Suara.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyindir jika Ketua DPR Setya Novanto sudah hilang. Ini merujuk ke kasus skandal pencatutan presiden dan dirinya oleh Novanto untuk meminta saham Freeport.
Sindiran itu dikatakan JK di acara Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi (KNPK) 2015 yang diselenggarakan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Gedung Nusantara V DPR, Jakarta, Kamis (3/12/2015).
Dalam acara tersebut JK menyindir beberapa pejabat negara atau orang-orang yang mempunyai kekuasaan sering menyalahgunakan kekuasaannya untuk melakukan tindakan korupsi. Novanto tak hadir dalam acara itu.
"Kalau kita lihat, sudah banyak kasus korupsi, apalagi orang-orang itu pejabat pemerintahan. Contohnya semalam, kita sudah dipertontonkan belum ada 12 jam, masih di kompleks DPR ini suatu upaya sekelompok orang, pengusaha, pejabat yang berusaha merugikan keuangan negara," kata JK.
Ia juga menyindir ketidakhadiran Ketua DPR Setya Novanto dalam acara tersebut. Ia mengatakan, saat ini ketua lembaga yang akan sering hadir hanya ada dua.
"Tadi saya bilang sama ketua MPR, nanti yang akan sering hadir hanya dua, MPR dan DPD. Ketua DPRnya sudah hilang," tegasnya.
"Ini tragis ya. Ini bentuk keserakahan dan yang pertama melibatkan nama pejabat paling tinggi. Dulu mana ada yang berana melibatkan nama pejabat paling tinggi. Karena ini bentuk keserakahan," tegasnya.
Ia pun berharap, dengan adanya forum ini, praktik-praktik korupsi di Indonesia dapat hilang dan tidak ada lagi yang merugikan keuangan negara.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Bank Dunia Ingatkan Menkeu Purbaya: Defisit 2027 Nyaris Sentuh Batas Bahaya 3%
-
Kelangsungan Usaha Tidak Jelas, Saham Toba Pulp Lestari (INRU) Digembok BEI Usai Titah Prabowo
-
Satu Calon Pelatih Timnas Indonesia Tak Hadiri Proses Wawancara PSSI, Siapa?
-
5 HP Tahan Air Paling Murah untuk Keamanan Maksimal bagi Pencinta Traveling
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
Terkini
-
Prabowo Pastikan Hunian Tetap Dibangun, Korban Bencana Sumatra Dapat Huntara Lebih Dulu
-
Tragis! Tergelincir di Tikungan, Pemotor Tewas Seketika Disambar Bus Mini Transjakarta
-
Wafat di Pesawat Usai Tolak Tambang Emas, Kematian Wabup Sangihe Helmud Hontong Kembali Bergema
-
PLN Pastikan Kesiapan SPKLU Lewat EVenture Menjelang Natal 2025 & Tahun Baru 2026
-
Soal Polemik Perpol Baru, Kapolri Dinilai Taat Konstitusi dan Perkuat Putusan MK
-
Kritik Penunjukan Eks Tim Mawar Untung sebagai Dirut Antam, KontraS: Negara Abai Rekam Jejak HAM!
-
Mendagri Tito Serahkan Bantuan untuk Warga Terdampak Bencana di Sumbar
-
Detik-Detik Pengendara Motor Tewas Tertabrak Bus Minitrans di Pakubuwono Jaksel
-
Jawab Kritik Rektor Paramadina, Wamendiktisaintek Tegaskan Fokus Pemerintah Bukan Kuota PTN
-
Korsleting Dominasi Kasus Kebakaran Jakarta, Pengamat: Listriknya 'Spanyol', Separuh Nyolong!