Suara.com - Hasil audit investigasi oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI soal pembelian lahan di Rumah Sakit Sumber Waras, Jakarta Barat, kini telah diserahkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi. BPK RI menyerahkanya pada Senin (7/12/2015) kemarin.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok kini tengah menunggu tindaklanjut dari KPK apakah akan membawa kasus dugaan korupsi RS. Sumber Waras yang merugikan keuangan negara sebesar Rp191 miliar atau tidak.
"Makanya saya juga pengen tahu, kalau sampai ada oknum KPK penyidiknya manggil saya karena menganggap ini kerugian, saya pengen tahu gimana cara ngitung ruginya dia," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (8/12/2015).
Ahok yakin penyidik di lembaga anti rasuha masih ada yang memiliki hati nurani melihat persoalan tersebut tanpa melakukam kriminalisasi.
"Aku enggak tahu (di kriminalisasi atau tidak) makanya kita mesti nunggu. Makanya saya yakin KPK punya banyak orang punya nurani. Kita kenapa ada KPK? karena kita menganggap jaksa polisi enggak bagus," jelas Ahok.
Disisi lain Ahok memgakui kalau dirinya masih menaruh curiga kriminalisasi bisa saja dilakukan oleh oknum di KPK. Sebab Ahok berkaca pada kasus dugaan korupsi pengadaan uninterruptiple power supply (UPS) di sekolah-sekolah pada APBD-Perubahan tahun 2014 tidak direspon baik oleh Pelaksana Tugas Ketua KPK Taufiequrachman Ruki ketika ia melaporkannya ke KPK.
"Karena saya pengalaman lho, untuk KPK sekarang ya. Pak Ruki lho ya, waktu saya datang ngantar untuk lapor UPS kaga ditanggapin tuh. Saya lapor ke Bareskrim baru cepet. Ini yang kasus Sumber Waras cepet banget tek-toknya. Langsung dilaporin LSM, laporin langsung minta investigasi. Wah saya juga curiga gitu lho," katanya.
Tag
Berita Terkait
-
Pramono Anung Usul Revitalisasi Kota Tua dan Pembangunan RS Internasional Sumber Waras Masuk PSN
-
Aset Rp1,4 Triliun Terbengkalai! KPK Ultimatum Pemprov DKI Soal Sumber Waras
-
KPK Ungkap Alasan Penghentian Kasus Lahan RS Sumber Waras
-
Pramono Anung Pastikan Kasus Sumber Waras Tuntas, Siap Bangun RS Tipe A di Atas Lahan 3,6 Hektar
-
Pemprov DKI Tertibkan Pasar Barito, Pramono: Kami Sangat Humanis, Manusiawi Sekali
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
Terkini
-
Pesan Pengacara PT WKM untuk Presiden Prabowo: Datanglah ke Tambang Kami, Ada 1,2 Km Illegal Mining
-
Misteri Penculikan Bilqis: Pengacara Duga Suku Anak Dalam Hanya 'Kambing Hitam' Sindikat Besar
-
Babak Baru Korupsi Petral: Kejagung Buka Penyidikan Periode 2008-2015, Puluhan Saksi Diperiksa
-
Aliansi Laki-Laki Baru: Lelaki Korban Kekerasan Seksual Harus Berani Bicara
-
Ahli BRIN Ungkap Operasi Tersembunyi di Balik Jalan Tambang PT Position di Halmahera Timur
-
Jeritan Sunyi di Balik Tembok Maskulinitas: Mengapa Lelaki Korban Kekerasan Seksual Bungkam?
-
Mendagri Tito Dapat Gelar Kehormatan "Petua Panglima Hukom" dari Lembaga Wali Nanggroe Aceh
-
'Mereka Mengaku Polisi', Bagaimana Pekerja di Tebet Dikeroyok dan Diancam Tembak?
-
Efek Domino OTT Bupati Ponorogo: KPK Lanjut Bidik Dugaan Korupsi Monumen Reog
-
Bukan Kekenyangan, Tiga Alasan Ini Bikin Siswa Ogah Habiskan Makan Bergizi Gratis