Suara.com - Jali (55), pengemudi Gojek menayakan maksud Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang melarangan ojek maupun taksi berbasis online beroperasi.
Menurut Jali, kalau Kemenhub beralasan ojek dan uber taksi tidak memenuhi ketentuan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan serta Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 Tentang Angkutan Jalan, kenapa tidak segera dibikin aturannya.
"Kalau mau melarang ojek online beroprasi gara-gara nggak ada aturanya, kenapa dia (Kemenhub) nggak dibuat saja aturannya, kan dia pemerintah," katanya saat ditemui wartawan suara.com di Jalan Merpati, Jakarta Selatan, Jumat (18/12/2015).
Lelaki yang sudah hampir dua tahun menjadi pengemudi Gojek itu menilai, keputusan pemerintah menghapus ojek dan taksi berbasis online tidak tak tepat. Sebab, sampai saat ini konsumen ojek dan taksi online merasa puas dan nyaman.
"Kami kan dari orang pangkalan semua ini yang jadi Gojek. Lagipula penumpang juga nyaman kok, pakai ojek berbasis online. Boleh hapus tapi kalau penumpang sudah merasa nggak membutuhkan lagi," jelasnya.
Di sisi lain dia juga menayakan nasib para ribuan pengemudi ojek online bila dilarang beroperasi. "Emang kementerian perhungungan siapin lapngan kerja, Gojek aja drivernya 150 ribu orang, bisa nggak dia ciptain?, jangan cuma main larang-larang saja," tegasnya.
Diberitakan sebelumnha, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Djoko Sasono mengatakan pelarangan beroperasi tersebut tertuang dalam Surat Pemberitahuan Nomor UM.3012/1/21/Phb/2015 yang ditandatangani oleh Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, tertanggal 9 November 2015.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Mutasi Polri: Jenderal Polwan Jadi Wakapolda, 34 Srikandi Lain Pimpin Direktorat dan Polres
-
Tinjau Lokasi Bencana Aceh, Ketum PBNU Gus Yahya Puji Kinerja Pemerintah
-
Risma Apresiasi Sopir Ambulans dan Relawan Bencana: Bekerja Tanpa Libur, Tanpa Pamrih
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai