Suara.com - Fajar Merah sudah pesimistis keberadaan ayahnya, Wiji Thukul, dapat ditemukan. Wiji Thukul merupakan penyair asal Solo, Jawa Tengah, yang menjadi salah satu korban penghilangan paksa sejak tahun 1998.
"Sebenarnya pesimis ini berlaku untuk siapa saja. Karena saya secara pribadi sudah tidak mikir tentang apapun. Karena kehilangan itu adalah sesuatu yang wajar, walaupun ini (Wiji) hilangnya kategori tidak wajar," kata Fajar di kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (25/1/2017).
Saat Wiji Thukul dihilangkan secara paksa, Fajar Merah masih berusia empat tahun.
"Aku cuma merasa kehilangan keceriaan dalam keluargaku. Ibuku tidak ceria kayak ibu-ibu pada umumnya," ujar Fajar.
Fajar Merah mengatakan tidak pernah percaya dengan janji-janji pemerintah. Itu sebabnya, dia tak terlalu berharap kepada pemerintah.
"Saya berpikir kita sebagai manusia masih bisa hidup sendiri tanpa bantuan siapa -siapa. Kayak aku di lingkungan rumahku masih bertahan hidup, tidak berharap sama pemerintah," tutur Fajar.
Saat ini, Fajar sedang menggeluti dunia musik. Menurut dia, seseorang bisa ada dan dirasakan keberadaannya oleh orang lain lewat karya yang ditinggalkan.
"Bapak itu ada karena karyanya. Bahwa akhirnya dia dihilangkan itu mungkin juga memang konsekuensi yang memang harus diterima beliau," ujar Fajar.
Sebelum hilang, Wiji Thukul merupakan satu dari puluhan aktivis yang dikejar aparat pemerintah.
Dia jadi buronan karena dianggap membahayakan stabilitas pemerintahan Soeharto. Ketika masyarakat tidak bisa bersuara dengan bebas, Wiji Thukul turun ke jalan bersama para aktivis dan dia berani tampil dengan puisi-puisinya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
Terkini
-
Atasi Krisis Air, Brimob Polri Targetkan 100 Titik Sumur Bor untuk Warga Aceh Tamiang
-
Mendikdasmen Pastikan Guru Korban Bencana di Sumatra Dapat Bantuan Rp2 Juta
-
Masalah Lingkungan Jadi PR, Pemerintah Segera Tertibkan Izin Kawasan Hutan hingga Pertambangan
-
Dua Hari Berturut-turut, KPK Dikabarkan Kembali Tangkap Jaksa Lewat OTT
-
LPSK Tangani 5.162 Permohonan Restitusi, Kasus Anak Meroket Tajam
-
Upaya Roy Suryo cs Mentah di Polda Metro Jaya, Status Tersangka Ijazah Jokowi Final?
-
Jurus 'Sapu Jagat' Omnibus Law Disiapkan untuk Atur Jabatan Polisi di Kementerian
-
Dakwaan Jaksa: Dana Hibah Pariwisata Sleman Diduga Jadi 'Bensin' Politik Dinasti Sri Purnomo
-
LPSK Bahas Optimalisasi Restitusi Korban Tindak Pidana bersama Aparat Hukum
-
Komisi X DPR Respons Kabar 700 Ribu Anak Papua Tak Sekolah: Masalah Serius, Tapi Perlu Cross Check