Suara.com - Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik, belum mau menjawab pertanyaan terkait hal-hal yang mungkin terjadi setelah Inggris memilih keluar dari persatuan negara Eropa. Saat ini, pemerintah Inggris hanya lebih fokus menjaga kestabilan pemerintahan hingga muncul pemimpin yang baru nantinya.
"Ada banyak pertanyaan tentang bagaimana kedepannya dan kami tidak bisa menjawab semuanya hari ini. Namun, seperti apa yang dikatakan Perdana Menteri, David Cameron, pemerintah Inggris akan terus mencoba menstabilkan pemerintahan dan menyerahkan tampuk pemerintahan ke Perdana Menteri yang baru pada Oktober mendatang," kata Malik dalam konferensi pers di Kedutaan Besar Inggris di Jakarta Selatan, Sabtu (25/6/2016).
Dia menjelaskan, saat ini David Cameron sudah menyatakan diri untuk mundur dari tampuk pemerintahan Ratu Elisabeth tersebut pada Oktober 2016 mendatang. Oleh karenanya, dia menyerahkan sepenuhnya kepada Pemimpin yang baru berbicara dengan Uni Eropa terkait keluarnya Inggris.
"Pemimpin yang baru akan memulai secara resmi proses negosiasi dengan Uni Eropa. Implementasi tentu saja akan membutuhkan waktu," ujar dia.
Tetapi kata Malik, keluarnya Inggris sejak masuk 43 tahun lalu mendatangkan ketidakpastian dalam beberapa hal bagi Inggris sendiri. Namun, dia juga tidak menyangkal kalau momen ini sudah mendatangkan kepastian yang cukup bagi masa depan Inggris.
"Inggris akan tetap menjadi rumah bagi 65 juta warganya yang beragam dan berbakat, yang memiliki ras serta keyakinan yang berbeda-beda namun tetap satu dalam sebuah demokrasi," jelas Malik.
Dia juga menjelaskan bahwa Inggris akan tetap menjadi negara yang masuk dalam kategori 10 ekonomi terbesar dunia, yang memiliki orientasi eksternal yang terbuka, inovatif serta berkomitmen mewujudkan sistem peraturan yang berbasis internasional.
Selain itu, meskipun keluar dari Uni Eropa Inggris akan tetap menjadi anggota G20, G7, Anggota tetap Dewan Keamanan PBB, NATO dan juga akan tetap menjadi negara yang terus berkomitmen mengalokasikan dana sebesar 2% dari GDP untuk belanja pertahanan dan 0,7% dari Pendapatan Nasional untuk bantuan pembangunan.
"Kami menduduki peringkat kedua dunia dalam hal “soft power”. London tetap menjadi pusat finansial global yang terletak antara zona waktu Amerika dan Asia. Kami tetap memiliki sejumlah universitas terbaik dunia, pusat riset tercanggih, industri kreatif yang innovatif serta kemampuan manufacturing yang sangat kompetitif. Dan tentu saja kami punya tiga tim Inggris yang bermain di Piala Euro 2016, yakni Inggris, Wales dan Irlandia Utara serta Liga Primer Inggris, EPL juga akan tetap ada," pungkas Malik.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Ucapan Rampok Uang Negara Diusut BK, Nasib Wahyudin Moridu Ditentukan Senin Depan!
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban