Sejumlah pemimpin dunia dari Rusia, Uni Eropa, Iran, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan prihatin atas peristiwa upaya kudeta yang pada Jumat (15/7/2016) waktu setempat yang terjadi di Turki.
Pihak Kremlin di Moskow meminta perwakilan di Turki untuk membantu warga Rusia yang berada di negara tersebut keluar dari Turki secepatnya.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan bahwa Presiden Vladimir Putin tengah mengikuti dengan seksama situasi di Turki, di mana upaya kudeta tengah terjadi.
Peskov mengatakan bahwa peristiwa tersebut masih terlalu dini untuk dimengerti apa yang sebenarnya terjadi. Namun dia juga menegaskan bahwa pihaknya prihatin dan ingin agar Turki kembali ke dalam stabilitas sesuai dengan hukum.
Dia mengatakan, siapapun yang berkuasai di Turki saat ini, merupakan kewajiban bagi mereka untuk memastikan keamanan warga Rusia di sana.
Sementara itu di Brussel, kepala urusan luar negeri Uni Eropa, Federica Mogherini, meminta semua pihak di Turki untuk tetap tenang.
"Saya terus menghubungi delegasi Uni Eropa di Ankara dan Brussel dari Mongolia," kata Mongherini yang kini tengah menghadiri pertemuan puncak Uni Eropa-Asia di Mongolia.
"Saya meminta semua pihak menahan diri dan menghormati institusi demokrasi," kata dia di media sosial Twitter.
Sementara itu Iran juga menyatakan keprihatinan mendalam mengenai krisis di negara tetangganya.
"Stabilitas, demokrasi, dan keamanan warga Turki adalah hal utama. Persatuan dan keamanan adalah hal terpenting," kata Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, di Twitter.
Seruan untuk tetap tenang juga disuarakan oleh Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, yang juga menyatakan bahwa PBB tengah mencari kejelasan mengenai situasi di Turki.
"Sekretaris jenderal saat ini tengah mengikuti dengan seksama perkembangan di Turki. Dia mengetahui adanya laporan upaya kudeta di negara tersebut. PBB juga mencari kejelasan mengenai situasi di lapangan dan meminta semua pihak untuk tetap tenang," kata juru bicara Ban, Farhan Haq.
Pada Jumat, pihak militer Turki mengklaim telah mengambil alih kekuasaan. Namun demikian, Presiden Tayyip Erdogan masih yakin bahwa upaya kudeta tersebut dapat digagalkan. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
-
SoftBank Sutradara Merger Dua Musuh Bebuyutan GoTo dan Grab
-
Pertamina Bentuk Satgas Nataru Demi Pastikan Ketersediaan dan Pelayanan BBM
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
Terkini
-
Divonis 18 Tahun, Kejagung Bakal Eksekusi Zarof Ricar Terdakwa Pemufakatan Jahat Vonis Bebas Tannur
-
Kasus Korupsi Smartboard Seret 3 Perusahaan di Jakarta, Kejati Sumut Sita Dokumen Penting
-
Lindungi Ojol, Youtuber hingga Freelancer, Legislator PKB Ini Usul Pembentukan RUU Pekerja GIG
-
Eks Danjen Kopassus Soenarko Santai Hadapi Wacana Abolisi: Kasus Makar Saya Cuma Rekayasa dan Fitnah
-
Pemerintah Bakal Kirim 500 Ribu TKI ke Luar Negeri Tahun Depan, Ini Syarat dan Sumber Rekrutmennya
-
5 Fakta Panas Kasus Ijazah Palsu Wagub Babel: Kampus Ditutup, Diperiksa 5 Jam Penuh
-
Menkes Wacanakan Hapus Rujukan Berjenjang BPJS, Begini Repons Pimpinan DPR
-
Wagub Babel Hellyana Diperiksa 5 Jam Terkait Ijazah Palsu, Statusnya Jadi Tersangka?
-
DPD RI Dorong Sinergi Lokal-Global, Perkuat NTB Sebagai Etalase Pariwisata dan Energi Bersih
-
4 Fakta Pilu Bencana Longsor Cilacap: 21 Warga Masih Dicari, Tanah Terus Bergerak Ancam Tim SAR