Suara.com - Manajer PT. Mayasari Bakti, Daryono, heran kenapa Sentot Setiadi (43) bisa mencuri bus Transjakarta di pool di Ciracas, Jakarta Timur, lalu membawa kabur sampai ke Pekalongan, Jawa Tengah, padahal dia tidak membawa identitas dan uang.
"Itu sama sekali heran saya, dia (Sentot) nggak bawa KTP, tidak bawa SIM, tidak bawa dompet. Ya, kalau dompet itu kan biasanya isinya duit. itu nggak ada dia bawa. Itu membuat jadi saya heran dan bingung kenapa dia bisa sampai sana (Pekalongan)," kata Daryono kepada Suara.com di kantor pool PT. Mayasari Bakti, Jalan Raya Bogor, Ciracas, Jumat (28/7/2017).
Tapi ketika dimintai keterangan, kata Daryono, Sentot mengaku ada orang yang memberinya uang untuk membayar karcis jalan tol. Keterangan ini juga membingungkan Daryono karena pada saat membawa kabur bus feeder Transjakarta itu, Sentot sendirian. Sejak awal, Daryono memang sudah merasa ada yang aneh dengan kelakuan Sentot, apalagi dia pernah ngaku mendapatkan bisikan ghaib.
"Itu dia bilang pas masuk tol dalam kota ada yang bayarin. Tapi siapa? orang dia sendiri kok dalam bus. Bawa uang saja nggak kan," ujar Daryono.
Setelah ditelusuri, ternyata Sentot memiliki trik untuk mengelabui petugas jaga karcis tol ketika mau keluar di jalan tol Pejagan, Pemalang, Jawa Tengah.
"Dia itu ngintil bus yang didepan saat mau bayar. Pas bus lewat dia ikut maju. Itu kan palang pintu tol bayar ada jarak beberapa detik baru nutup. Itu dia lolos juga langsung ikut maju," ujar Daryono.
Petugas karcis tol yang mengetahui kejadian itu sudah melapor ke pihak berwajib, tetapi peringatan tidak dipedulikan Sentot.
Dia rada apes ketika mau keluar jalan tol Brebes Timur (Brexit) karena tidak ada bus yang bisa ditempel agar bisa menghindari palang gerbang tol.
"Terus dia minggir beberapa menit pas mau keluar di pintu tol Brexit. Dia nggak bisa pakai cara seperti yang dilakukan di tol Pejagan mungkin kosong depannya nggak ada mobil yang bayar tol saat itu," ujar Daryono.
Petugas patroli jalan tol yang melihat bus Transjakarta berhenti, kemudian mendekat. Pada waktu itu, Sentot bernegosiasi dengan petugas.
"Dia disamperin petugas. Karena dia nggak bawa duit nggak mungkin kan ke luar tol. Akhirnya dia lobi petugas, bahwa layar CCTV yang di tol pintu keluar buat sebagai jaminan. Terus dia dapat bisa lolos lagi dan keluar ke arah Jawa tengah," ujar Daryono.
Sampai akhirnya, Sentot ditangkap polisi gara-gara ribut dengan petugas SPBU di Pekalongan. Dia ribut ketika tidak bisa membayar uang pengisian bahan bakar. Tetapi sebelum itu sebenarnya keberadaan bus sudah terdeteksi dari GPS.
"Itu dia sempat debat sama petugas pom bensin. nggak mau bayar karena di Jakarta itu saya isi bensin nggak pernah bayar pak. karena ini mobil pemerintah ini nggak bayar. itu jawaban Sentot ke petugas," kata Daryono.
Keberadaan bus tersebut kemudian ketahuan. Polisi mencegatnya di salah satu tempat. Sentot pun tak bisa kabur lagi.
Sentot dan barang bukti kemudian dibawa ke Polisi Resor Pekalongan.
Berita Terkait
-
Diwawancara Pramono, Zidan Penyandang Disabilitas Diterima Kerja di Transjakarta
-
Lagi Jadi Fokus Dirut Transjakarta, Kenapa Mode Share Transportasi Umum di Jakarta Baru 22 Persen?
-
Beban Subsidi Terlalu Besar, Pemprov DKI akan Menaikkan Tarif Transjakarta
-
Demo Guru di Monas, Transjakarta Alihkan Sejumlah Rute Layanan
-
Minta Pramudi Wanita Tak Bawa Bus Transjakarta Ukuran Besar, Bebizie: Gampang Panik
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Mensos Salurkan Santunan Rp15 Juta bagi Ahli Waris Korban Bencana di Sibolga
-
Anjing Pelacak K-9 Dikerahkan Cari Korban Tertimbun Longsor di Sibolga-Padangsidimpuan
-
Ibu-Ibu Korban Bencana Sumatra Masih Syok Tak Percaya Rumah Hilang, Apa Langkah Mendesak Pemerintah?
-
Eks Wakapolri Cium Aroma Kriminalisasi Roy Suryo Cs di Kasus Ijazah Jokowi: Tak Cukup Dilihat
-
Nasib 2 Anak Pengedar Narkoba di Jakbar: Ditangkap Polisi, 'Dilepas' Gara-gara Jaksa Libur
-
Mendiktisaintek: Riset Kampus Harus Bermanfaat Bagi Masyarakat, Tak Boleh Berhenti di Laboratorium
-
Dengarkan Keluhan Warga Soal Air Bersih di Wilayah Longsor, Bobby Nasution Akan Bangunkan Sumur Bor
-
Di Balik OTT Bupati Bekasi: Terkuak Peran Sentral Sang Ayah, HM Kunang Palak Proyek Atas Nama Anak
-
Warga Bener Meriah di Aceh Alami Trauma Hujan Pascabanjir Bandang
-
Mutasi Polri: Jenderal Polwan Jadi Wakapolda, 34 Srikandi Lain Pimpin Direktorat dan Polres