Suara.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai menerapkan sistem Key Performance Indicator. Sistem KPI bertujuan untuk mengukur kinerja Pegawai Negeri Sipil. Sehingga tunjangan kinerja daerah mereka dapat maksimal.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengatakan sistem tersebut baru akan dioprasikan pada 1 Mei 2016. Apabila mereka tidak memenuhi target kerja tak menutup kemungkinan pejabat tersebit akan digantikan.
"Kalau saya tidak jadi Gubernur lagi, kawan-kawan PNS bisa aman. Dia tahu persis, saya dicopot kenapa? Semua ada angka. Saya pengen bukan laporan. Jadi kaya swasta. Target kamu apa? Dia bikin target," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (15/4/2016).
Ahok mengklaim dengan adanya sistem tersebut, PNS juga tidak akan bisa lagi bermain proyek. Sebab semua pekerjaan akan tercatat di sistem KPI, sehingga membuat PNS berlomba-lomba mencapai target untuk memberikan pelayanan yang terbaik untuk warga Jakarta.
"Kalian mau doain saya mati nggak pengaruh. Anda mau baik-baikin saya pun kalau KPI tidak dipenuhi maka akan diputus," katanya.
Memurut Ahok seluruh pejabat di eselon I sampai dengan IV bisa saling mengawasi bawahannya. Mereka juga diminta untuk lapor apabila ada bawahannya tak bekerja maksimal.
"Eselon III dan IV kan ngawasin, sudah ada target juga. Saya kira mesti atur pasukan kalau nggak dia yang dicopot. Yang eselon III dan IV saya udah umumkan, kalau atasan kamu tidak bener harus lapor," jelas Ahok.
Setelah Jakarta menerapkan sistem KPI nanti, Ahok berharap daerah-daerah lain di Indonesia bisa mengikutinya. "Ini KPI pertama dipemerintah daerah ini bisa jadi model nasional," kata mantan Bupati Belitung Timur itu.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO