Suara.com - Kelompok pemberontak Abu Sayyaf hanya menerima 100 juta peso (2,1 juta dolar) dari tuntutan awal, yakni 130 juta peso (3 juta dolar) untuk membebaskan empat pelaut asal Malaysia yang disandera di Filipina Selatan sejak April lalu.
The Manila Times melaporkan ketidaksuaian uang tebusan ini memunculkan dugaan adanya campur tangan dari pihak berwenang Malaysia dan Filipina. Dugaannya, uang tersebut telah disunat lebih dulu sebelum sampai ke tangan Abu Sayyaf.
"Kami mendapat informasi bahwa Abu Sayyaf sangat marah setelah tahu bahwa uang itu sebenarnya 12 juta RM setara dengan 130 juta peso. Nyatanya mereka hanya menerima 100 juta peso," kata seorang pejabat Filipina yang menolak disebutkan namanya dikutip dari laman Asiancorrespondent, Selasa (21/6/2016).
"Pertanyaannya kemana uang yang hilang?," ujarnya lagi.
Pejabat itu juga telah mendapat konfirmasi dari Wakil Perdana Menteri Malaysia Ahmad Zahid Hamidi bahwa uang yang diberikan senilai 12 juta RM setara dengan 2,9 juta dolar. Duit tebusan itu untuk membebaskan Wong Teck Kang, Teck Chii, Johnny dan Wong Hung Sing.
Keempat sandera itu diculik di Sabah di Malaysia pada 1 April dan dibebaskan di Jolo pada 7 Juni. Pembebesan dilakukan setelah ada negoisasi dengan kelompok militan.
Tag
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO