Suara.com - Delapan perwakilan ormas Islam yang pagi ini, jam 02.30 WIB, masih bertahan di depan DPR, negosiasi dengan dengan perwakilan DPR untuk minta izin masuk ke kompleks Parlemen. Delapan orang itu, antara lain Imam Besar Front Pembela Islam Habib Rizieq Shihab, Sekjen Majelis Intelektual Ulama dan Muda Indonesia Bahtiar Natsir, dan Panglima FPI Munarman.
"Kasihan juga, kan teman-teman, ada ibu-ibu, ada anak-anak," kata Ketua MPR Zulkifli Hasan yang menemui perwakilan pendemo di depan gerbang DPR, Jalan Gatot Subroto, Jakarta.
Zulkifli mengatakan massa seharusnya sudah pulang ke rumah masing-masing. Sebab, semua aspirasi mereka yang disampaikan dalam demonstrasi di Istana kemarin sudah diterima pemerintah.
Pemerintah, kata Zulkifli, sudah menjalankan tuntutan demonstran, yaitu memproses kasus Gubernur Jakarta (nonaktif) Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
"Tadi kan akan ditindaklanjuti secara adil, tegas dan dalam tempo yang disepakati," kata Zulkifli.
Salah satu pPerwakilan massa, Ali Mochtar Ngabalin, mengatakan massa sekarang butuh tempat menginap karena kebanyakan yang hadir berasal dari luar daerah. Itu sebabnya, dia minta supaya pintu DPR dibuka lebar agar bisa istirahat di kompleks Parlemen.
"Tapi ditaruh di mana? Nggak mungkin di sini? (DPR)" kata anggota Komisi III DPR Abu Bakar Alhabsy menanggapi Ali Mochtar.
Karena negosiasi tak juga menemukan titik temu, delapan perwakilan pendemo diizinkan masuk ke gedung. Lalu, mereka negosiasi ulang.
DPR diwakili oleh anggota Komisi III DPR dari Fraksi Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, anggota Komisi III dari Fraksi PKS Abu Bakar Alhabsy, dan anggota Komisi III dari Fraksi PKB Mukhlisin.
"Sambil menunggu dan menyampaikan hasil musyawarah yang akan dilakukan maka disarankan bagi kita untuk istirahat terlebih dahulu sebagai nasihat dan imbauan imam besar kita," kata orator meminta massa istirahat.
Tag
Berita Terkait
-
Usai Diserang Isu SARA, RK Janji Bikin Program ke Vatikan dan Yerusalem, Apa Alasannya?
-
AMIN Teken 13 Pakta Integritas Ijtima Ulama, TPN Ganjar-Mahfud: Sudah Tak Laku, Lebih Khawatir Politik Dinasti
-
Ganjar Pranowo ke Pendukungnya: Haram Hukumnya Bawa Isu SARA!
-
Bukan Pesta Demokrasi: Penyakit-penyakit Musim Pemilu yang Akan Menjangkit
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu