Suara.com - Belasan titik di empat kecamatan yang berada di Kawasan Bukit Menoreh, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, terkena bencana longsor akibat hujan deras yang mengguyur wilayah ini, Sabtu (18/6/2016) kemarin.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo Gusdi Hartono mengatakan bencana yang terjadi di Kulon Progo dibagi dalam tiga kategori yakni banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang.
Banjir menerjang enam kecamatan di wilayah selatan yakni Temon, Wates, Panjatan, Galur, dan Lendah, dimana ada 24 titik yang menyebabkan ratusan rumah terendam banjir.
Kemudian bencana tanah longsor ada 18 titik di wilayah Perbukitan Menoreh yakni Kecamatan Kokap, Girimulyo, Samigaluh, Kalibawang, dan Pengasih yang menyebabkan beberapa rumah terkena longsor dan puluhan jalan kabupaten dan jalan desa tertimbun tanah longsor.
Selanjutnya, bencana pohon tumbang hanya terjadi di tiga titik dengan puluhan pohon tumbang yang mengganggu aktivitas masyarakat.
"Saat ini, tim relawan, tanaga dan TRC sudah melakukan pembersihan ruas jalan yang tertimbun tanah longsor. Selain itu, warga juga secara gotong royong membersihkan rumah dan pohon tumbang secara mandiri. Kemudian, longsoran tanah yang tidak dapat ditangani secara manual, kami akan menerjunkan alat berat," kata Gusdi, Minggu (19/6/2016).
Ia mengatakan berdasarkan informasi yang masuk, bencana tanah longsor di Kecamatan Girimulyo terdapat di sembilan titik di empat desa yakni Giripurwo, Pendoworejo, Purwosari, dan Jatimulyo.
Di Desa Giripurwo ada satu titik longsor yang menghalangi jalan kabupaten di Jalan Tompak, Desa Giripurwo. Di Desa Pendoworejo ada tiga titik longsor yaitu tebing longsor di Jalan Desa, tepatnya di Padukuhan Ngroto, Pendoworejo yang mengakibatkan badan jalan penuh dengan tanah dan batu.
Titik longsor yang kedua ada di Padukuhan Kamal, Pedoworejo. Titik longsor yang ketiga ada di jalan kabupaten, tepatnya di Padukuhan Gunturan, Pendoworejo.
Di Desa Purwosari ada empat titik longsor meliputi tebing longsor di Ponces, Tawang, Purwosari, tebing longsor yang menutup jalan desa di Padukuhan Gedong, Purwosari. Titik ketiga tebing longsor di Prangkokan, Purwosari, dan titik longsor yang terakhir ada di Penggung, Purwosari, longsoran mengenai rumah milik Sutarno, namun tidak ada korban jiwa.
Selanjutnya, di Desa Jatimulyo ada satu titik longsor yaitu di jalan kabupaten tepatnya ada di Jalan Kalilengking, Gendu, Desa Jatimulyo.
"Warga di setiap desa masih melaksanakan kerja bakti bersama kepolisian dan relawan untuk mengkondisikan material longsor," kata Gusdi. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
Terkini
-
OTT KPK di Riau! Gubernur dan Kepala Dinas Ditangkap, Siapa Saja Tersangkanya?
-
KPK Sebut OTT di Riau Terkait dengan Korupsi Anggaran Dinas PUPR
-
Polisi Berhasil Tangkap Sindikat Penambangan Ilegal di Taman Nasional Gunung Merapi
-
600 Ribu Penerima Bansos Dipakai Judi Online! Yusril Ungkap Fakta Mencengangkan
-
Pemerintah Segera Putihkan Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan, Catat Waktunya!
-
Pengemudi Ojol Jadi Buron Usai Penumpangnya Tewas, Asosiasi Desak Pelaku Serahkan Diri
-
Sempat Kabur Saat Kena OTT, Gubernur Riau Ditangkap KPK di Kafe
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru