Suara.com - Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Salahuddin Uno menyindir laporan keuangan DKI selama 3 tahun terakhir di bawah kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok kurang baik. Laporan keuangan DKI selama ini dinilai tidak transparan dan dinilai tidak memuaskan.
"Jadi sayang sekali Jakarta 3 tahun ini laporan keuangannya belum wajar tanpa pengecualian," kata Sandiaga usai menyerahkan dokumen Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara di gedung KPK, jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Kamis (29/9/2016).
Berangkat dari buruknya prestasi Ahok dalam laporan keuangan, Politisi Gerindra tersebut pun berkomitmen untuk memperbaikinya. Dirinya bersama pasangannya, Anies Rasyid Baswedan siap menyajikan laporan keuangan yang lebih bertanggung jawab.
"Saya berkomitmen dengan Mas Anies, sebagai salah satu tolak ukur dari salah satu kesuksesan kita di Tahun 2017 nanti kita akan hadirkan laporan keuangan yang betul-betul akuntabel dengan wajar tanpa pengecualian," katanya.
Apa yang dilakukannya tersebut dikatakannya sebagai bentuk dukungan terhadap munculnya tata kelola pemerintahan yang transparan. Dan salah satu yang ingin menggambarkan hal tersebut adalah dengan kehadirannya untuk menyerahhkan dokumen LHKPN ke KPK.
"Jadi ini langkah yang menurut saya komit dari Mas Anies dan saya untuk mendukung tata kelola dengan proses yang sangat transparan dan akuntabel," kata Sandi.
Hari ini Anies dan Sandi datang bersama-sama ke Gedung KPK untuk menyerahhkan LHKPN. Namun, keduanya tidak memberitahukan berapa harta yang dimilikinya saat ini.
Dari ratusan pasangan calon yang berkompetisi pada Pilkada serentak Tahun 2017 mendatang, baru pasangan Anies-Sandi yang menyerahkan LHKPN-nya ke KPK. Sementara yang lainnya, belum didengar oleh KPK terkait rencana penyerahan LHKPN-nya ke KPK.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO