Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta M. Taufik dan rombongan mendatangi kantor DPD PDI Perjuangan. Disambut Sekretaris DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi [suara.com/Ummi Hadyah Saleh]
Politisi Gerindra Sufmi Dasco Ahmad tidak mempermasalahkan kedekatan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dengan PDI Perjuangan, terutama menjelang pemilihan kepala daerah Jakarta periode 2017-2022.
"Kami tunggu saja (sikap Ahok-PDI Perjuangan), tidak apa-apa. Yang jelas, kami tidak dukung (petahana)," kata Dasco di DPR, Selasa (7/6/2016).
Seperti diketahui, Gerindra saat ini sedang mendekati PDI Perjuangan dan sejumlah partai politik untuk koalisi mengusung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta. Gerindra sudah memiliki tiga kandidat kuat versi mereka, yaitu Yusril Ihza Mahendra, Sandiaga Uno, dan Sjafrie Sjamsoeddin. Meski telah ditemui pimpinan Gerindra untuk membicarakan persiapan pilkada, PDI Perjuangan belum memutuskan sikap apakah mau koalisi atau tidak.
"Kami tunggu saja (sikap Ahok-PDI Perjuangan), tidak apa-apa. Yang jelas, kami tidak dukung (petahana)," kata Dasco di DPR, Selasa (7/6/2016).
Seperti diketahui, Gerindra saat ini sedang mendekati PDI Perjuangan dan sejumlah partai politik untuk koalisi mengusung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta. Gerindra sudah memiliki tiga kandidat kuat versi mereka, yaitu Yusril Ihza Mahendra, Sandiaga Uno, dan Sjafrie Sjamsoeddin. Meski telah ditemui pimpinan Gerindra untuk membicarakan persiapan pilkada, PDI Perjuangan belum memutuskan sikap apakah mau koalisi atau tidak.
Sejauh ini, Gerindra tetap optimistis dapat mengusung pasangan kandidat DKI 1 dan DKI 2 bersama partai koalisi.
Gerindra, kata Dasco, sekarang masih mengatur strategi untuk itu.
Gerindra, kata Dasco, sekarang masih mengatur strategi untuk itu.
Dasco tidak mau bicara lebih jauh mengenai kedetakan Ahok dengan PDI Perjuangan.
"Saya tidak mau mencampuri urusan PDIP. Yang jelas, di Gerindra (Ahok) juga murtad, gimana?" kata Dasco.
Sejak Ahok keluar dari Partai Gerindra setelah berhasil menang di pilkada Jakarta, sebagian elite Gerindra tak bersimpati lagi dengan Ahok. Itu sebabnya, mereka antimendukung Ahok.
Politisi-poitisi Gerindra masih kesal ketika mengingat Pilkada Jakarta tahun 2012. Ketika itu, Ahok dipasangkan dengan Joko Widodo oleh koalisi PDI Perjuangan dan Gerindra. Setelah berkuang keras, koalisi ini berhasil memenangkan pemilihan menghadapi koalisi gemuk.
Jelang pilkada Jakarta, Ahok menyatakan maju melalui jalur non partai politik. Dia memilih Heru Budi Hartono sebagai pasangan. Mereka didukung relawan Teman Ahok dan relawan Partai Nasional Demokrat dan Hanura.
Langkah Ahok membuat partai-partai politik merapatkan barisan.
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh
-
Pakar Tolak Keras Gagasan 'Maut' Bahlil: Koalisi Permanen Lumpuhkan Demokrasi!
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU
-
Rais Aam PBNU Kembali Mangkir, Para Kiai Sepuh Khawatir NU Terancam Pecah
-
Puasa Rajab Berapa Hari yang Dianjurkan? Catat Jadwal Berpuasa Lengkap Ayyamul Bidh dan Senin Kamis
-
Doa Buka Puasa Rajab Lengkap dengan Artinya, Jangan Sampai Terlewat!
-
Pedagang Korban Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati Mulai Tempati Kios Sementara
-
Buku "Jokowi's White Paper" Ditelanjangi Polisi: Cuma Asumsi, Bukan Karya Ilmiah