Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Saefullah. (suara.com/Ummi Hadyah Saleh)
Dengan sistem triple password, APBD Pemerintah Provinsi Jakarta akan terproteksi sehingga kemungkinan untuk diubah-ubah untuk tujuan jahat sangat kecil. Sistem ini dibuat di era kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat.
Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Jakarta Saefullah mengakui betapa baiknya sistem tersebut untuk transparansi anggaran.
"Mengubah nggak bisa, kalau dia berubah itu ada waktu mengubah, tidak bisa. Misalnya sudah masuk nih, karena saya punya password, saya ubah sendiri, nggak bisa. Gubernur juga nggak bisa mengubah sendiri. Tapi kalau dia ada sesuatu yang nggak bagus, dia panggil kami ini apa maksudnya, tolong jelaskan panggil SKPD. Nanti pada forumnya, kami buka kegiatan ini dibuka kapan, pada forum apa kelihatan, jadi tidak bisa semaunya," ujar Saefullah di Blok G, Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (25/5/2017).
Sistem tersebut semata-mata dibuat dengan tujuan untuk menghindari korupsi anggaran. Sistem tersebut dikunci dengan password bersama lembaga BPK dan KPK. Dengan demikian, apapun program yang dibuat akan diketahui BPK dan KPK.
Saefullah bersyukur dengan adanya sistem e-budgeting.
"Jadi semuanya harus lewat pembahasan, sudah dibahas pun dengan dewan, kami bikin berita acara yang kami sepakati buat berita acara. Nanti anda teken dengan unsur pimpinan, saya juga teken, nanti staf yang masukin, berubahnya seperti itu," kata dia.
Saefullah mengatakan dengan sistem tersebut memungkinkan semua pembuatan program ketahuan BPK dan KPK.
"Dikasih buka supaya dia lihat, dikritisi program ini, ini bagus, setengah bagus, ini tidak bagus, tidak bagus keluarin dong. Alasannya sampaikan juga, nanti keluarnya kelihatan atas usul siapa menggunakan password siapa, siapa yang melakukan , kapan sampai jamnya juga kelihatan, semuanya diawasi KPK," kata dia.
Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Jakarta Saefullah mengakui betapa baiknya sistem tersebut untuk transparansi anggaran.
"Mengubah nggak bisa, kalau dia berubah itu ada waktu mengubah, tidak bisa. Misalnya sudah masuk nih, karena saya punya password, saya ubah sendiri, nggak bisa. Gubernur juga nggak bisa mengubah sendiri. Tapi kalau dia ada sesuatu yang nggak bagus, dia panggil kami ini apa maksudnya, tolong jelaskan panggil SKPD. Nanti pada forumnya, kami buka kegiatan ini dibuka kapan, pada forum apa kelihatan, jadi tidak bisa semaunya," ujar Saefullah di Blok G, Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (25/5/2017).
Sistem tersebut semata-mata dibuat dengan tujuan untuk menghindari korupsi anggaran. Sistem tersebut dikunci dengan password bersama lembaga BPK dan KPK. Dengan demikian, apapun program yang dibuat akan diketahui BPK dan KPK.
Saefullah bersyukur dengan adanya sistem e-budgeting.
"Jadi semuanya harus lewat pembahasan, sudah dibahas pun dengan dewan, kami bikin berita acara yang kami sepakati buat berita acara. Nanti anda teken dengan unsur pimpinan, saya juga teken, nanti staf yang masukin, berubahnya seperti itu," kata dia.
Saefullah mengatakan dengan sistem tersebut memungkinkan semua pembuatan program ketahuan BPK dan KPK.
"Dikasih buka supaya dia lihat, dikritisi program ini, ini bagus, setengah bagus, ini tidak bagus, tidak bagus keluarin dong. Alasannya sampaikan juga, nanti keluarnya kelihatan atas usul siapa menggunakan password siapa, siapa yang melakukan , kapan sampai jamnya juga kelihatan, semuanya diawasi KPK," kata dia.
Anies Baswedan dan Sandiaga Uno mendukung sistem e-budgeting untuk mengamankan APBD dari tangan-tangan jahat yang diterapkan pemerintah Jakarta dibawah kepemimpinan Ahok-Djarot.
"Intinya apa yang diterapkan sekarang oleh pemda, pasti akan kami tingkatkan," kata Anies di posko Anies-Sandiaga, Jalan Cicurug, Menteng, Jakarta Pusat.
Anies belum bisa bicara lebih jauh mengenai sistem anggaran. Pasalnya, dia belum dilantik menjadi gubernur Jakarta.
"Cuma sekarang, kan kami masih nunggu keputusan KPUD," kata Anies.
Anies memastikan semua program kerja yang dia dan Sandiaga tawarkan ketika kampanye akan direalisasikan.
Jika yang telah dilakukan Ahok-Djarot baru sekitar 50 persen, pasangan Anies-Sandiaga akan bekerja 100 persen.
"Kalau Pak Ahok segini, ya kita seginilah," kata Sandiaga sambil memperagakan tangan kiri di bawah dan tangan kanan di atas.
Tag
Komentar
Berita Terkait
-
Skandal APBD DKI: Server Rp1,7 Miliar, Proyektor Museum Lebih Mahal dari Mobil?
-
APBD DKI Jakarta 2025 Naik Rp 500 Miliar, Total Jadi Rp 91,86 Triliun
-
Sesuai Target Pramono, Ketua DPRD DKI Yakin APBD Jakarta Bisa Tembus Rp100 Triliun
-
Pendapatan Pajak Jakarta Terancam Turun! Imbas Efisiensi Anggaran Prabowo
-
Beda dengan Anggotanya, Ketua F-PKB DPRD DKI Nyatakan Tolak Usulan Payung Hukum untuk Retribusi Kantin Sekolah
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu