Suara.com - Rapat paripurna DPR, Senin (11/1/2016), terhambat karena alat pengeras suara merek Bosch jenis DCN Multimedia bermasalah. Rapat sampai berhenti beberapa menit.
Awalnya, rapat dimulai dengan pembacaan agenda pelantikan Ade Komaruddin menjadi ketua DPR. Sebelum agenda tersebut disetujui, hujan interupsi dari anggota DPR.
Interupsi bermula dari anggota Fraksi Golkar Azhar Romli yang mempertanyakan keabsahan agenda pelantikan Ade. Menurutnya, pelantikan ini tidak sah karena melalui rapat badan musyawarah. Dia beranggapan masa sidang belum dimulai, tapi rapat alat kelengkapan dewan sudah dilakukan.
Interupsi pun meluncur dari anggota lain menanggapi interupsi tersebut. Hingga lalu lintas suara di ruang sidang terlalu riuh.
"Saya belum mengerti sistem mikrofon ini. Saya sulit mengendalikan mic ini," kata Fahri Hamzah yang memimpin rapat paripurna.
Suara anggota DPR yang interupsi pun saling bersahutan, masing-masing menyampaikannya dengan lantang. Karena rebutan, suara mereka pun menjadi tidak jelas.
"Sistem microphone baru ini sangat sensitif," kata Fahri.
Tidak lama setelah Fahri bilang begitu, rapat terhenti lantaran microphone yang masih baru itu tiba-tiba mati. Alat tersebut baru berfungsi beberapa menit kemudian.
"Terus terang, kalau begini, setelah (isu anggaran) parfum, dan pewangi, nanti akan muncul soal mic," kata Fahri.
Microphone berfungsi, giliran semua lampu indikator microphone yang ada di meja anggota DPR menyala. Lampu indikator ini berfungsi untuk menandai siapa yang sedang ingin bicara. Tapi karena semua aktif, semua orang bisa berbicara, akibatnya riuhlah suasana.
"Kalau seperti ini suaranya seperti disadap," kata Fahri.
"Interupsinya tidak sampai ke kami karena suaranya terganggu," Fahri menambahkan.
Fahri kemudian meminta izin untuk membacakan surat yang masuk ke DPR sambil menunggu ada perbaikan teknis dari microphone.
Setelah membacakan surat, Fahri melanjutkan dengan membacakan adanya pergantian antar waktu dua anggota Fraksi PDI Perjuangan yaitu Eva Kusuma Sundari menggantikan Pramono Anung dan Tuti Roosdiono menggantikan Tjahjo Kumolo.
Sidang pun dilanjutkan dengan pelantikan kedua anggota. Saat ini, sidang masih berlangsung.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
Terkini
-
Pramono Sebut UMP Jakarta 2026 Naik, Janji Jadi Juri Adil Bagi Buruh dan Pengusaha
-
Polda Metro Bongkar Bisnis Aborsi Ilegal Modus Klinik Online: Layani 361 Pasien, Omzet Rp2,6 Miliar
-
Beda dengan SBY saat Tsunami Aceh, Butuh Nyali Besar Presiden Tetapkan Status Bencana Nasional
-
Kronologi Pembunuhan Bocah 9 Tahun di Cilegon, Telepon Panik Jadi Awal Tragedi Maut
-
Gubernur Bobby Nasution Serahkan Bantuan KORPRI Sumut Rp2 Miliar untuk Korban Bencana
-
Gubernur Bobby Nasution Siapkan Lahan Pembangunan 1.000 Rumah untuk Korban Bencana
-
Misteri Kematian Bocah 9 Tahun di Cilegon, Polisi Periksa Maraton 8 Saksi
-
Rencana Sawit di Papua Dikritik, Prabowo Dinilai Siapkan Bencana Ekologis Baru
-
Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
-
Geledah Kantor dan Rumah Dinas Bupati Lampung, KPK Sita Uang Ratusan Juta Rupiah