Salah satu sandera bernama Badar (tengah) tiba di Skouw, Kota Jayapura, Papua, Jumat (18/9). [Antara]
Baca 10 detik
Wakil Ketua Komisi I DPR Hanafi Rais mengatakan pendekatan diplomasi lebih baik daripada menurunkan pasukan militer dalam upaya pembebasan sandera warga negara Indonesia di Filipina.
Hal itu menanggapi pernyataan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu yang mengatakan pasukan militer Indonesia diizinkan memasuki wilayah Filipina bila terjadi penyanderaan oleh milisi Filipina.
"Belajar dari pembebasan sandera yang terakhir kemarin, pendekatan nirkekerasan justru efektif walaupun memakan waktu agak lama tapi semuanya selamat. Kalau dengan operasi militer bisa jadi cepat tapi resiko tinggi," kata Hanafi di DPR, Selasa (28/6/2016).
Dia menambahkan upaya apapun bisa saja dilakukan dalam pembebasan sandera. Namun, yang penting adalah menjamin para sandera bebas dengan selamat.
"Intinya, mana yang lebih menjamin sandera selamat," kata politikus PAN.
Untuk diketahui, Menhan Ryamizard Ryacudu mengatakan adanya kesepakatan untuk personel militer masuk teritorial Filipina bila terjadi penyanderaan pada waktu mendatang. Kesepakatan itu dicapai usai dilakukan pertemuan tiga menteri pertahanan dari Indonesia, Malaysia dan Filipina pada pekan lalu.
"Kita sudah sepakat, kalau nanti ada penyanderaan lagi kita boleh masuk," kata Ryamizard di kantornya.
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO