Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan meminta kerja sama ASEAN untuk membantu menangani masalah sampah plastik yang mencemari laut. Menurut dia, sampah plastik ini bisa berujung pada aksi terorisme.
Permintaan itu disampaikan dalam jamuan makan siang dengan perwakilan negara-negara ASEAN yang diselenggarakan di Perwakilan Tetap Republik Indonesia di PBB, New York, Senin (5/6/2017) waktu setempat.
Pertemuan itu dilakukan untuk memberikan penjelasan singkat menjelang Konferensi Tingkat Tinggi Sampah Plastik Laut yang akan digelar di Bali, September mendatang. Dalam jamuan tersebut, Luhut menyampaikan pentingnya konferensi itu sehingga diperlukan kerja sama 10 negara anggota ASEAN.
"Sampah plastik laut ini telah menimbulkan kerugian sebesar 1,2 miliar dolar AS di bidang perikanan, perkapalan, pariwisata dan bisnis asuransi. Ini bisa berujung kepada malapetaka jika kita tidak segera bergerak karena pengangguran bisa menimbulkan masalah kemiskinan dan sosial dan akan berujung pada radikalisme dan terorisme," katanya.
Lebih lanjut, Luhut menuturkan pada pertemuan East Asia Summit (EAS) yang diadakan pada 22 November 2015 di Kuala Lumpur, pemimpin EAS dan ASEAN dengan tegas menyatakan bahwa pencemaran laut adalah tantangan lintas batas yang harus ditangani secara efektif untuk mencapai pembangunan laut yang berkelanjutan.
Kesimpulan ini didasarkan pada kepedulian negara-negara EAS yang kuat terhadap kesehatan laut dan lautan. Hampir semua negara peserta EAS adalah negara pesisir yang memiliki nilai maritim dan kesehatan laut sebagai kunci pengembangan ekonomi. Terlebih, banyak negara ASEAN merupakan eksportir utama produk makanan laut dan juga kelautan.
"Secara strategis, kerja sama kelautan untuk menyelesaikan masalah plastik laut dapat menjadi fondasi yang kuat untuk memperkuat kerjasama kelautan yang ada serta menjembatani perbedaan pandangan negara-negara tersebut tentang pengelolaan limbah, seperti pelaksanaan proyek limbah ke energi (waste to energy) dan kerja sama di bidang pengelolaan limbah seperti investasi," katanya.
Mantan Menko Polhukam itu menambahkan, pengelolaan limbah-ke-energi juga bisa menjadi pendorong ekonomi baru dan merangsang keterlibatan sektor swasta yang jauh yang secara langsung menguntungkan masyarakat.
Dengan demikian, negara dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dengan mengurangi eksternalitas negatif terhadap lingkungan, sehingga menyajikan contoh konkret pembangunan berkelanjutan.
Baca Juga: Gerindra Minta TNI Dilibatkan Dalam Penanganan Terorisme
"Atas dasar ini, saya ingin meminta dukungan Anda untuk bersama-sama memperkuat kerja sama kami di wilayah kita untuk mengatasi masalah kritis ini dengan membangun kesadaran regional tentang polusi sampah plastik, mempromosikan keterlibatan sektor swasta, lembaga penelitian dan gerakan akar rumput. Sebelum konferensi EAS, ASEAN harus memiliki pandangan yang sama dalam masalah ini," katanya.
Konferensi Tingkat Tinggi Sampah Plastik di Laut akan diselenggarakan awal September di Bali, diikuti antara lain oleh China, India, Amerika Serikat, Rusia, Jepang, Selandia Baru, Australia, dan ASEAN. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Mardiono Didukung Jadi Caketum PPP Jelang Muktamar X, Amir Uskara Komandoi Tim Relawan Pemenangan
-
Terkuak! Alasan Ustaz Khalid Basalamah Cicil Duit Korupsi Haji ke KPK
-
Periksa Dirjen PHU Hampir 12 Jam, KPK Curiga Ada Aliran Uang Panas dari Kasus Korupsi Kuota Haji
-
Mardiono Tanggapi Munculnya Calon Ketum Eksternal: PPP Punya Mekanisme dan Konstitusi Baku
-
Dirut BPR Jepara Artha Dkk Dapat Duit hingga Biaya Umrah dalam Kasus Kredit Fiktif
-
Muncul ke Publik Usai Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Eko Purnomo: Maaf Bikin Khawatir
-
KPK Wanti-wanti Kemenkeu soal Potensi Korupsi dalam Pencairan Rp 200 Triliun ke 5 Bank
-
Mendagri Jelaskan Pentingnya Keseimbangan APBD dan Peran Swasta Dalam Pembangunan Daerah
-
Dukungan Mengalir Maju Calon Ketum PPP, Mardiono: Saya Siap Berjuang Lagi! Kembali PPP ke Parlemen!
-
KPK Beberkan Konstruksi Perkara Kredit Fiktif yang Seret Dirut BPR Jepara Artha