami kerjasama dengan PT. DI, jadi belum sanggup PT. DI buat contoh pembelian heli Apache sanggup nggak PT. DI. Dari mana heli dan pesawat beli dari Airbus dan Amerika, kan, dari luar, kan semua," kata dia
Agus mengatakan rencana pembelian heli AW 101 sudah masuk rencana strategis 2015-2019.
"Pertama beli altusista harus baru dan satu tingkat diatas sebelumnya. Kedua melengkapi alutsista yang saat ini belum lengkap masalahnya seperti T50 dan F16 pesawatnya belum ada radar dan senjatanya. Renstra 2015-2019 kita upgrade hercules kita masih sangat butuh C-130 tipe H kita upgrade. Renstra itu ada pergantian F5 uprgade baru," katanya.
Komentar
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
Terkini
-
Agus Suparmanto Sah Pimpin PPP, Mahkamah Partai Bantah Dualisme Usai Muktamar X Ancol
-
DPRD DKI Sidak 4 Lahan Parkir Ilegal, Pemprov Kehilangan Potensi Pendapatan Rp70 M per Tahun
-
Patok di Wilayah IUP PT WKM Jadi Perkara Pidana, Pengacara: Itu Dipasang di Belakang Police Line
-
Divonis 16 Tahun! Eks Dirut Asabri Siapkan PK, Singgung Kekeliruan Hakim
-
Eks Dirut PGN Ditahan KPK! Terima Suap SGD 500 Ribu, Sempat Beri 'Uang Perkenalan'
-
Ikutilah PLN Journalist Awards 2025, Apresiasi Bagi Pewarta Penggerak Literasi Energi Nasional
-
Soal Arahan Jokowi Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Gus Yasin: PPP Selalu Sejalan dengan Pemerintah
-
Rayakan HUT ke-80 TNI di Monas, Tarif Transportasi Umum Jakarta Jadi Rp80
-
Kepala BPHL Dicecar Pembangunan Jalan di Kawasan IUP PT WKM, Hakim: Saudara Kok Nggak Bisa Jawab!
-
Anggota DPR Ngamuk! Minta BGN 'Spill' Nama Politisi Peminta Jatah Dapur MBG