Suara.com - Penggunaan diksi "pribumi" oleh Anies Baswedan saat ia memberikan pidato pertama setelah dilantik sebagai Gubernur DKI Jakarta, Senin (16/10) malam, menuai polemik.
Secara hukum, ia dinilai melanggar Undang-Undang Nomor 40 tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis. Sebab, terma "pribumi" telah dilarang digunakan oleh pejabat negara. Ia juga sudah dilaporkan ke polisi karena persoalan ini.
Sementara dalam dunia politik serta akademik, penggunaan diksi "pribumi" oleh Anies menuai banyak kecaman. Sebab, Anies seharusnya tak menggunakan terma itu kalau ingin menyatukan warga Ibu Kota yang terpecah belah saat Pilkada 2017.
Kritik dan kecaman terhadap Anies tak hanya datang dari dalam negeri, melainkan juga luar negeri. Tom Pepinsky, Profesor Program Asia Tenggara di Cornell University, Amerika Serikat, menilai pidato Anies menunjukkan dukungan terhadap kaum intoleran.
"Anies telah melipatgandakan retorika religius identitarian yang mendukung kelompok-kelompok tertentu. Kelompok yang mendukung kampanye dan mendorongnya naik ke tampuk kekuasaan di Jakarta," tulis Pepinsky dalam opininya di New Mandala, Selasa (17/10/2017).
Ia menilai, melalui pidato inaugural tersebut, Anies kembali mempersoalkan warisan kolonial setelah 70 puluh tahun Indonesia merdeka.
Anies, kata Pepinsky, mampu menyusun pesan politik yang kuat untuk menyerukan kepada pendyukungnya mengenai dampak sosial ekonomis kolonialisme.
"Pada titik ini, dia atau siapa pun yang menyusun pidatonya, memang benar," tukasnya.
Baca Juga: Ahmad Dhani Resmi Jadi Politikus Gabung Partai Gerindra
Namun, kata Pepinsky, konteks kolonialisme dalam pidato itu tidak cocok diutarakan Anies yang menjadi gubernur. Menurutnya, pidato seperti itu cocok kalau diutarakan seorang presiden.
"Ini adalah pidato presiden, bukan pidato gubernur. Penampilannya persis seperti pidato kandidat yang mempersiapkan dirinya untuk mengikuti Pilpres 2019. Ia telah menempatkan Jakarta sebagai pusat politik nasional dan mempertaruhkan klaim dirinya sendiri sebagai politikus nasional," jelasnya.
Indikasi itu, terusnya, diperkuat dengan banyaknya kutipan-kutipan bahasa daerah seperti Aceh, Batak, Banjar, Madura, Minahasa, Minang, dalam pidato Anies.
"Melalui kutipan-kutipan memakai bahasa daerah itu, dia memberikan pesan bukan hanya pada pendukungnya di Jakarta, tapi di seluruh Indonesia, 'hei, aku juga berbicara kepada lain' seperti itu," terangnya.
Ia mengungkapkan, setiap orang Indonesia yang mendengar pidato ini akan mengerti bahwa diksi "pribumi" dalam pidato tersebut menargetkan keturunan Tionghoa yang memunyai sejarah panjang, yakni sejak era kolonial.
"Anies tampaknya lupa bahwa dirinya berasal dari Hadrami (Yaman). Sebagai alternatif, dia mungkin tidak lupa sama sekali, tapi dia tahu bahwa elite Arab Indonesia yang kaya raya itu tidak didiskriminasi seperti yang terjadi pada Tionghoa di Jakarta," tandasnya.
Berita Terkait
-
Soal 'Pribumi' Anies, Gerindra: Tak Perlu Dilaporkan ke Polisi
-
Wakil Ketua DPR: Wajar Anies Baswedan Dilaporkan ke Polisi
-
Hari Kedua Menjabat, Giliran Buruh Demo Tuntut Janji Anies-Sandi
-
Anies dan Sandiaga Tunggu Panggilan Presiden Bahas Reklamasi
-
Kesaksian Tokoh Tionghoa Saat Dengar Pidato Anies Sebut Pribumi
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Ahli Hukum Nilai Hak Terdakwa Dilanggar dalam Sidang Sengketa Tambang Nikel Halmahera Timur
-
Cak Imin Instruksikan BGN Gunakan Alat dan Bahan Pangan Lokal untuk MBG
-
MRT Siapkan TOD Medan Satria, Bakal Ubah Wajah Timur Jakarta
-
Masih Nunggak, Kejagung Sita Aset Musim Mas dan Permata Hijau Group
-
Sultan Najamudin: Semua Mantan Presiden RI yang Telah Berpulang Layak Diberi Gelar Pahlawan
-
Tragis! Siswa Internasional Pahoa Jatuh dari Lantai 8: Fakta Baru Terungkap
-
Bela Soeharto dari Tuduhan Genosida, Fadli Zon: Nggak Pernah Ada Buktinya
-
Korupsi Minyak Pertamina: 8 Tersangka Dilimpahkan ke Pengadilan, Riza Chalid Lolos?
-
KPK Ungkap Modus 'Jatah Preman' Gubernur Riau, PKB: Buka Seterang-terangnya, Siapa di Balik Itu?
-
Warga Baduy Korban Begal Ditolak Rumah Sakit, Menko PMK Pratikno Turun Tangan