Penulis Buku Membongkar Proyek ala HTI, Ainur Rofik Al Amin di D'Hotel, Jakarta Selatan, Selasa (30/5/2017). [Suara.com/Nikolaus Tolen]
Mantan anggota organisasi Hizbut Tahrir Indonesia Ainur Rofik Al Amin blak-blakan tentang HTI.
"Yang ingin saya katakan, HTI sering menggunakan dalil debatable, tetapi itu diyakinkan sebagai yang benar. Dia menggambarkan ingin menetapkan khilafah mulai zaman rasul. Dia memaksakan dalil. Itu yang saya sebut inagurasi dalil," kata Ainur di acara bedah buku karyanya yang bertajuk Membongkar Proyek Khilafah Ala HTI di Dhotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Selasa (30/5/2017).
Itu sebabnya, Ainur mengingatkan masyarakat tak mudah percaya dengan dakwah pengikut HTI.
"Kalau anda ketemu Hizbut Tahrir jangan terlalu meyakini, itu hanya hasil ijtihadnya ulama mereka. Tapi sayangnya ini bagi pengikutnya dianggap kebenaran," kata Ainur.
Menurut Ainur pemikiran HTI mengandung rekayasa pemahaman seolah khilafah merupakan keharusan dalam ajaran Islam.
"Khilafah seolah sama dengan Islam. Kalau anda menafikan khilafah, anda menafikan Islam. Dia berusaha mengonstruksi untuk memperkuat ideologi khilafah," kata dosen UIN Sunan Ampel, Surabaya, Jawa Timur.
Ainur mengungkapkan HTI mewajibkan anggota mempunyai buku wajib. Buku wajib tersebut, kata dia, merupakan panduan.
"Sebanyak 18 kitab. Di situ membicarakan bagaimana cara memasarkan khilafah mereka. Kemudian HTI dalam metodologinya, untuk memperoleh khilafah mereka memiliki cara, dan cara ini baku, istilahnya tarekah, dan cara ini wajib dilakukan karena meniru nabi," katanya.
Ainur juga menyoroti kaderisasi HTI. Dalam proses kaderisasi, kata Ainur, mereka mengajarkan dengan pedoman buku wajib tadi.
"Misalkan dengan metode taskif. Istilahnya membina atau mengkader. Mereka lebih serius dan tidak senang guyon. Mereka ditawari tentang gagasan HTI," kata Ainur.
HTI merupakan organisasi yang akan dibubarkan pemerintah karena dianggap anti Pancasila. HTI dinilai bercita-cita mendirikan Khilafah Islamiyah, pemerintahan berasaskan hukum Islam.
"Yang ingin saya katakan, HTI sering menggunakan dalil debatable, tetapi itu diyakinkan sebagai yang benar. Dia menggambarkan ingin menetapkan khilafah mulai zaman rasul. Dia memaksakan dalil. Itu yang saya sebut inagurasi dalil," kata Ainur di acara bedah buku karyanya yang bertajuk Membongkar Proyek Khilafah Ala HTI di Dhotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Selasa (30/5/2017).
Itu sebabnya, Ainur mengingatkan masyarakat tak mudah percaya dengan dakwah pengikut HTI.
"Kalau anda ketemu Hizbut Tahrir jangan terlalu meyakini, itu hanya hasil ijtihadnya ulama mereka. Tapi sayangnya ini bagi pengikutnya dianggap kebenaran," kata Ainur.
Menurut Ainur pemikiran HTI mengandung rekayasa pemahaman seolah khilafah merupakan keharusan dalam ajaran Islam.
"Khilafah seolah sama dengan Islam. Kalau anda menafikan khilafah, anda menafikan Islam. Dia berusaha mengonstruksi untuk memperkuat ideologi khilafah," kata dosen UIN Sunan Ampel, Surabaya, Jawa Timur.
Ainur mengungkapkan HTI mewajibkan anggota mempunyai buku wajib. Buku wajib tersebut, kata dia, merupakan panduan.
"Sebanyak 18 kitab. Di situ membicarakan bagaimana cara memasarkan khilafah mereka. Kemudian HTI dalam metodologinya, untuk memperoleh khilafah mereka memiliki cara, dan cara ini baku, istilahnya tarekah, dan cara ini wajib dilakukan karena meniru nabi," katanya.
Ainur juga menyoroti kaderisasi HTI. Dalam proses kaderisasi, kata Ainur, mereka mengajarkan dengan pedoman buku wajib tadi.
"Misalkan dengan metode taskif. Istilahnya membina atau mengkader. Mereka lebih serius dan tidak senang guyon. Mereka ditawari tentang gagasan HTI," kata Ainur.
HTI merupakan organisasi yang akan dibubarkan pemerintah karena dianggap anti Pancasila. HTI dinilai bercita-cita mendirikan Khilafah Islamiyah, pemerintahan berasaskan hukum Islam.
Komentar
Berita Terkait
-
Kelompok Diduga HTI Bikin Acara Undang Ribuan Anak Muda Di Taman Mini, Begini Kata TMII Dan Polisi
-
Dery Eks Bassist Vierra Pernah Terpengaruh Kelompok Radikal, Kafirkan Istri dan Presiden Jokowi
-
Bendera HTI Berkibar di Deklarasi Dukungan Anies Capres, PA 212: Ada Narasi Islamofobia dan Adu Domba
-
Eks Jubir HTI Duga ada Kampanye Hitam Saat Acara Deklarasi Dukung Anies Calon Presiden
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka
-
Si Jago Merah Mengamuk di Kemanggisan, Warung Gado-Gado Ludes Terbakar
-
ODGJ Iseng Main Korek Gas, Panti Sosial di Cengkareng Terbakar
-
Diplomasi Tanpa Sekat 2025: Bagaimana Dasco Jadi 'Jembatan' Megawati hingga Abu Bakar Baasyir
-
Bobby Nasution Berikan Pelayanan ke Masyarakat Korban Bencana Hingga Dini Hari
-
Angka Putus Sekolah Pandeglang Tinggi, Bonnie Ingatkan Orang Tua Pendidikan Kunci Masa Depan
-
Pramono Anung Beberkan PR Jakarta: Monorel Rasuna, Kali Jodo, hingga RS Sumber Waras