Suara.com - Sehari menjelang Lebaran, ratusan kendaraan terlihat mogok di sepanjang jalur alternatif Ketanggungan-Prupuk, dan jalur utama utama Slawi-Prupuk-Ajibarang karena kehabisan bahan bakar minyak (BBM).
Pantauan Antara di lapangan, Selasa (5/7/2016) sore sejumlah pemudik terpaksa berjalan kaki atau menyewa ojek untuk memburu bahan bakar seperti di SPBU Larangan, SPBU Prupuk dan SPBU Ajibarang. Ini karena kendaraan mereka mogok di tengah jalan.
Mereka antre dengan membawa botol bekas mineral dan jeriken kecil dan rata-rata rela antre berjam-jam demi 3-5 liter BBM. Ratusan kendaraan juga tampak mengular di setiap SPBU bahkan membentuk dua antrean sampai keluar SPBU seperti terlihat di SPBU Prupuk dan Larangan.
Antrean kendaraan ke SPBU mencapai dua kilometer, dan ini yang menyebabkan arus kendaraan pemudik di jalur alternatif dan jalur utama ke Selatan Jawa tersendat.
Riski, warga Lembah Griya Depok mengaku, antre membeli BBM sejak Senin tengah malam dan baru bisa mengisi kendaraannya di SPBU Larangan pada Selasa pukul 07.00 WIB pagi.
"Sementara pengelola SPBU membatasi pembelian maksimal Rp250 ribu per kendaraan dan banyak calo BBM yang menawarkan bensin dengan harga dua sampai tiga kali lipat," katanya.
Ia mengungkap selepas mengantre di SPBU, kendaraannya masih tersendat dan baru sampai mencapai di titik kemacetan terparah di perempatan Klonengan lima jam kemudian.
Selepas itu pemudik masih menghadapi kemacetan setiap menjelang SPBU karena antrean mengular sampai jalan raya.
Sejumlah pengendara lain dengan terpaksa membeli premiun dan pertamax di sejumlah pedagang eceran dengan harga Rp40 ribu sampai Rp50 ribu per liter.
"Saya terpaksa membeli dua liter saja, supaya cukup untuk antre ke SPBU Prupuk. Mahal amat mas," kata Muhidin yang sudah antre sejak Selasa siang dan diperkirakan tiga jam lagi baru bisa mengisi BBM.
Pedagang pengecer mengungkapkan, mereka menjual mahal karena mengambil BBM dari pengecer di sejumlah desa dengan harga Rp30 per liter.
"Saya menjual 50 ribu karena beli dari pengecer sudah mahal," kata Tonari, warga Kubangsari, Ketanggungan.
Diperkirakan ratusan pemudik pasrah memasuki malam takbiran sampai Lebaran Idul Fitri di jalan, karena masih berupaya mencari BBM dan masih mengantre di sejumlah jalur alternatif. (Antara)
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO