Suara.com - Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Nasdem Akbar Faisal menyebut selain melakukan penipuan dengan modus penggandaan uang, pemimpin Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi juga diduga melakukan penipuan penanganan kesehatan. Informasi tersebut Akbar dapat dari salah satu pengikut Taat Pribadi yang mengaku menjadi korban, Najemiah. Najemiah sakit dan kini dirawat di rumah sakit Singapura.
"Pada saat dia (Najemiah) sakit, sakitnya itu sampai menghitam kukunya. Dia mulai sakit ketika dikasih air untuk penyembuhan oleh Dimas Kanjeng. Dan, dari informasi yang saya dapat, seorang lelaki Kasyanto meninggal dengan cara yang sama dengan Bu Najemiah," kata Akbar kepada Suara.com, Rabu (5/10/2016).
Akbar mengatakan Najemiah merupakan salah korban penggandaan uang yang dilakukan Taat Pribadi. Demi menggandakan uang, dia sampai pinjam uang.
Selain tertipu uang palsu, kata Akbar, Najemiah juga tertipu emas. Batangan emas hasil penggandaan ternyata cuma kuningan.
Terkait dengan isu agama, tim dari Komisi III DPR yang mencari informasi di Padepokan Dimas Kanjeng di Dusun Cemengkalang, Desa Wangkal, Probolinggo, Jawa Timur, pada Sabtu (1/10/2016) lalu, tidak menemukan penyimpangan agama.
"Tidak ada penyimpangan agama. Karena kita tidak melihat itu," kata anggota Komisi III DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Ichsan Soelistio di DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (4/10/2016).
Indikatornya, kata Ichsan, di padepokan tersebut tidak secara spesifik mengajarkan agama tertentu. Para pengikut Taat Pribadi berlatar belakang agama yang berbeda-beda.
"Di sana ada orang Islam, ada orang Hindu dari Bali, banyak. Walaupun orangnya sedang pulang semua. Ada yang beragama nasrani. Konghucu pun ada," ujar Ichsan.
Menurut Ichsan, saat ditemui di Polda Jawa Timur, Taat Pribadi mengaku tidak pernah menyebut dirinya sebagai seorang kyai.
"Makanya ketika ditanya, apakah bapak kyai? Dia bilang bukan. Makanya saya membentuk padepokan, bukan pesantren. Salahnya masyarakat yang menyebut di situ pesantren," tutur Ichsan.
Kasus ini Taat Pribadi sekarang sedang dalam penanganan Polda Jawa Timur.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu