Suara.com - Jemaat Gereja Kristen Jawa Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, membuat pohon Natal dari susunan sapu lidi untuk merayakan hari Natal dan tahun baru 2017.
"Pohon Natal dari susunan sapu lidi ini dibuat sejak satu minggu lalu dengan menggunakan sekitar 600 sapu lidi. Dalam pembuatannya, kami dibantu empat orang yang sesungguhnya mereka bukan seorang Nasrani," kata pendeta Daniel Agus Haryanto di halaman GKJ Purwokerto dikutip dari Antara, Rabu (21/12/2016).
Menurut dia ide pembuatan pohon natal dari sapu lidi yang disusun pada pohon pucuk merah di halaman GKJ Purwokerto berawal dari keprihatinan atas aksi unjuk rasa 4 November 2016.
Dia membayangkan betapa indahnya Indonesia jika semua elemen masyarakat bersatu tanpa membedakan keyakinannya masing-masing.
Oleh karena itu, kata dia, ide tersebut selanjutnya disampaikan kepada jemaat hingga akhirnya mendapat dukungan dari mereka dengan menyumbangkan sapu lidi.
"Sapu lidi memiliki filosofi sebagai pembersih. Selain itu, satu batang lidi akan mudah patah jika dibengkokkan namun kalau sudah diikat menjadi sapu tidak akan mudah dipatahkan, menjadi sebuah satu kesatuan," katanya.
Dengan demikian, kata dia, sapu lidi juga dapat melambangkan persatuan dan kesatuan demi terpeliharanya kebhinnekaan di Indonesia.
Lebih lanjut, Pendeta Daniel mengatakan sapu lidi yang disusun sebagai pohon natal itu secara simbolis nantinya akan dibagikan kepada perwakilan dari tujuh keimanan yang ada di Kabupaten Banyumas, yakni agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Konghucu, dan penghayat kepercayaan.
"Tujuh iman itu akan kami undang untuk bersama-sama membersihkan Kabupaten Banyumas dari kecurigaan, kebencian, dan sebagainya. Di samping untuk membersihkan, juga untuk menyatukan, karena sapu lidi dikasih suh atau ikatan," katanya.
Dia mengatakan bagi Narani, "suh" merupakan ikatan cinta kasih sedangkan di Indonesia berupa Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika.
Dalam hal ini, dia ingin mengajak ketujuh iman itu untuk bersama-sama membangun persatuan dan kesatuan demi keutuhan NKRI serta Bhinneka Tunggal Ika.
"Jika seluruh agama yang ada di negara kita diikat dengan NKRI, maka kita akan kuat," kata dia.
Salah seorang warga yang turut membantu pembuatan pohon natal dari sapu lidi, Mulyanto mengaku tidak ada perasaan apapun meskipun dia beragama Islam.
"Tidak ada perasaan apa-apa, hanya untuk pekerjaan saja," katanya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
Terkini
-
KPK Tancap Gas Sidik Korupsi Bansos, Meski Rudi Tanoe Terus Ajukan Praperadilan
-
Malam Penganugerahan Pegadaian Media Awards 2025 Sukses Digelar, Ini Daftar Para Jawaranya
-
Sekjen PBNU Minta Pengurus Tenang di Tengah Isu Pelengseran Gus Yahya dari Kursi Ketua Umum
-
Kader Muda PDIP Ditantang Teladani Pahlawan: Berjuang Tanpa Tanya Jabatan
-
Kementerian PU Tingkatkan Kapasitas Petugas Pelayanan Publik
-
Bukan Cuma Guru Ngaji, Ketua Kelompok Pengajian di Jember Kini Dapat Uang Insentif
-
Siswa Mengadu soal Perundungan di Sekolah, Wagub Rano Karno Janji Usut Tuntas
-
Mendagri Harap Karang Taruna Jadi Motor Penggerak Perubahan Desa
-
Tak Terima Jadi Tersangka, Kakak Hary Tanoe Kembali Ajukan Praperadilan Lawan KPK
-
Hadiri Acara 50 Tahun Kemerdekaan Republik Angola, Mendagri: Kehormatan Besar bagi Rakyat Indonesia