Suara.com - Ratusan mantan anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Desa Karya Jaya, Samboja, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, akhirnya mengucapkan syahadat sebagai ikrar mereka kembali ke ajaran Islam.
"Pengucapan syahadat oleh bekas anggota kelompok Gafatar tersebut dipimpin Ketua MUI Samboja K.H. Saifuddin Marzuki dengan disaksikan unsur Musyawarah Pimpinan Kecamatan Samboja, Kepala Kementarian Agama Kutai Kartanegara, Kantor Urusan Agama Samboja, tokoh masyarakat, tokoh adat, ormas, dan LSM serta dihadiri sekitar 1.500 warga Samboja dan sekitarnya," ujar Kepala Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Dafip Haryanto yang dihubungi dari Samarinda, Rabu (20/1) malam.
Pada Rabu (20/1) sekitar pukul 10.30 Wita, katanya, dilaksanakan pertemuan di Kantor Desa Karya Jaya yang dipimpin komandan Koramil Samboja yang juga dihadiri kepala Polsek Samboja serta sejumlah tokoh masyarakat di daerah itu.
Pertemuan tersebut, katanya, membicarakan langkah-langkah terkait dengan rencana pengucapan dua syahadat oleh bekas anggota Gafatar.
Pertemuan kembali dilanjutkan antara warga dengan mantan anggota kelompok Gafatar di Masjid Al-Huda, Desa Karya Jaya.
Pada pertemuan tersebut, ratusan warga meminta agar bekas anggota kelompok Gafatar meninggalkan Kecamatan Samboja.
Warga memberi tenggang waktu selama tujuh hari atau hingga 27 Januari 2016 kepada mantan anggota kelompok Gafatar untuk meninggalkan Kecamatan Samboja.
Hingga usai pertemuan dengan bekas anggota kelompok Gafatar, katanya, situasi kamtibmas di Kutai Kartanegara, khususnya di Kecamatan Samboja, tetap aman dan kondusif.
"Setelah pengucapan syahadat oleh mantan anggota kelompok Gafatar tersebut, dilanjutkan shalat berjamaah kemudian dialog antara warga dan mantan anggota Gafatar tersebut. Hingga selesai pertemuan tersebut, situasi tetap aman dan kondusif," kata Dafip Haryanto.
Kapolres Kutai Kartanegara Ajun Komisaris Besar Handoko meminta masyarakat di daerah itu menghormati keputusan pada pertemuan dengan mantan anggota Gafatar tersebut.
"Tentunya, kita ingin situasi di Kutai Kartanegara tetap kondusif sehingga semua harus menghormati apapun hasil dari keputusan tersebut," ujarnya.
Kapolsek Samboja Ajun Komisaris Polisi Dika Yosef Anggara menyatakan keberadaan kelompok Gafatar di daerah itu mulai terpantau sejak pertengahan Agustus 2015 yang awalnya hanya berjumlah 30 orang dan saat ini bertambah menjadi 227 orang.
Anggota Gafatar tersebut, kata dia, umumnya berasal dari berbagai kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan.
"Anggota Gafatar itu awalnya hanya berjumlah 30 orang kemudian terus bertambah dan saat ini sudah mencapai 227 orang sehingga setiap bulan bertambah antara 20 sampai 30 orang," katanya.
Setelah dilakukan pertemuan bersama warga, unsur musyawarah pimpinan kecamatan, kata dia, terungkap ada sekitar 201 yang mengaku sebagai bekas anggota Gafatar, sedangkan 26 orang mengaku baru datang.
"Mereka mengaku berasal dari berbagai kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan dan datang ke Samboja untuk mengubah nasib. Aktivitas mereka adalah bertani dan sejauh ini kami memang belum melihat adanya aktivitas mencurigakan dari kelompok itu," katanya.
Awalnya, masyarakat belum terlalu resah atas keberadaan mereka. Namun, karena anggota terus bertambah banyak, masyarakat mulai khawatir.
"Dan mendatangi permukiman mereka," ujar Dika Yosef Anggara.
Sejak awal kedatangan kelompok Gafatar pada pertengahan Agustus 2015, Polsek Samboka terus memantau kegiatan mereka.
"Sejak mereka mulai masuk, kami sudah mulai pantau dan terus melakukan pertemuan, mencegah warga bergerak. Hari ini (20/1) kami mendahului massa untuk menghindari hal-hal yang tidak dinginkan," kata Dika Yosef Anggara. (Antara)
Tag
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Perkuat Ekosistem Bisnis, BNI dan Anak Usaha Dorong Daya Saing UMKM di wondr JRF Expo
-
Dosen Merapat! Kemenag-LPDP Guyur Dana Riset Rp 2 Miliar, Ini Caranya
-
Lewat Bank Sampah, Warga Kini Terbiasa Daur Ulang Sampah di Sungai Cisadane
-
Tragis! Lexus Ringsek Tertimpa Pohon Tumbang di Pondok Indah, Pengemudi Tewas
-
Atap Arena Padel di Meruya Roboh Saat Final Kompetisi, Yura Yunita Pulang Lebih Awal
-
Hadiri Konferensi Damai di Vatikan, Menag Soroti Warisan Kemanusiaan Paus Fransiskus
-
Nyaris Jadi Korban! Nenek 66 Tahun Ceritakan Kengerian Saat Atap Arena Padel Ambruk di Depan Mata
-
PLN Hadirkan Terang di Klaten, Wujudkan Harapan Baru Warga di HLN ke-80
-
Geger KTT ASEAN: Prabowo Dipanggil Jokowi, TV Pemerintah Malaysia Langsung Minta Maaf
-
88 Tas Mewah Sandra Dewi Cuma Akal-akalan Harvey Moeis, Bukan Endorsement?