Petugas Labfor Bareskrim Polri melakukan olah TKP ledakan bom di Starbucks Coffe Sarinah, Jakarta, Kamis (14/1). [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Baca 10 detik
Fraksi Gerindra menganggap revisi UU Terorisme belum urgen direvisi. Usulan revisi sebelumnya dicetuskan Pemerintah setelah melihat perkembangan teror yang belakangan terjadi.
"Menurut saya nggak urgen banget. Kalau indikatornya peristiwa kemarin, menurut saya itu bisa ditangani dengan baik. Urgensinya harus kita kaji ulang," kata Anggota Fraksi Gerindra Desmon J Mahesa di DPR, Rabu (20/1/2016).
Menurut Wakil Ketua Komisi III ini, yang penting sekarang ini adalah mengklarifikasi pelaku teror penembakan dan pengeboman di Jalan Thamrin, Jakarta. Sebab, pelakunya sudah disebut polisi berasal dari ISIS, namun faktanya masih terbantahkan.
"Yang penting sekarang itu diklarifikasi, apakah betul ISIS, ini kan nggak jelas," ujarnya.
Anggota Fraksi Gerindra lainnya, Supratman Andi Agtas mengatakan, UU teroris yang saat ini berlaku masih cukup baik. Menurutnya, yang penting adalah kordinasi antar-instansi. Seperti, Badan Intelejen Negara (BIN) dan Badan Nasional Penanggulangan Teror (BNPT), serta kepolisian yang saling bekerjasama.
"Kalau kami berpandangan masih cukup baik. Kita harap supaya tidak ada tumpang tindih dalam penanganan terorisme, yang diperlukan adalah kordinasi," kata Supratman.
Ketua Badan Legislatif (Baleg) ini, mengatakan, daripada menambah revisi UU Terorisme ini, DPR seharusnya menyelesaikan tugas Program Legislasi Nasional (Prolegnas) DPR 2015. Ada 37 RUU yang belum selesai ditangani.
"Rapat kemarin dengan seluruh pimpinan Komisi untuk Prolegnas, supaya tidak menambah dulu RUU dulu agar menyelesaikan prolegnas 2015, karena itu akan menambah bean. Kalau Prolegnas 2015 bisa diselesaikan dipertengahan tahun, bisa diselesaikan, tiap komisi bisa menambah 2 RUU lagi," kata Supratman.
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Bongkar Gurita Korupsi Pertamina, Kejagung Periksa Jaringan Lintas Lembaga
-
Guntur Romli Murka, Politikus PDIP 'Rampok Uang Negara' Terancam Sanksi Berat: Sudah Masuk Evaluasi!
-
Dasco: UU Anti-Flexing Bukan Sekadar Aturan, tapi Soal Kesadaran Moral Pejabat
-
Harta Kekayaan Minus Wahyudin Moridu di LHKPN, Anggota DPRD Ngaku Mau Rampok Uang Negara
-
Dapat Kesempatan Berpidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Bakal Terbang ke New York?
-
SPBU Swasta Wajib Beli BBM ke Pertamina, DPR Sebut Logikanya 'Nasi Goreng'
-
Menkeu Purbaya hingga Dirut Pertamina Mendadak Dipanggil Prabowo ke Istana, Ada Apa?
-
Bukan Kursi Menteri! Terungkap Ini Posisi Mentereng yang Disiapkan Prabowo untuk Mahfud MD
-
Jerit Konsumen saat Bensin Shell dan BP Langka, Pertamina Jadi Pilihan?
-
Warga Jakarta Siap-siap, PAM Jaya Bakal Gali 100 Titik untuk Jaringan Pipa di 2026