Suara.com - Pertemuan konsultasi Presiden Joko Widodo dengan pimpinan lembaga negara di Istana Negara, Selasa (19/1/2016), salah satunya adalah untuk membahas penanganan terorisme setelah terjadinya serangan terduga teroris di kawasan Jalan MH Tharim di Jakarta baru-baru ini.
"Dalam kesempatan ini (pertemuan konsultasi), saya ingin menyampaikan beberapa hal. Yang pertama berkaitan dengan ancaman terorisme," kata Presiden Joko Widodo saat berpidato dalam pertemuan dengan para pimpinan lembaga negara di Istana Negara.
Presiden mengungkapkan baru terjadi ledakan dan serangan senjata di Jalan Thamrin Jakarta Pusat, Kamis (14/1), namun pihak keamanan telah mengatasi dengan cepat.
"Alhamdulillah tindakan cepat dari aparat keamanan dapat mengatasi aksi teror itu dengan cepat dengan hitungan jam aksi teror dapat diatasi dan dunia internasional juga mengapresiasi," kata Presiden.
Presiden mengungkapkan dirinya telah memerintahkan Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti untuk mengejar,menangkap, mengusut jaringan yang berkaitan dengan aksi terorisme ini dan berhasil memulihkan situasi menjadi normal kembali.
Presiden berharap melalui momentum yang ada ini ingin mengajak kembali untuk mengkaji penguatan instrumen pencegahan tindak pidana terorisme.
"Payung hukum dalam UU Nomor 15/2003 dan UU Nomor 9/2013 apakah cukup memadai dalam melakukan pencegahan aksi terorisme atau memang perlu direvisi karena memang perubahan yang sangat cepat," kata Jokowi.
Pertemuan konsultasi Presiden dengan pimpinan lembaga negara dihadiri oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla beserta beberapa menteri Kabinet Kerja, Ketua MPR Zulkifli Hasan didampingi Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang, Ketua DPR Ade Komarudin, Ketua Mahkamah Konstitusi Arief Hidayat, Wakil Ketua Mahkamah Agung Suwardi, Ketua Komisi Yudisial sementara Maradaman Harahap, Ketua BPK Harry Azhar Azis.
Presiden menyatakan tujuan pertemuan konsultasi dengan pimpinan lembaga negara ini untuk meneguhkan semangat, meneguhkan tekad, meneguhkan komitmen bersama untuk membangun negara Indonesia menuju ke masa depan lebih baik.
"Dan juga membangun sinergi diantara lembaga-lembaga negara serta bertukar pikiran membahas masalah-masalah fundamental yang ada di negara kita," katanya. (Antara).
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Roy Suryo Ikut 'Diseret' ke Skandal Pemalsuan Dokumen Pemain Naturalisasi Malaysia
-
Harga Emas Hari Ini: Antam Naik Lagi Jadi Rp 2.338.000, UBS di Pegadaian Cetak Rekor!
-
Puluhan Siswa SD di Agam Diduga Keracunan MBG, Sekda: Dapurnya Sama!
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
Terkini
-
Cak Imin Dorong Sekolah Umum Terapkan Pola Pendidikan Sekolah Rakyat: Ini Alasannya!
-
Warga Manggarai Tak Sabar Tunggu Proyek LRT Fase 1B Rampung, Macet Dianggap Sementara
-
Lewat Sirukim, Pramono Sediakan Hunian Layak di Jakarta
-
SAS Institute Minta Program MBG Terus Dijalankan Meski Tuai Kontroversi: Ini Misi Peradaban!
-
Dua Kakek Kembar di Bekasi Lecehkan Difabel, Aksinya Terekam Kamera
-
Jadwal SIM Keliling di 5 Wilayah Jakarta Hari Ini: Lokasi, Syarat dan Biaya
-
Dana Bagi Hasil Jakarta dari Pemerintah Pusat Dipangkas Rp15 Triliun, Pramono Siapkan Skema Ini
-
KemenPPPA Dorong Evaluasi Program Makan Bergizi Gratis Pasca Kasus Keracunan
-
BGN Enggan Bicara Sanksi untuk Dapur MBG, Malah Sebut Mereka 'Pejuang Tanah Air'
-
Agus Suparmanto Sah Pimpin PPP, Mahkamah Partai Bantah Dualisme Usai Muktamar X Ancol