Suara.com - Ketua Dewan Perwakilan Daerah Irman Gusman meresmikan sekolah Islam bertaraf internasional yang dimiliki orang Indonesia di Tokyo, Jepang. Pendirian YUAI International Islamic School bertujuan agar anak-anak muslim di Jepang tidak menjadi the lost generation, yang tumbuh dan besarnya makin jauh dari nilai-nilai Islam.
"Kualitas pendidikan Jepang memang tak perlu diragukan lagi. Pendidikan karakter di sekolah mereka juga well-established. Tetapi, anak-anak muslim kita membutuhkan lebih dari itu. Mereka membutuhkan pendidikan yang memperkuat akidah dan menumbuhkan spirit yang dimiliki oleh Rasulullah, yakni spirit untuk menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain," ujar Irman melalui pernyataan tertulis yang diterima Suara.com, hari ini.
Kehadiran YUAI International Islamic School diharapkan menjadi sekolah model di negara minoritas muslim seperti Jepang. Menyadari pentingnya sekolah ini, setiba di Bandar Udara Internasional Tokyo (nama populernya Haneda) menyambut ajakan mendadak Wakil Presiden Garuda Indonesia untuk Wilayah Jepang, Korea, dan Amerika Serikat, Fikdanel Thaufik, untuk menuju YUAI International Islamic School. Iman sempat memberikan bantuan spontan 2.600 dollar AS.
YUAI International Islamic School adalah satu-satunya sekolah internasional di Jepang yang mengintegrasikan Cambridge Curriculum, Islamic Curriculum, dan kurikulum Jepang. Sekolah ini hasil kolaborasi antara Islamic Center of Japan dan FGA Education Foundation yang diinisiasi orang Indonesia yang lama bergerak di bidang pendidikan Islam di Tokyo dan sekitarnya.
Launching ini dihadiri lebih 50 peserta, seperti perwakilan organisasi dan komunitas muslim berbagai negara di Jepang, direktur perusahaan nasional Indonesia di Jepang, juga profesor dan akademisi universitas Jepang seperti Keio University. Para orang tua muslim Jepang bersama keluarganya yang menyekolahkan putra-putrinya di YUAI-IIS ini terlihat antusias menghadiri acara ini.
Tak hanya presentasi mengenai sekolah atau profil organisasi, launching dimeriahkan dengan video keseharian anak muslim di Jepang drama anak-anak muslim berusia 4-13 tahun yang tumbuh dan besarnya di Jepang. Drama yang ditampilkan mengisahkan keseharian Miyasaka Azusa, seorang remaja putri Jepang yang berlari pulang ke rumah setiap jam makan siang agar dapat menunaikan shalat dzuhur.
Dalam sambutan, Ketua FGA Education Foundation, Yetti Dalimi, menekankan urgensi sekolah Islam bertaraf internasional di Jepang.
Menurutnya muslim di Jepang mengalami suatu masalah serius yang diistilahkannya the lost generation yakni generasi muda yang sejak kelahirannya tumbuh dan besar di keluarga muslim, tapi makin jauh dari nilai-nilai Islam ketika mereka beranjak dewasa.
Membentuk generasi Islam yang tangguh dengan pemberian pendidikan Islam sejak usia belia diikuti penjagaan akidah anak-anak muslim yang memasuki usia remaja. Di saat ini anak-anak itu mulai bisa berpikir kritis dan mengalami proses pencarian identitas. Karena alasan itu, sambung Yetti, di tahun pertamanya YUAI-IIS membuka kindergarten satu dan dua (setingkat TK) dan secondary satu (setingkat SMP).
Sejalan dengan pemikiran Yetti, Musa Omer, mantan Duta Besar Sudan untuk Jepang yang juga Ketua Islamic Center of Japan menyimpulkan bahwa sekolah Islam adalah solusi mengatasi berbagai masalah yang dihadapi para orangtua muslim di Jepang dalam mendidik anaknya agar tumbuh dan besar sebagai muslim yang baik.
Tag
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Usai Dicopot Prabowo, Benarkah Sri Mulyani Adalah Menteri Keuangan Terlama?
-
Inikah Ucapan yang Bikin Keponakan Prabowo, Rahayu Saraswati Mundur dari Senayan?
-
Suciwati: Penangkapan Delpedro Bagian dari Pengalihan Isu dan Bukti Rezim Takut Kritik
-
Viral Pagar Beton di Cilincing Halangi Nelayan, Pemprov DKI: Itu Izin Pemerintah Pusat
-
Temuan Baru: Brimob Dalam Rantis Sengaja Lindas Affan Kurniawan
-
PAN Tolak PAM Jaya Jadi Perseroda: Khawatir IPO dan Komersialisasi Air Bersih
-
CEK FAKTA: Isu Pemerkosaan Mahasiswi Beralmamater Biru di Kwitang
-
Blusukan Gibran Picu Instruksi Tito, Jhon: Kenapa Malah Warga yang Diminta Jaga Keamanan?
-
DPR Sambut Baik Kementerian Haji dan Umrah, Sebut Lompatan Besar Reformasi Haji
-
CEK FAKTA: Viral Klaim Proyek Mall di Leuwiliang, Benarkah?