Suara.com - Operasi pencarian terhadap Rinta Paul Mukkam (30) warga negara asal Singapura yang tenggelam ketika melakukan penyelaman di perairan Gillilawa Laut, Pulau Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur resmi dinyatakan ditutup dan korban dinyatakan hilang.
"Selama 10 hari tim SAR gabungan melakukan pencarian namun hasilnya nihil, sehingga operasi pencarian dilakukan Basarnas bersama tim SAR gabungan dinyatakan ditutup," kata Kepala kantor Basarnas Kupang, Ketut Gede Ardana di Kupang, Sabtu (22/7/2017).
Pencarian dilakukan tim SAR gabungan terdiri dari unsur TNI AL, Kepolisian, TNI AD, Basarnas NTB, Basarnas Kupang dan serta Basarnas Labuan Bajo serta sejumlah penyelam profesional dimiliki beberapa kapal pesiar sudah sangat maksimal. Proses pencarian yang berlangsung selama 10 hari sejak Kamis (13/7) melibatkan 90 orang anggota SAR merupakan proses pencarian yang cukup lama.
"Kita sudah mengerahkan semua unsur dalam pencarian ini.Bahkan lokasi pencarian tidak saja dilakukan di lokasi kejadian tempat korban melakukan penyelaman tetapi areal pencarian diperluas ke wilayah perairan pulau Komodo namun tidak menemukan adanya tanda-tanda korban ditemukan," kata Ardana.
Pencarian korban juga dipantau perwakilan Kedutaan Besar Singapura serta diikuti satu orang keluarga korban yaitu Roy Mukkam. Operasi pencarian terhadap korban yang sudah berlangsung selama 10 hari sudah tidak efektif dan kemungkinan korban ditemukan sangat kecil.
"Kecil kemungkinan korban ditemukan sehingga kami memutusakan operasi pencarian dihentikan," tegas Ardana.
Rinta Paul Mukkam hilang ketika melakukan diving di perairan Gillilawa Laut, di perairan Pulau Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Kamis (13/7) pukul 11.40 wita. Korban bersama 15 orang wisatawan dari sejumlah negara melakukan diving di perairan sekitar pulau Komodo untuk menikmati keindahan alam bawah laut Gillilawa Laut.
Para wisatawan melakukan diving hingga kedalaman lima meter didampingi sejumlah penyelam yang terlatih dalam melakukan penyelaman. Namun ketika hendak melakukan penyelaman kedua dengan kedalaman dua meter, korban yang sudah 300 kali melakukan penyelaman di sejumlah perairan di Indonesia menolak didampingi penyelam profesional hingga korban dilaporkan hilang ketika melakukan penyelaman di perairan Gillilawa Laut, Pulau Komodo. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu
-
Misi Penyelamatan Pekerja Tambang Freeport Berlanjut, Ini Kabar Terbarunya
-
Buntut Aksi Pemukulan Siswa ke Guru, Dikeluarkan Sekolah dan Ayah yang Polisi Terancam Sanksi
-
Perkuat Pertahanan Laut Indonesia, PLN dan TNI AL Jalin Kolaborasi