Suara.com - Pemerintahan Obama mengumumkan putaran sanksi terhadap Moskow pada Kamis (29/12/2016) waktu setempat, atas dugaan peretasan ke dalam Komite Nasional Demokrat untuk mempengaruhi pemilihan presiden tahun ini. Sanksi akan dibebankan pada warga Rusia, sebanyak 35 diplomat Rusia telah diperintahkan untuk meninggalkan negara itu dalam 72 jam berikutnya.
"Kegiatan di dunia maya Rusia dimaksudkan untuk mempengaruhi pemilu dalam lembaga-lembaga demokrasi AS, menabur keraguan tentang integritas proses pemilihan kami, dan merusak kepercayaan lembaga-lembaga pemerintah AS. Tindakan ini tidak bisa diterima dan tidak akan ditoleransi," tutur Obama dengan tegas.
Presiden juga mengisyaratkan bahwa ini hanya baru sanksi pertama dari tanggapan resmi Gedung Putih dengan dugaan peretasan dan diharapkan dapat membuka mata publik.
"Kami akan terus mengambil berbagai tindakan pada waktu dan tempat yang kami pilih, beberapa di antaranya tidak akan dipublikasikan," ujarnya lagi.
Ketua DPR Paul Ryan setuju dengan sanksi yang diberikan pemerintahan Obama, meski dinilai terlambat.
"Rusia tidak memiliki kepentingan dengan Amerika. Bahkan, telah secara konsisten berupaya untuk melemahkan mereka, menabur ketidakstabilan berbahaya di seluruh dunia. Kondisi ini bisa membutat Amerika lemah di mata dunia," katanya dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu, Senator John McCain mengatakan bahwa Rusia baru membayar dengan harga kecil atas serangannya pada demokrasi AS.
Hanya satu jam setelah pengumuman tersebut, para pejabat Rusia menanggapi sanksi dengan janji akan melakukan pembalasan.
Kedutaan UK Rusia tweeted gambar bebek bersama dengan kata 'Payah' sebagai bentuk tanggapan dari pengumuman yang dikeluarkan pemerintahan Obama sebelum masa tugas mereka selesai.
Baca Juga: Nasib Ahmad Dhani Diramal Paranormal, Ingin Tahu Hasilnya?
Sementara itu, pejabat kementerian luar negeri Rusia Konstantin Dolgov menyebut, sanksi yang diberikan tersebut akan sia-sia dan kontraproduktif.
"Pemerintahan tidak punya alasan, baik hak politik maupun moral bagi langkah-langkah yang keras dan merusak seperti terhadap hubungan bilateral dengan Rusia," katanya kepada kantor berita Interfax. [Independent]
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaik November 2025, Cocok Buat PUBG Mobile
-
Ratusan Hewan Ternak Warga Mati Disapu Awan Panas Gunung Semeru, Dampak Erupsi Makin Meluas
Terkini
-
PSI Sorot Kinerja Pemprov DKI Atasi Banjir Rob Jakarta: Mulai Pencegahan dari Musim Kemarau
-
Jalani Sidang dengan Tatapan Kosong, Ortu Terdakwa Demo Agustus: Mentalnya Gak Kuat, Tiga Kali Jatuh
-
Pohon Tumbang Lumpuhkan MRT, PSI Desak Pemprov DKI Identifikasi Pohon Lapuk: Tolong Lebih Gercep!
-
Merasa Terbantu Ada Polisi Aktif Jabat di ESDM, Bagaimana Respons Bahlil soal Putusan MK?
-
Terbongkar! Sindikat Pinjol Dompet Selebriti: Teror Korban Pakai Foto Porno, Aset Rp14 Miliar Disita
-
Usut Kasus Korupsi Haji di BPKH, KPK Mengaku Miris: Makanan-Tempat Istirahat Jemaah jadi Bancakan?
-
Jember Kota Cerutu Indonesia: Warisan yang Menembus Pasar Global
-
Dissenting Opinion, Hakim Ketua Sebut Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi Harusnya Divonis Lepas
-
Komisi III 'Spill' Revisi UU Polri yang Bakal Dibahas: Akan Atur Perpanjangan Batas Usia Pensiun
-
Jadi Pondasi Ekonomi Daerah, Pemprov Jateng Beri Perhatian Penuh pada UMKM