Suara.com - Presiden RI Joko Widodo menegaskan bahwa ASEAN tidak bisa disetir negara-negara besar dengan kepentingan tertentu di kawasan. Menurut Jokowi perlu dikukuhkan 'rumah ASEAN'.
"Kita tidak bisa membiarkan negara-negara besar menentukan keamanan wilayah kita, dan kita tidak ingin terjadinya 'power projection' (pengukuhan kekuasaan) di Asia Tenggara sehingga kita perlu mengukuhkan rumah ASEAN," kata Presiden Jokowi dalam rapat pleno pemimpin negara-negara ASEAN di National Convention Center (NCC) Vientiane, Laos, Selasa (6/9/2016) malam.
Kutipan Presiden Jokowi tersebut dibacakan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam jumpa pers usai rapat pleno ASEAN yang berlangsung tertutup.
Menlu menyampaikan bahwa Presiden RI kembali menegaskan pentingnya menjaga dan merawat pilar sentralitas dan kesatuan ASEAN sehingga menjadi kawasan yang bersatu teguh dan relevan dengan kepentingan seluruh masyarakat ASEAN.
Menlu menyampaikan pernyataan Presiden tersebut merefleksikan tantangan yang dihadapi ASEAN terkait dinamika di kawasan, terutama Laut Cina Selatan, Semenanjung Korea, dan perairan Laut Sulu dan sekitarnya akan dapat diselesaikan jika ASEAN menerapkan prinsip kesatuan dan sentralitas.
"Presiden mengatakan kalau kita tidak bisa memegang teguh kesatuan dan sentralitas, masa depan ASEAN akan suram," katanya.
Di sisi ekonomi, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa sentralitas dan kesatuan ASEAN selama ini telah mendukung stabilitas pembangunan di kawasan, salah satu buktinya, pendapatan domestik bruto (PDB) di Asia Tenggara tumbuh di kisaran 4,7 persen, atau lebih tinggi daripada rata-rata pertumbuhan ekonomi global, Amerika Serikat dan Uni Eropa.
Untuk menjaga pertumbuhan ekonomi di ASEAN, Presiden Jokowi menyerukan agar kesenjangan pembangunan di antara negara-negara ASEAN dapat diperkecil, pelibatan usaha kecil dan menengah (UKM) melalui peningkatan akses pasar dan pembbiayaan, serta pengembangan teknologi dan inovasi.
Selain Presiden RI Joko Widodo, rapat pleno KTT ASEAN Ke-28 dihadiri sembilan kepala negara dan kepala pemerintahan negara anggota lainnya, yakni Sultan Brunei Sultan Hassanah Bolkiah, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, Perdana Menteri Myanmar Aung San Suu Kyi, Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha, Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc, dan Presiden Laos Bounnhang Vorachith. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
- 
            
              Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
- 
            
              Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
- 
            
              Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
- 
            
              Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
- 
            
              Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
- 
            
              Indonesia Sambut Timor Leste, Anggota Paling Bungsu ASEAN
- 
            
              Warga Susah Tidur Gegara Suara Musik, Satpol PP Angkut Belasan Speaker Milik PKL di Danau Sunter
- 
            
              Makin Ngeri! Terbongkar Modus Baru Peredaran Miras COD: Diantar Pengedar ke Pemesannya
- 
            
              Hasto Kristiyanto: Dorong Kebangkitan Ekonomi Maritim dan Desa Wisata Indonesia
- 
            
              Bus Rombongan FKK Terguling di Tol Pemalang, 4 Orang Tewas!
- 
            
              3 Fakta Kereta Purwojaya Anjlok di Bekasi, Jalur Terblokir Sejumlah KA Terdampak
- 
            
              Bukan Cuma Mesin EDC, KPK Kini Juga Bidik Korupsi Alat Pengukur Stok BBM di Kasus Digitalisasi SPBU
- 
            
              Kerajaan Thailand Berduka: Ratu Sirikit Meninggal Dunia di Usia 93 Tahun karena Komplikasi Penyakit
- 
            
              Tragis! Mulut Asem Mau Nyebat, Pegawai Warkop di Kebon Jeruk Tewas Tersetrum Listrik
- 
            
              PDIP Gaungkan Amanat Bung Karno Jelang Sumpah Pemuda: Indonesia Lahir dari Lautan, Bukan Tembok Baja