Suara.com - KJRI Cape Town dan KJRI Seoul menangani kasus tiga WNI anak buah kapal Oryong 355 yang tersapu badai di Samudera Atlantik pada 13 Juni lalu.
Ketiga WNI tersebut berinisial AK asal Sulawesi Utara, SG asal Jawa Tengah, dan WY asal Jawa Barat.
"Sejak awal menerima informasi, Menlu meminta KJRI Cape Town dan KBRI Seoul segera memberikan bantuan kepada korban. Tim Kemlu langsung berkoordinasi dengan agen pengirim dan menyampaikan pemberitahuan resmi kepada keluarga," kata Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu, Lalu Muhammad Iqbal, melalui siaran pers, Kamis (29/6/2017).
Kapal Oryong 355 merupakan kapal ikan berbendera Korea Selatan yang diawaki oleh 25 ABK, 15 di antaranya WNI.
Kapal yang berangkat dari Port Luis, Mauritius untuk menangkap ikan di Samudera Atlantik itu diserang badai dan gelombang setinggi 8 meter, hingga mengakibatkan tiga WNI ABK terbawa ombak sementara 12 WNI lainnya selamat.
Pencarian tiga WNI dilakukan oleh Oryong 355 dan sejumlah kapal Korea Selatan yang sedang berada di sekitar lokasi saat itu, namun badai, gelombang tinggi, serta suhu yang mencapai 0 derajat Celcius mempersulit proses pencarian sehingga harus dihentikan setelah 72 jam.
Kapal Oryong 355 mengalami sejumlah kerusakan fisik sehingga harus berlabuh untuk perbaikan. Kapal baru mencapai pelabuhan terdekat di Cape Town pada 22 Juni setelah sembilan hari pelayaran.
Segera setelah kapal tiba di pelabuhan Cape Town, tim perlindungan WNI KJRI Cape Town menemui para ABK, berkoordinasi dgn inspektur ITF serta otoritas pelabuhan.
"Dari 12 WNI yang selamat, 10 orang meminta dipulangkan karena mengalami trauma sementara dua WNI lainnya memutuskan tetap bekerja", kata Konjen RI Cape Town, Krishna Adi Poetranto.
Pada 28 Juni, kesepuluh ABK yang meminta dipulangkan tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta dengan Qatar Airways via Doha, dan langsung dijemput oleh tim Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP2TKI) serta PT Mitra Samudera Cakti sebagai agen pengirim.
Pihak keluarga tiga WNI yang hilang telah mengonfirmasi bahwa mereka menerima seluruhnya hak-hak asuransi dari agen pengirim tenaga kerja dan pemilik kapal, Sajo Industries Ltd.
"Pemilik kapal adalah perusahaan yang sama dengan pemilik kapal Oryong 501 yang tenggelam di Laut Bering pada akhir 2014. Saat itu Menlu langsung berkomunikasi dengan manajemen perusahaan pemilik kapal di Seoul untuk memastikan pemenuhan hak-hak korban. Hubungan yang sudah baik tersebut membuat penyelesaian hak-hak korban dalam kejadian ini jaih lebih mudah," ujar Iqbal.
Diperkirakan sekitar 7.000 ABK WNI berlabuh di pelabuhan Cape Town, Afrika Selatan, setiap tahunnya. Sementara di pelabuhan Port Luis, Mauritius, sekitar 3.000 ABK WNI berlabuh setiap tahunnya.
Sebagian besar WNI bekerja di kapal berbendera Taiwan, Korea Selatan, dan Jepang. Dalam satu tahun terakhir, Kemlu melalui KJRI Cape Town sedang membangun model sistem perlindungan bagi ABK WNI di Cape Town.
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Puasa Rajab Berapa Hari yang Dianjurkan? Catat Jadwal Berpuasa Lengkap Ayyamul Bidh dan Senin Kamis
-
Doa Buka Puasa Rajab Lengkap dengan Artinya, Jangan Sampai Terlewat!
-
Pedagang Korban Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati Mulai Tempati Kios Sementara
-
Buku "Jokowi's White Paper" Ditelanjangi Polisi: Cuma Asumsi, Bukan Karya Ilmiah
-
Gibran Turun Gunung ke Nias, Minta Jembatan 'Penyelamat' Siswa Segera Dibangun
-
Mensos Salurkan Santunan Rp15 Juta bagi Ahli Waris Korban Bencana di Sibolga
-
Anjing Pelacak K-9 Dikerahkan Cari Korban Tertimbun Longsor di Sibolga-Padangsidimpuan
-
Ibu-Ibu Korban Bencana Sumatra Masih Syok Tak Percaya Rumah Hilang, Apa Langkah Mendesak Pemerintah?
-
Eks Wakapolri Cium Aroma Kriminalisasi Roy Suryo Cs di Kasus Ijazah Jokowi: Tak Cukup Dilihat
-
Nasib 2 Anak Pengedar Narkoba di Jakbar: Ditangkap Polisi, 'Dilepas' Gara-gara Jaksa Libur