Suara.com - Sepanjang tahun 2015 merupakan tahun berat bagi industri media di Indonesia. Perekonomian melambat membuat sejumlah industri di dalam negeri kesulitan mengembangkan usaha. Hal ini berdampak kepada industri media yang banyak tergantung pada iklan dan langganan. Akibatnya, sejumlah media gulung tikar, gagal membiayai operasional atau pihak investor menarik diri karena terus merugi.
Hal ini diungkapkan Ketua Bidang Advokasi Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Iman D Nugroho saat menggelar konferensi pers si Kedai Tjikini, Minggi (20/12/2015).
Ia menjelaskan, sepanjang tahun 2015 ini sedikitnya dari 117 surat kabar yang ada di Indonesia, 16 surat kabar telah gulung tikar. Sementara untuk majalah dari 170 unit menjadi 132 majalah. Untuk media nasional, penutupan surat kabar terjadi pada Harian Bola Kompas Grup, Harian Jurnas, hingga Jakarta Globe. Sementara Surat Kabar Sinar Harapan yang dikabarkan berhenti beroperasi pada awal tahun 2016, karena investor menarik diri, dikabarkan tengah mencari pemodal baru dan berharap bisa hidup lagi.
Lonceng kematian media cetak ini tidak hanya terjadi di Jakarta. Surat kabar sejumlah daerah juga telah gulung tikar. Sebut saja, Tabloid Mingguan Cempaka, Jawa tengah, Koran Selebes dan Koran Inilah Sulsel di Makassar, Harian Jambi Today dan Koran Jambi, dan sejumlah media lainnya di seluruh Indonesia. Bila surat kabar masih bisa bertahan, pada umumnya memangkas jumlah halaman atau mengurangi hari terbit, sehingga ongkos produksi koran bisa dikurangi.
Lalu apa penyebab media cetak berguguran? Menurut Iman D Nugroho setidaknya ada tiga penyebab mengapa media dulung tikar sepanjang 2015. Ada perlambatan ekonomi. Sehingga industri media kesulitan untuk mengembangkan perusahaannya lantaran biaya operasional yang meningkat. Seperti kertas koran yang mahal dan sebagainya. Sehingga mereka terpaksa harus tutup dan ketiga terkait kemajuan teknologi yang mengubah perilaku pembaca dari konvensional media ke media baru, yaitu berbasis digital.
Situasi untuk industri media cetak memang lebih berat dibandingkan dengan media online. Penyebab kedua, adanya migrasi pola baca sebagian masyarakat dari media cetak ke media online (internet). Penetrasi internet yang semakin dalam di kehidupan masyarakat Indonesia membuat keberadaan surat kabar semakin banyak ditinggalkan. “Data asosiasai pengguna internet, jumlah penguna internet di Indoensia sudah mencapai 100 juta pengguna.
Sekjen AJI Indonesia Arfi Bambani Amri mendesak kepada perusahaan media yang menutup usahanya, atau mengurangi jumlah karyawan untuk memenuhi hak-hak pekerja. “Kami mendorong penyelesaian secepatnya, sehingga baik pihak perusahaan maupun karyawan agar masinh-masing segera move on. Tidak tersandera oleh kasus perbutuhan.” kata dia.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 5 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Kolagen untuk Hilangkan Kerutan, Murah Meriah Mudah Ditemukan
- 6 Hybrid Sunscreen untuk Mengatasi Flek Hitam di Usia Matang 40 Tahun
- Patrick Kluivert Dipecat, 4 Pelatih Cocok Jadi Pengganti Jika Itu Terjadi
Pilihan
-
Emas Terbang Tinggi! Harga Antam Tembus Rp 2.596.000, Cetak Rekor di Pegadaian
-
Bikin Geger! Gunung Lawu Dilelang jadi Proyek Geothermal, ESDM: Sudah Kami Keluarkan!
-
Uang MBG Rp100 T Belum Cair, Tapi Sudah Dibalikin!, Menkeu Purbaya Bingung
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Kamera Terbaik Oktober 2025
-
Keuangan Mees Hilgers Boncos Akibat Absen di FC Twente dan Timnas Indonesia
Terkini
-
Bro Ron PSI dan Ahmad Sahroni Bertemu, Sinyal Kejutan 10 November Menguat
-
Imbas Protes Acara Trans7, Roy Murtadho Skakmat Gus Yahya 'Tiarap' Bicara Isu Ini: Mana Suara Anda?
-
Ahmad Luthfi Pimpin Penanaman Jutaan Bibit Mangrove Secara Serentak, Catatkan Rekor Muri
-
Instagram Gubernur Banten 'Diserbu' Netizen Buntut Nonaktifkan Kepala SMAN 1 Cimarga
-
Kapolda Metro: Mobil Patroli Pamapta Bensin Sudah Full, Nggak Ada Lagi Mampir ke Tempat Hiburan!
-
Golkar Curhat: Pak Bahlil Sering Kali Di-framing Jahat di Ruang Publik
-
Permintaan Maaf Tak Cukup, Trans7 Digeruduk PWNU DKI
-
Bus Royaltrans Terbakar di Tol Dalam Kota, Transjakarta Minta Maaf dan Janji Evaluasi Armada
-
Lagi, Massa NU Kepung Gedung Trans7 Imbas Program 'Xpose Uncensored', Apa Tuntutan Mereka?
-
5 Fakta Kasus Penamparan Siswa SMAN 1 Cimarga Berujung Penonaktifan Kepsek dan Kritik Keras