Suara.com - Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono diminta menyebutkan pihak provokator yang dia tuduhkan di aksi demo di kediamannya di Kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Senin (7/2/2017).
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Andreas Hugo menilai aksi demo yang disasar ke SBY disebabkan ada ketidakpuasan dari publik. Menurut dia, pendemo tidak ditunggangi.
"Ya mestinya beliau menjawab sendiri pertanyaannya (siapa yang memprovokasi), mungkin ada orang yang tidak puas dengan apa yang dia sampaikan ke publik, saya nggak tahu persis, beliau sendiri yang harus menjawab pertanyaan menganalisa kenapa orang mendemonya," kata Andreas di DPR, Jakarta, Selasa (7/2/2017).
Dia menambahkan demonstrasi merupakan ekspresi warga negara dalam menyampaikan pendapat. Sehingga, aksi demonstrasi kemarin harusnya ditanggapi biasa saja.
"Ini kenapa jadi luar biasa?" kata Andreas.
Menurutnya, tidak ada yang perlu dirisaukan dari aksi demonstrasi seperti ini. Apalagi, aksi demonstrasi ini dilakukan oleh sekelompok mahasiswa. Dia juga mempertanyakan ketika Yudhoyono mempermasalahkan aksi demonstrasi ini dan akan memprosesnya secara hukum.
"Ya yang demo itu kan mahasiswa, bagian daripada warga negara di republik ini, jadi hal yang biasa sekali, kita di PDI Perjuangan tiap hari ada yang demo dikantor, nggak ribut-ribut tuh," katanya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO