Suara.com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Lebak, Banten, meminta warga menerima mantan pengikut Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang saat ini masih dalam kepulangan dari Kalimantan Barat.
"Kami berharap warga maupun tokoh-tokoh masyarakat dapat menerima kembali mantan anggota Gafatar," kata Sekertaris Umum MUI Kabupaten Lebak, KH Achmad Bukhori di Lebak, Minggu.
Selama ini, warga Gafatar Kabupaten Lebak belum kembali ke kampung halaman, namun mereka masih dalam perjalanan. Berdasarkan informasi mantan anggota Gafatar itu menggunakan kapal KRI Teluk Banten setelah ditolak masyarakat Kalimantan Barat.
Saat ini, jumlah anggota Gafatar Lebak mencapai 27 orang dari lima kepala keluarga. Oleh karena itu, masyarakat berharap bisa menerima dan merangkul kepada anggota Gafatar yang hendak kembali ke kampung halaman.
Namun, sebelum dikembalikan pada masyarakat terlebih dahulu mendapat pembinaan dari ulama maupun kiyai. Sebab, perbuatan anggota Gafatar sesat dan menyesatkan sehingga perlu diluruskan kembali pemahaman akidahnya.
"Kami berharap masyarakat dapat menerima anggota Gafatar tanpa kekerasan, kedengkian maupun kebencian," katanya.
Menurut dia, sebelumnya warga Lebak menolak mantan pengikut Gafatar kembali ke kampung halaman. Penolakan warga itu dengan alasan mereka sebelumnya sudah berjanji meninggalkan aktivitas maupun kegiatan Gafatar.
Mantan anggota Gafatar itu yakni keluarga Muhaemin (45) bersama istri dan dua anak, Sanimah (40) dengan suami dan lima anak, Maman (45) bersama isteri, mertua, orang tua dan dua anak serta Darna (30) dengan istri dan dua anak serta Harun (62) berikut isteri dan dua anak.
Mereka meninggalkan kampung halaman di Kampung Cibungur Pasir Desa Rangkasbitung Timur tanpa pesan maupun kabar kepada orang tua, mertua, tetangga dan saudara bersangkutan.
Mereka tercatat bagian dari 27 jiwa anggota Gafatar yang menghilang setelah dijemput kendaraan pada dini hari dengan tujuan ke Kalimantan Barat.
"Kami minta warga bisa kembali menerima anggota mantan Gafatar, namun mereka sudah berjanji meninggalkan ajaran sesat," katanya.
Ketua Badan Koordinasi Pengawasan Aliran Kepercayaan (Bakorpakem) Kabupaten Lebak Rini Hartati mengatakan pihaknya akan terus berusaha agar masyarakat tidak menolak kedatangan mantan anggota Gafatar.
"Kami akan melakukan penyuluhan kepada masyarakat agar tidak terlalu radikal sehingga menimbulkan gejolak," kata Rini yang juga Kepala Kejaksaan Negeri Rangkasbitung itu. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Perkuat Ekosistem Bisnis, BNI dan Anak Usaha Dorong Daya Saing UMKM di wondr JRF Expo
-
Dosen Merapat! Kemenag-LPDP Guyur Dana Riset Rp 2 Miliar, Ini Caranya
-
Lewat Bank Sampah, Warga Kini Terbiasa Daur Ulang Sampah di Sungai Cisadane
-
Tragis! Lexus Ringsek Tertimpa Pohon Tumbang di Pondok Indah, Pengemudi Tewas
-
Atap Arena Padel di Meruya Roboh Saat Final Kompetisi, Yura Yunita Pulang Lebih Awal
-
Hadiri Konferensi Damai di Vatikan, Menag Soroti Warisan Kemanusiaan Paus Fransiskus
-
Nyaris Jadi Korban! Nenek 66 Tahun Ceritakan Kengerian Saat Atap Arena Padel Ambruk di Depan Mata
-
PLN Hadirkan Terang di Klaten, Wujudkan Harapan Baru Warga di HLN ke-80
-
Geger KTT ASEAN: Prabowo Dipanggil Jokowi, TV Pemerintah Malaysia Langsung Minta Maaf
-
88 Tas Mewah Sandra Dewi Cuma Akal-akalan Harvey Moeis, Bukan Endorsement?