Suara.com - Kepergian politikus senior Mayjen Purn Suhardiman mendapat perhatian banyak pihak. Presiden Joko Widodo hingga para politikus khususnya Partai Golkar mendatangi rumah duka.
Sementara itu, saat ini semakin banyak tokoh-tokoh penting, baik dari Golkar maupun di luar Golkar yang mendatangi rumah duka. Sebelumnya sudah ada, Agung Laksono, Tantowi Yahya, Maurar Sirait, Fadel Muhamad, Laurens Siburian.
Seperti diketahui, pada pukul 12.15 WIB Senin dini hari tadi, Suhardiman menghembuskan nafas terakhirnya. Rencanaya, pada pukul 12.30 WIB nanti, jenazah Almarhum Suhardiman akan diberangkatkan ke Pemakaman Keluarga Kilometer 84 Evergreen, Puncak, Bogor Bogor untuk segera dimakamkan di sana.
Almarhum Suhardiman lahir di Gawok, Solo, 16 Desember 1924. Dalam dunia politik Indonesia, almarhum dijuluki dukun politik, karena dianggap memiliki kecerdasan dan ketajaman intuisi, dalam wujud indera keenam memprediksi perkembangan politik Indonesia jauh ke depan.
Suhardiman juga dikenal sebagai tokoh politik berjiwa negarawan, dengan visi dan misi politiknya tercermin dalam dinamika perjuangan SOKSI, yang didirikan dan dipimpinnya puluhan tahun.
Suhardiman, melalui SOKSI, dikenal sebagai pencetak kader pemimpin bangsa yang berjiwa kebangsaan dan negarawan.
Almarhum dikenal memiliki intuisi politik yang ditindaklanjuti dengan analisis secara rasional. Aneka pemikiran tentang pembentukan kekuatan bangsa sebagai tujuan yang kedua dari pembangunan politik, yang oleh Suhardiman disebut sebagai Trisula Politik. Yakni Power, Hukum dan Demokrasi.
Suhardiman mendorong adanya upaya modernisasi, rasionalisasi dan dinamisasi diterapkan dalam berbagai kelembagaan politik, pendidikan politik, dan pimpinan politik sebagai prasarana dalam pembangunan politik. Prasarana kelembagaan ini tidak bisa diartikan secara sempit hanya sebagai sosok fisik organisatoris, melainkan harus diartikan secara luas menyangkut sosok sosiokulturalnya.
Suhardiman sendiri sempat mengeluhkan terancamnya jati diri Indonesia dalam era modernisasi. Reformasi yang berlangsung sejak 1988, dalam pengamatan Suhardiman belum menampakkan jati diri dan arah tujuan Indonesia masa depan. Dia melihat perlunya reformasi jilid dua untuk lebih mempertegas jati diri dan tujuan masa depan Indonesia.
Di sisi karir, setelah lulus sebagai Sarjana ekonomi dari FEUI Jakarta pada 1962, Almarhum belajar hingga meraih gelar doktor Ilmu Administrasi Niaga dari Universitas 17 Agustus, Jakarta pada 1971.
Selain pendidikan umum, dia juga alumni Akademi Militer Yogyakarta (1948), Sekolah Infantri Fort Benning, AS (1971) dan Seskoad (1969). Suhardiman, bungsu dari tujuh bersaudara, itu memulai karier sebagai anggota polisi Tentara di Kediri (1945) dan anggota kawal PB Jenderal Sudirman (1947).
Setelah lulus Akademi Militer Yogyakarta (1948) dia bertugas sebagai komandan Subkomando Distrik Militer Yogya Selatan sampai dia menjabat Kaset KSAP dan Dosen SSKAD. Pada 1960-an, almarhum menjabat perwira pembantu utama Menteri Utama Ir H Juanda, mengurusi perusahaan-perusahaan negara.
Pada 1960, almarhum bersama rekan-rekan mendirikan SOKSI sebagai imbangan SOBSI/PKI, dengan ide dan konsep kekaryaan yang kemudian juga diwujudkan dalam wadah Golkar. Di SOKSI, almarhum menjabat ketua umum (1960- 1998). Kemudian melepas jabatan ketum dan menjabat Ketua MPPO SOKSI (1998-2005). Sejak 2005 menjabat Ketua Umum Dewan Penasihat SOKSI.
Suhardiman pernah menjabat Staf Ahli Menteri Urusan Stabilitas Ekonomi dan Menteri Produksi, Sekretaris Banas dan Penasehat Menperdag. Jabatan terakhir yang diembannya di lembaga tinggi negara adalah Wakil Ketua DPA-RI (1993-1998).
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Usai Periksa Dirjen PHU Kemenag, KPK Akui Kejar Juru Simpan Hasil Korupsi Kuota Haji
-
Nyesek! Disita KPK dari Ustaz Khalid Basalamah Terkait Korupsi Haji, Uang Jemaah Tak Bisa Kembali?
-
KPK Ungkap Kasus Kredit Fiktif BPR Jepara Artha Rugikan Negara Hingga Rp 254 Miliar
-
Reno dan Farhan Masih Hilang, KemHAM: Jangan Buru-buru Disebut Korban Penghilangan Paksa!
-
Mardiono Didukung Jadi Caketum PPP Jelang Muktamar X, Amir Uskara Komandoi Tim Relawan Pemenangan
-
Terkuak! Alasan Ustaz Khalid Basalamah Cicil Duit Korupsi Haji ke KPK
-
Periksa Dirjen PHU Hampir 12 Jam, KPK Curiga Ada Aliran Uang Panas dari Kasus Korupsi Kuota Haji
-
Mardiono Tanggapi Munculnya Calon Ketum Eksternal: PPP Punya Mekanisme dan Konstitusi Baku
-
Solidaritas Komunitas Kripto, Salurkan Bantuan Logistik untuk Korban Banjir di Bali
-
Dirut BPR Jepara Artha Dkk Dapat Duit hingga Biaya Umrah dalam Kasus Kredit Fiktif