Suara.com - Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik mengatakan keluarnya Inggris dari Uni Eropa harus dihormati. Sebab ini mometum bersejarah.
"Seperti yang Perdana Menteri Inggris David Cameron kamarin katakan hasilnya sudah jelas, apsirasi serta keinginan warga Ingris harus dihormati," kata Malik dalam Konferensi pers di Kedutaan Besar Inggris di Jalan Patra Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu(25/6/2/016).
Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa upaya untuk menentukan nasib melalui referendum tersebut adalah sebuah perjuangan yang berat untuk memwujudkannya. Namun, meskipun begitu, hasil dari perjuangan tersebut tetap saja masih menyisahkan kekecewan bagi sebagian warga Inggris.
"Upaya referendum ini merupakan perjuangan yang sangat keras. Ada banyak yang kecewa atas perubahan ini dan ada juga yang gembira atas perubahan ini karna ini untuk menciptakan sebuah kpndisi baru Ingris pada abad ke-21," kata Malik.
Namun, dia berharap dibalik adanya perbedaan pendapat untuk mendukung Inggris keluar dari Uni Eropa atau tetap bertahan, warga Inggris tetap bersatu dan selalu bersama untuk mencari jalan keluarnya dengan baik. Dia menginginkan agar kejadian tersebut membuat Inggris dapat menemukan nilainya agar dapat memberikan pengaruh yang baik bagi Inggris.
"Sekarang saatnya kita kesampingkan perbedaan menuju sebuah persatuan dan kebersamaan sambil kita mencerna lebih dalam serta mencari soluasi kedepan buat Inggris," kata Malik.
Jumat (24/6/2016) kemarin, hasil referendum memutuskan agar Inggris keluar dari Uni Eropa. Hasil yang diumumkan oleh Perdana Menteri Inggris, David Cameron terjadi setelah angka prosentase yang mendukung keluar dari Uni Eropa lebih besar senilai 52 persen (17 ribu lebih warga) daripada yang mendukung untuk terus bergabung dengan Uni Eropa yang nilainya hanyan 42 persen(16 ribu lebih warga).
Meski demikian, saat ini Inggris belum keluar secara resmi keluar dari Komunitas Uni Eropa. Atas pilihan itu, PM Inggris David Cameron akan mengundurkan diri pada Bulan Oktober 2016 mendatang. Saat ini dirinya masih terus memimpin Inggris untuk menjaga kestabilan Inggris sendiri sebelum ada Perdana Menteri yang baru.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Ucapan Rampok Uang Negara Diusut BK, Nasib Wahyudin Moridu Ditentukan Senin Depan!
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban