Suara.com - Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat meminta polosi berani menindak tegas pelaku persekusi yang belakangan mengincar orang yang dianggap menghina agama atau ulama di media sosial.
Jika polisi dan pemerintah nggak tegas, maka diprediksi akan ada 'pengadilan jalanan' yang mendorong masyarakat umum menindak sendiri pelakunya.
"Sekarang masalahnya polisi atau negara berani nggak? Daripada nanti masyarakat akan membentuk satu lembaga sendiri atau badan sendiri sebagai tempat melaporkan persekusi dan kemudian main hakim sendiri, kan jadi nggak baik," kata Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (5/6/2017).
Saat ini sudah ada Koalisi Anti Persekusi yang menangani korban aksi persekusi, diancam, diintimidasi, diserang, atau diteror.
Regional Coordinator Southeast Asia Freedom of Expression Network Damar Juniarto menginformasikan semua warga negara yang menjadi korban persekusi bisa meminta perlindungan dan bantuan hukum lewat nomor 081286938292 atau bisa juga lewat Email antipersekusi@gmail.com. Menurut Djarot, masyarakat seharusnya melapor ke pihak kepolisian bukan ke lembaga atau koalisi tertentu.
"Kan ada kelompok yang menjadikan tempat pengaduan. Tapi yang benar pengaduanya nggak di situ. Pengaduan di kepolisian bukan kelompok masyarakat," kata Djarot.
"Kalau memuut hemat saya, negara harus tegas. Kepolisian harus tegas. Suapaya apa? Negara nggak boleh kalah dengan tekanan seperti itu, kita ini ngara hukum," lanjut Djarot.
Aksi persekusi atau disebut Safenet sebagai The Ahok Effect muncul sejak Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dipidanakan dengan pasal penodaan agama, muncul kenaikan drastis pelaporan menggunakan Pasal 28 ayat 2 UU ITE.
Lalu, setelah Ahok divonis bersalah, muncul tindakan persekusi atau pemburuan atas akun-akun yang dianggap menghina agama atau ulama di media sosial. Safenet mencatat sebanyak 59 orang menjadi korban persekusi.
Baca Juga: Kejarlah Daku Kau Kutangkap, Siapa Dalang Persekusi?
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
6 Fakta Kecelakaan Bus di Exit Tol Krapyak Semarang: 15 Orang Meninggal, Korban Terjepit
-
Omzet Perajin Telur Asin Melonjak hingga 4.000 Persen Berkat Program MBG
-
Sibuk Pasok Dapur MBG, Warga Desa Ini Lepas dari Judi Online
-
Perkuat Kualitas PMI, Perusahaan Asal Taiwan Teken MoU dengan Anak Perusahaan BPJS Ketenagakerjaan
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Mendagri Bersama Menteri PKP Resmikan Pembangunan Hunian Tetap Korban Bencana di Tapanuli Tengah
-
Percepat Pemulihan Pascabencana, Mendagri Instruksikan Pendataan Hunian Rusak di Tapanuli Utara