Suara.com - Setidaknya 12 orang dilaporkan tewas setelah militan bersenjata menyerang kampus American University of Afghanistan di Kabul, Rabu (24/8/2016) malam. Pihak berwenang mengonfirmasi hal itu setelah berusaha mengatasi keadaan selama hampir 10 jam, Kamis (25/8).
Suara ledakan dan tembakan senjata terdengar tak lama setelah serangan itu berlangsung, beberapa saat usai waktu Magrib. Peristiwa itu terjadi hanya berselang beberapa minggu setelah dua profesor --warga Amerika Serikat dan Australia-- diculik dengan todongan senjata dekat kampus tersebut.
Sejauh ini, belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu. Namun yang jelas, peristiwa ini beriringan dengan sejumlah aksi Taliban di negeri itu, terutama dalam rangka "menggoyang" pemerintahan Afghanistan yang didukung Barat.
"Tujuh mahasiswa meninggal, dan 30 mahasiswa dan dosen lainnya terluka," ungkap juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, Sediq Sediqqi, kepada AFP, sembari menambahkan bahwa dua petugas polisi juga tewas.
Sementara itu, sebagaimana dikutip Reuters, pihak Kepolisian Kabul melaporkan bahwa setidaknya ada 12 orang yang tewas dalam serangan itu. Menurut Kepala Kepolisian Kabul, Abdul Rahman Rahimi, dua korban tewas lainnya adalah petugas keamanan kampus itu.
Pasukan elite Afghanistan segera mengelilingi kampus itu dan melancarkan operasi, tak lama setelah diketahui adanya penyerangan. Dilaporkan pula bahwa dua lelaki bersenjata telah ditembak mati dalam operasi penyelamatan, serta bahwa aksi penyerangan itu kini dinyatakan usai.
Sementara seperti dijelaskan Sediqqi, ratusan mahasiwa harus dievakuasi dari lokasi kampus itu. Para mahasiswa dikabarkan sangat ketakutan dan panik, mengirim sejumlah pesan permintaan bantuan, sembari berlindung dan membarikade kelas-kelas mereka dengan perabotan.
Serangan ini dilaporkan terjadi tak lama setelah senja tiba. Ini memang merupakan waktu ketika biasanya kampus tersebut dipenuhi mahasiswa, di mana banyak di antara mereka adalah pekerja yang kuliah paruh waktu.
"Saya mendengar ledakan dan tembakan senjata dekat sekali... kelas kami sampai dipenuhi asap dan debu," ungkap seorang mahasiswa kepada AFP via telepon, sebelum akhirnya pergi dari kampusnya.
Sejauh ini, pihak berwenang belum mengonfirmasi adanya korban yang disandera. Pihak NATO diberitakan ikut terlibat dalam membantu pasukan Afganistan mengatasi penyerangan ini. Sementara itu, sebuah ungkapan simpati disampaikan pihak Dewan Keamanan (DK) PBB.
"Kami menyampaikan belasungkawa dan doa untuk keluarga para korban yang tewas, dan berharap kesembuhan segera bagi mereka yang terluka," ungkap pihak DK PBB, sembari mengutuk keras penyerangan tersebut. [AFP/Reuters]
Berita Terkait
-
Fathian Pujakesuma Tagih Sikap Prabowo dan Gibran soal Penyerangan Kampus: Bangun Kalian!
-
5 Fakta Gempa Afghanistan Magnitudo 6: Jalan Putus, Lebih 250 Orang Tewas!
-
Peluru Taliban yang Menyalakan Perjuangan Malala untuk Pendidikan
-
Taliban Promosikan Pariwisata Afghanistan dengan Parodi 'Nyentrik': Berani Coba?
-
Rizky Ridho dan Sendy Aulia Menikah! Ini Dia Detik-Detik Ijab Kabul yang Menyentuh Hati
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO