Suara.com - Direktur Lembaga Survei dan Polling Indonesia Igor Dirgantara menilai ikatan batin basis massa pendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di pemilu presiden tahun 2014 lebih kuat dibandingkan pendukung Presiden Joko Widodo.
"Banyaknya pemilih Jokowi yang tidak memilih Ahok (Basuki Tjahaja Purnama)-Djarot (sama-sama didukung PDI Perjuangan) juga dapat dipahami karena sebagian pemilih Jokowi pada Pilpres 2014 tidak mempunyai ikatan batin sekuat para pemilih Prabowo yang tetap setia mendukung pilihan Prabowo pada Pilgub Jakarta 2017,"ujar Igor di Bakoel Koffie, Cikini, Jakarta, Rabu (8/2/2017).
Fenomena tersebut terungkap dari hasil survei terakhir Lembaga Survei dan Polling Indonesia. Menurut survei, pasangan calon gubernur Jakarta yang diusung Partai Gerindra dan PKS: Anies Baswedan dan Sandiaga Uno Anies mendapat dukungan dari pemilik Jokowi yang mencapai 10,49 persen. Kemudian, sebanyak 34 persen responden pendukung Jokowi kini memilih pasangan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni yang mencapai 34,46 persen. Tetapi pendukung Jokowi yang memilih pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot tetap lebih banyak, mencapai 54,3 persen. Sebanyak 0,75 persen responden yang disurvei menyatakan belum menentukan pilihan.
Igor menyontohkan kuatnya ikatan pemilih Prabowo terlihat ketika kebijakan Ahok dinilai tidak sesuai dengan perjuangan Partai Gerindra.
"Ini sebab penting mengapa para pendukung Prabowo cenderung tidak memilih Ahok di pilgub Jakarta 15 Februari 2017 nanti," kata dia.
Lebih jauh, Igor mengatakan basis massa Jokowi yang kini memilih pasangan calon gubernur selain Ahok menunjukkan bahwa mereka tidak puas dengan pemerintahan Jokowi.
"Banyaknya pemilih Jokowi yang lari memilih pasangan calon lain bisa berarti, bahwa pemilih-pemilih tersebut tidak puas terhadap kinerja pemerintahan Jokowi atau kecewa dengan pilihannya di pilpres 2014 lalu dan ingin memperbaiki pilihannya pada Pilgub Jakarta sekarang," kata dia.
Survei dilaksanakan pada tanggal 24 sampai 26 Januari 2017 dengan responden sebanyak 1.102 orang dengan teknik multistage random sampling. Sementara margin of error dan tingkat kepercayaan 95 persen. Wawancara dilakukan melalui tatap muka langsung dengan bantuan kuesioner.
Berita Terkait
-
Said Didu Bongkar 5 Kedaulatan RI yang 'Dirampas' Jokowi demi Oligarki Selama Satu Dekade
-
Berapa Tarif Yakup Hasibuan? Pengacara Jokowi dalam Kasus Tuduhan Ijazah Palsu
-
Terpopuler: 7 Fakta Panas Ijazah Jokowi, Promo BRI Hemat Rp1,3 Juta
-
Kuasa Hukum Jokowi Singgung Narasi Sesat Jelang Gelar Perkara Ijazah Palsu
-
Polda Siapkan Gelar Perkara Khusus Kasus Ijazah Jokowi: Permintaan Roy Suryo Cs Jadi Pemicu?
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Doa Buka Puasa Rajab Lengkap dengan Artinya, Jangan Sampai Terlewat!
-
Pedagang Korban Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati Mulai Tempati Kios Sementara
-
Buku "Jokowi's White Paper" Ditelanjangi Polisi: Cuma Asumsi, Bukan Karya Ilmiah
-
Gibran Turun Gunung ke Nias, Minta Jembatan 'Penyelamat' Siswa Segera Dibangun
-
Mensos Salurkan Santunan Rp15 Juta bagi Ahli Waris Korban Bencana di Sibolga
-
Anjing Pelacak K-9 Dikerahkan Cari Korban Tertimbun Longsor di Sibolga-Padangsidimpuan
-
Ibu-Ibu Korban Bencana Sumatra Masih Syok Tak Percaya Rumah Hilang, Apa Langkah Mendesak Pemerintah?
-
Eks Wakapolri Cium Aroma Kriminalisasi Roy Suryo Cs di Kasus Ijazah Jokowi: Tak Cukup Dilihat
-
Nasib 2 Anak Pengedar Narkoba di Jakbar: Ditangkap Polisi, 'Dilepas' Gara-gara Jaksa Libur
-
Mendiktisaintek: Riset Kampus Harus Bermanfaat Bagi Masyarakat, Tak Boleh Berhenti di Laboratorium