Iyus Pane (tengah berbaju abu-abu) saat konferensi pers penangkapannya oleh Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Mochamad Iriawan di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (1/1/2017). [Suara.com/Dwi Bowo Raharjo]
Berakhir sudah pelarian bandir Ridwan Sitorus alias Marihot Sitorus alias Ius Pane.
Setelah lima hari diburu polisi, anggota komplotan Ramlan Butarbutar yang merampok rumah Dodi Triono dan mengakibatkan enam orang meninggal dunia ditangkap di pool bus Antar Lintas Sumatera, Medan, Sumatera Utara, pada Minggu (1/1/2016) sekitar pukul 07.45 WIB.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono menjelaskan penangkapan Ius Pane merupakan hasil pengembangan.
Nama Ius Pane di kasus Pulomas dikenali lewat mulut pelaku lainnya yaitu Erwin Situmorang dan Alfins Bernius Sinaga yang sudah lebih dulu dibekuk.
Polisi juga sudah memiliki data tentang residivis kasus perampokan itu. Ius Pane dan komplotan yang dipimpinnya dulu pernah merampok di berbagai tempat. Terakhir, dia tertangkap dan mendekam di Lembaga Pemasyarakat Tangerang.
"Kita kan juga punya database, pernah residivis di Polda Metro. Semuanya kita profiling," kata Argo di Polda Metro Jaya, Senin (2/1/2016).
Untuk melacak jejak Ius Pane, beberapa hari sebelum dibekuk, polisi menyebar foto dan identitasnya ke tengah masyarakat.
"Ya semua informasi kita kumpulkan semua," kata dia
Namun, Argo enggan menceritakan bagaimana situasi saat Ius Pane ditangkap.
"Iya itu bagian dari penyidikan polisi," katanya.
Ketika merampok rumah Dodi, Ius Pane merupakan orang pertama yang diperintahkan Ramlan untuk mengecek pintu gerbang dan masuk ke pekarangan.
Peran Ius Pane di dalam rumah ialah memaksa anak Dodi, Diona Arika Andra Putri (16), untuk menunjukkan kamar Dodi. Ius sampai menyeret dan memukul Diona akai gagang senjata api.
Setelah ditangkap, polisi membawa Ius Pane ke sejumlah tempat guna mengambil barang bukti.
Di antaranya ke rumah kontrakan Ius Pane di Depok, Jawa Barat. Dari tempat itu, polisi menyita senjata air softgun dan uang sisa hasil rampokan sebanyak Rp800 ribu.
Setelah lima hari diburu polisi, anggota komplotan Ramlan Butarbutar yang merampok rumah Dodi Triono dan mengakibatkan enam orang meninggal dunia ditangkap di pool bus Antar Lintas Sumatera, Medan, Sumatera Utara, pada Minggu (1/1/2016) sekitar pukul 07.45 WIB.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono menjelaskan penangkapan Ius Pane merupakan hasil pengembangan.
Nama Ius Pane di kasus Pulomas dikenali lewat mulut pelaku lainnya yaitu Erwin Situmorang dan Alfins Bernius Sinaga yang sudah lebih dulu dibekuk.
Polisi juga sudah memiliki data tentang residivis kasus perampokan itu. Ius Pane dan komplotan yang dipimpinnya dulu pernah merampok di berbagai tempat. Terakhir, dia tertangkap dan mendekam di Lembaga Pemasyarakat Tangerang.
"Kita kan juga punya database, pernah residivis di Polda Metro. Semuanya kita profiling," kata Argo di Polda Metro Jaya, Senin (2/1/2016).
Untuk melacak jejak Ius Pane, beberapa hari sebelum dibekuk, polisi menyebar foto dan identitasnya ke tengah masyarakat.
"Ya semua informasi kita kumpulkan semua," kata dia
Namun, Argo enggan menceritakan bagaimana situasi saat Ius Pane ditangkap.
"Iya itu bagian dari penyidikan polisi," katanya.
Ketika merampok rumah Dodi, Ius Pane merupakan orang pertama yang diperintahkan Ramlan untuk mengecek pintu gerbang dan masuk ke pekarangan.
Peran Ius Pane di dalam rumah ialah memaksa anak Dodi, Diona Arika Andra Putri (16), untuk menunjukkan kamar Dodi. Ius sampai menyeret dan memukul Diona akai gagang senjata api.
Setelah ditangkap, polisi membawa Ius Pane ke sejumlah tempat guna mengambil barang bukti.
Di antaranya ke rumah kontrakan Ius Pane di Depok, Jawa Barat. Dari tempat itu, polisi menyita senjata air softgun dan uang sisa hasil rampokan sebanyak Rp800 ribu.
Komentar
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
- 5 Mobil Bekas di Bawah 50 Juta Muat Banyak Keluarga, Murah tapi Mewah
Pilihan
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
-
Satu Indonesia ke Jogja, Euforia Wisata Akhir Tahun dengan Embel-embel Murah Meriah
Terkini
-
Diduga Sarat Potensi Korupsi, KPK-Kejagung Didesak Periksa Bupati Nias Utara, Kasus Apa?
-
Resmi! KY Rekomendasikan 3 Hakim Perkara Tom Lembong Disanksi Nonpalu
-
Ancaman Bencana Susulan Mengintai, Legislator DPR: Jangan Tunggu Korban Jatuh Baru Bergerak
-
Amnesty International Kutuk Keras Represi Aparat ke Relawan Bantuan Aceh: Arogansi Kekuasaan
-
Ketua Banggar DPR Said Abdullah: Merchant Tolak Pembayaran Tunai Bisa Dipidana
-
Terungkap Motif Teror Bom 10 SMA Depok, Pelaku Kecewa Lamaran Ditolak Calon Mertua
-
Heboh 'Dilantik' di Kemenhan, Terungkap Jabatan Asli Ayu Aulia: Ini Faktanya
-
PP Dinilai Sebagai Dukungan Strategis Atas Perpol 10/2025: Bukan Sekedar Fomalitas Administratif
-
Sikapi Pengibaran Bendera GAM di Aceh, Legislator DPR: Tekankan Pendekatan Sosial dan Kemanusiaan
-
Geng Motor Teror Warga Siskamling di Pulogadung: Siram Air Keras, Aspal Sampai Berasap