Suara.com - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengatakan program bela negara yang saat ini telah digalakkan oleh Kementerian Pertahanan untuk menangkal segala ancaman pertahanan yang nyata, seperti terorisme, perompakan hingga bencana alam.
"Yang sangat nyata sekarang adalah teroris, perompak, penyakit hingga bencana alam karena Indonesia ini kan 'ring of fire'. Ini harus kita perhatikan," kata Ryamizard dalam acara 'Silaturrahmi dengan Pemimpin Redaksi Media Massa' di Kemhan seperti dikutip Antara di Jakarta, Kamis (10/12) malam.
Ia menjelaskan, terkait ancaman pertahanan dengan perang terbuka yang langsung berhadapan dengan alutsista antarnegara belum nyata, tetapi bisa saja terjadi di kemudian hari.
"Ancaman perang terbuka itu belum nyata. Sedikit sekali terjadi tapi juga bisa saja terjadi," jelasnya.
Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ini juga menegaskan bahwa tidak kalah penting yang perlu dihadapi ke depan itu terkait perang 'cuci otak'.
"Ke depan itu perang cuci otak. Lihat saja masa-masa ada PNS ikut ISIS, coba kalau 3-4 tahun lalu ada bela negara tidak mungkin ada yang ikut ISIS. Kita punya Pancasila sebagai pemersatu, jadi kalau tidak ada ya bubar kita," katanya.
Program bela negara untuk menumbuhkan rasa cinta dan rela berkorban bagi negara. Program itu dilakukan supaya setiap anak bangsa memiliki kesadaran dan tahu apa yang bisa dilakukan untuk negaranya.
"Bela negara itu supaya ngerti, tahu dan paham akan nilai-nilai bangsanya. Bagaimana dia bangga terhadap negaranya kalau dia tidak ngerti dan tahu tentang negaranya. Itu sasaran program bela negara," kata Ryamizard.
Ryamizard mengatakan, saat ini rasa cinta dan bangga masyarakat terhadap bangsanya sangat berkurang. Bahkan nilai-nilai luhur bangsa seperti Pancasila mulai ditinggalkan. Padahal nilai-nilai tersebut sebagai penyangga bangsa ini.
Di sisi lain, mental anak bangsa banyak yang lembek. Pengorbanan terhadap bangsanya sangat rendah. Kondisi seperti itu tidak bisa dibiarkan bertambah parah. Karena itu, program bela negara menjadi keharusan agar bisa mengembalikan mental anak bangsa yang cinta pada bangsanya.
Alutsista Dalam Negeri Dalam kesempatan itu, Menhan mengatakan, sudah waktunya bangsa ini menggunakan alutsista produksi dalam negeri dan tidak lagi bergantung pada alutsista impor atau produk negara lain.
"Alutsista harus produk dalam negeri. Kita harus bisa produk sendiri. Kita sangat bisa," katanya.
Ia menjelaskan saat sekarang, baru bisa buat panser, alat angkut, kendaraan tempur dan sejumlah peralatan ringan lainnya. Pesawat terbang sudah mulai dicoba pada masa Presiden BJ Habibie, tetapi setelah Habibie turun, proyek itu terhenti.
"Ke depan kita harus bisa. Masa belum bisa-bisa," tuturnya. (Antara)
Berita Terkait
-
Lebih dari Sekadar Angkat Senjata, Ini Cara Bela Negara di Kehidupan Sehari-hari
-
PKS Siap Perkuat Bela Negara, Tawarkan Kerja Sama Pelatihan Komcad dengan Kemenhan
-
Inovasi dari Sragen, Gaungkan Bela Negara dengan Menjaga Ketahanan Pangan
-
Tokoh Lintas Agama Nyatakan Ikrar Bela Negara: Tolak Kekerasan dan Ekstrimisme
-
Ada Zikir dan Ikrar Bela Negara di Masjid Istiqlal Besok Malam, Ini Rekayasa Lalu Lintasnya
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU
-
Rais Aam PBNU Kembali Mangkir, Para Kiai Sepuh Khawatir NU Terancam Pecah
-
Puasa Rajab Berapa Hari yang Dianjurkan? Catat Jadwal Berpuasa Lengkap Ayyamul Bidh dan Senin Kamis
-
Doa Buka Puasa Rajab Lengkap dengan Artinya, Jangan Sampai Terlewat!
-
Pedagang Korban Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati Mulai Tempati Kios Sementara
-
Buku "Jokowi's White Paper" Ditelanjangi Polisi: Cuma Asumsi, Bukan Karya Ilmiah
-
Gibran Turun Gunung ke Nias, Minta Jembatan 'Penyelamat' Siswa Segera Dibangun
-
Mensos Salurkan Santunan Rp15 Juta bagi Ahli Waris Korban Bencana di Sibolga
-
Pengamat: Sikap Terbuka Mendagri Tito Tunjukkan Kepedulian di Masa Bencana
-
Anjing Pelacak K-9 Dikerahkan Cari Korban Tertimbun Longsor di Sibolga-Padangsidimpuan