Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Selasa (4/10/2016) [suara.com/Andi Sirajuddin]
Ajaran dan kemampuan Padepokan Dimas Kanjeng yang dipimpin Taat Pribadi dinilai sesat oleh Majelis Ulama Indonesia. Apa kata ketua yayasan padepokan Marwah Daud Ibrahim soal itu?
"Boleh saja (katakan)," kata Marwah Daud di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (4/10/2016).
Marwah Daud dapat memahami jika masyarakat sekarang tak mudah memahami kelebihan-kelebihan seperti yang dimiliki Taat Pribadi.
Lantas, Marwah menceritakan peristiwa yang dialami Galileo Galilei. Astronom yang juga filsuf tersebut dengan ilmunya menyangkal pemikiran bahwa berbentuk bulat dan matahari sebagai pusat tata surya. Pemikiran ini bertentangan dengan keyakinan gereja bahwa bumi adalah datar dan pusat alam semesta. Akibat pandangannya yang dianggap merusak iman, dia diadili dan dihukum sampai meninggal dunia.
"Ketika Galileo Galilei dihukum mati sama oleh pengawal gereja, menyesal sesudahnya. Berarti kan benar bumi kan bulat terbukti, semesta itu. Mereka percaya pusat semesta adalah bumi, sementara Galileo sudah masuk level berikut yang mengatakan bahwa matahari adalah pusat tata Surya, lama baru mengerti," kata Marwah Daud.
Marwah yang merupakan mantan Asisten Peneliti Bank Dunia bergelar doktor lulusan The American University Washington DC, Amerika Serikat, dan pernah menjadi Sekretaris Umum ICMI, menghormati sikap MUI.
"Saya senang melihat proses itu, memang tugas agamawan (MUI) seperti itu. Salah kalau tidak membenarkan. Jadi tiba-tiba terlalu cepat mengatakan anda kafir, lalu ini menggunakan jin," kata Marwah Daud.
Marwah Daud meyakini kemampuan yang dimiliki Taat Pribadi. Menurut dia kelebihan Taat Pribadi merupakan pemberian Allah, bukan setan atau jin.
"Saya yakin ini adalah ilmu Allah. Saya yakin kebenarannya. Saya yakin bukan saya dikasih minum, coba bayangin paginya saya jalan kaki sambil dengar earphone saya membaca Al Fatihah, Yassin, Al Mulk dalam proses saya mencari, ada kalau memang ada tipu, ada yang isinya persis sama , saya ambil Quran itu. Seperti kata The Secret apa yang kmu pikirkan, karena saya (percaya) dengan kitab Allah, jadi saya dapat itu," katanya.
Salah satu kemampuan Taat Pribadi adalah menggandakan uang. Hal tersebut, menurut Marwah Daud, memiliki makna tersendiri.
"Uang itu seolah kita memuja uang, beliau malah mengatakan uang itu di sini kayak sampah," kata dia.
"Bagaimana uang ini kemudian bisa mensejahterahkan masyarakat. Setelah ini butuh pembenahan menyeluruh. Yang tahu kenapa, banyak teman-teman saya dari berbagai daerah, itu pengetahuannya, sama dengan saya. Bahwa ini ada sebuah proses yang harus diselesaikan, setelah proses ini jadi bisa dipakai. Ini sebenarnya bukan wilayah diperdebatkan di umum. Setelah ini, saya ingin orang melihat langsung meriset data-datanya," Marwah menambahkan.
"Ketika saya ke saya lapangan, apa yang kamu lakukan katakan yang benar, kamu berikan apa yang kamu kerjakan di sini. Ada yang seminggu balik ada yang tiga hari. Memang kita menyusun program, program kabupaten dan sebagainya. Mungkin ada memang, kalau saya dengar, mungkin ada yang salah masuk, mungkin ada yang nggak tahan karena dengar infonya ini ada duit digandakan. Sekali lagi dan dua bukan lagi akan. Dari awal kita sudah diberitahu, tapi ini orang-orang terpilih untuk membantu beliau. Kita nggak pernah tahu prosesnya. Sekali lagi kita tunggu waktu kebenarannya," kata Marwah.
Ketika ditanya seperti apa kongkritnya, Marwah menjelaskan lagi.
"Kalau saya diajak kembali, saya mau melanjutkan perjalanan saya lebih jauh lagi. Bahwa kebenaran jauh lebih besar. Bahwa saya bilang ini ibarat kepompong peradaban yang bersiap menjadi kupu-kupu peradaban. Bahwa ada hal ajaib yang bisa terjadi, bahwa ada yang mengatakan itu main jin," kata mantan pengurus Majelis Ulama Indonesia.
"Boleh saja (katakan)," kata Marwah Daud di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (4/10/2016).
Marwah Daud dapat memahami jika masyarakat sekarang tak mudah memahami kelebihan-kelebihan seperti yang dimiliki Taat Pribadi.
Lantas, Marwah menceritakan peristiwa yang dialami Galileo Galilei. Astronom yang juga filsuf tersebut dengan ilmunya menyangkal pemikiran bahwa berbentuk bulat dan matahari sebagai pusat tata surya. Pemikiran ini bertentangan dengan keyakinan gereja bahwa bumi adalah datar dan pusat alam semesta. Akibat pandangannya yang dianggap merusak iman, dia diadili dan dihukum sampai meninggal dunia.
"Ketika Galileo Galilei dihukum mati sama oleh pengawal gereja, menyesal sesudahnya. Berarti kan benar bumi kan bulat terbukti, semesta itu. Mereka percaya pusat semesta adalah bumi, sementara Galileo sudah masuk level berikut yang mengatakan bahwa matahari adalah pusat tata Surya, lama baru mengerti," kata Marwah Daud.
Marwah yang merupakan mantan Asisten Peneliti Bank Dunia bergelar doktor lulusan The American University Washington DC, Amerika Serikat, dan pernah menjadi Sekretaris Umum ICMI, menghormati sikap MUI.
"Saya senang melihat proses itu, memang tugas agamawan (MUI) seperti itu. Salah kalau tidak membenarkan. Jadi tiba-tiba terlalu cepat mengatakan anda kafir, lalu ini menggunakan jin," kata Marwah Daud.
Marwah Daud meyakini kemampuan yang dimiliki Taat Pribadi. Menurut dia kelebihan Taat Pribadi merupakan pemberian Allah, bukan setan atau jin.
"Saya yakin ini adalah ilmu Allah. Saya yakin kebenarannya. Saya yakin bukan saya dikasih minum, coba bayangin paginya saya jalan kaki sambil dengar earphone saya membaca Al Fatihah, Yassin, Al Mulk dalam proses saya mencari, ada kalau memang ada tipu, ada yang isinya persis sama , saya ambil Quran itu. Seperti kata The Secret apa yang kmu pikirkan, karena saya (percaya) dengan kitab Allah, jadi saya dapat itu," katanya.
Salah satu kemampuan Taat Pribadi adalah menggandakan uang. Hal tersebut, menurut Marwah Daud, memiliki makna tersendiri.
"Uang itu seolah kita memuja uang, beliau malah mengatakan uang itu di sini kayak sampah," kata dia.
"Bagaimana uang ini kemudian bisa mensejahterahkan masyarakat. Setelah ini butuh pembenahan menyeluruh. Yang tahu kenapa, banyak teman-teman saya dari berbagai daerah, itu pengetahuannya, sama dengan saya. Bahwa ini ada sebuah proses yang harus diselesaikan, setelah proses ini jadi bisa dipakai. Ini sebenarnya bukan wilayah diperdebatkan di umum. Setelah ini, saya ingin orang melihat langsung meriset data-datanya," Marwah menambahkan.
"Ketika saya ke saya lapangan, apa yang kamu lakukan katakan yang benar, kamu berikan apa yang kamu kerjakan di sini. Ada yang seminggu balik ada yang tiga hari. Memang kita menyusun program, program kabupaten dan sebagainya. Mungkin ada memang, kalau saya dengar, mungkin ada yang salah masuk, mungkin ada yang nggak tahan karena dengar infonya ini ada duit digandakan. Sekali lagi dan dua bukan lagi akan. Dari awal kita sudah diberitahu, tapi ini orang-orang terpilih untuk membantu beliau. Kita nggak pernah tahu prosesnya. Sekali lagi kita tunggu waktu kebenarannya," kata Marwah.
Ketika ditanya seperti apa kongkritnya, Marwah menjelaskan lagi.
"Kalau saya diajak kembali, saya mau melanjutkan perjalanan saya lebih jauh lagi. Bahwa kebenaran jauh lebih besar. Bahwa saya bilang ini ibarat kepompong peradaban yang bersiap menjadi kupu-kupu peradaban. Bahwa ada hal ajaib yang bisa terjadi, bahwa ada yang mengatakan itu main jin," kata mantan pengurus Majelis Ulama Indonesia.
Komentar
Berita Terkait
-
Setelah di Penjara, Dimas Kanjeng Kembali Berjaya? Fakta di Balik Padepokannya yang Kembali Ramai
-
8 Kasus Dukun Palsu Pengganda Uang yang Pernah Bikin Gempar Seluruh Indonesia
-
4 Kasus Dukun Pengganda Uang yang Menggemparkan, Terbaru Kasus Mbah Slamet
-
Selain Dukun Mbah Slamet, Ini 3 Kasus Penggandaan Uang yang Telan Korban Jiwa
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Bupati Bireuen Tinjau Jembatan Krueng Tingkeum, Siap Dukung Kelancaran Logistik Aceh-Medan
-
APBD DKI 2026 Menyusut, Ini Sektor yang Akan Jadi Fokus Utama
-
Kapal Wisata Tenggelam di Labuan Bajo, YLKI Minta Audit Independen dan Tanggung Jawab Operator!
-
1.392 Personel Siaga di Silang Monas, Kawal Aksi Buruh Hari Ini!
-
Aturan Royalti Musik Tak Kunjung Jelas, Pelaku Usaha Butuh Kepastian Hukum di Momen Nataru
-
DPRD DKI Jamin Ekonomi Jakarta Tak Akan Mati karena Aturan Kawasan Tanpa Rokok
-
Romo F.X. Mudji Sutrisno, SJ Meninggal Dunia, Ketua STF Driyarkara Sampaikan Duka
-
Malam Tahun Baru 2026 Jalur Puncak Berlaku Car Free Night, Cek Jadwal Penyekatannya di Sini
-
Rilis Akhir Tahun 2025 Polda Riau: Kejahatan Anjlok, Perang Lawan Perusak Lingkungan Makin Sengit
-
Rekaman Tengah Malam Viral, Bongkar Aktivitas Truk Kayu di Jalan Lintas Medan-Banda Aceh