Suara.com - Dampak terburuk dari peletakan bendera kelompok teroris ISIS di depan Polsek Kebayoran Lama, Jakarta Selatan adalah gangguan keamanan. Seolah ada persepsi jika Indonesia, khususnya Jakarta tidak aman.
Hal itu analisa Pengamat Terorisme, Ridlwan Habib saat berbincang dengan suara.com, Selasa (4/7/2017). Kata dia, ini adalah teror bendera yang harus disikapi serius.
Menurut master studi intelijen Universitas Indonesia itu, teror itu sengaja dilakukan agar menciptakan persepsi tak aman. Dampak nyatanya, stabilitas politik bahkan ekonomi terganggu.
“Ujungnya adalah instabilitas politik, kalau masyarakat resah, kelompok pro ISIS makin senang," katanya.
ISIS selalu memanfaatkan situasi politik yang kacau. Misalnya di Irak, Suriah dan kini Marawi Filipina.
"Jakarta kondusif, karena itu mereka mau menciptakan opini bahwa Jakarta menyeramkan, menakutkan, " katanya.
Sehingga menurut dia, polisi harus cepat mengusut dan menangkap pelaku teror bendera itu.
"Jangan sampai masyarakat dibuat resah, lalu muncul ketidakpercayaan publik pada polisi, " kata Ridlwan.
Pos polisi di seluruh Indonesia juga harus ditingkatkan pengamanan dan kesiapsiagaan menghadapi teror.
Baca Juga: Analis Terorisme: Teror Bendera ISIS Jatuhkan Mental Polisi
"Jangan pernah menyepelekan ancaman dari kelompok ISIS sekecil apapun, " kata Ridlwan.
Kepolisian terus menerus diincar kelompok teroris. Setelah bom bunuh diri di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, yang menewaskan tiga anggota Polri, kemudian terjadi penikaman terhadap dua anggota Brimob Polri di dalam Masjid Falatehan, dekat Mabes Polri, pada akhir pekan lalu.
agi tadi, muncul teror lagi terhadap polisi. Seseorang memasang bendera ISIS dan surat kaleng berisi ancaman teror di depan Polsek Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Mensos Salurkan Santunan Rp15 Juta bagi Ahli Waris Korban Bencana di Sibolga
-
Anjing Pelacak K-9 Dikerahkan Cari Korban Tertimbun Longsor di Sibolga-Padangsidimpuan
-
Ibu-Ibu Korban Bencana Sumatra Masih Syok Tak Percaya Rumah Hilang, Apa Langkah Mendesak Pemerintah?
-
Eks Wakapolri Cium Aroma Kriminalisasi Roy Suryo Cs di Kasus Ijazah Jokowi: Tak Cukup Dilihat
-
Nasib 2 Anak Pengedar Narkoba di Jakbar: Ditangkap Polisi, 'Dilepas' Gara-gara Jaksa Libur
-
Mendiktisaintek: Riset Kampus Harus Bermanfaat Bagi Masyarakat, Tak Boleh Berhenti di Laboratorium
-
Dengarkan Keluhan Warga Soal Air Bersih di Wilayah Longsor, Bobby Nasution Akan Bangunkan Sumur Bor
-
Di Balik OTT Bupati Bekasi: Terkuak Peran Sentral Sang Ayah, HM Kunang Palak Proyek Atas Nama Anak
-
Warga Bener Meriah di Aceh Alami Trauma Hujan Pascabanjir Bandang
-
Mutasi Polri: Jenderal Polwan Jadi Wakapolda, 34 Srikandi Lain Pimpin Direktorat dan Polres