Madi (30) memeluk foto ibunda tercinta, Omah (43) [suara.com/Welly Hidayat]
Madi (30) memeluk foto ibunda tercinta, Omah (43). Dia masih menanti-nanti kabar dari Rumah Sakit Polri, Kramatjati, Jakarta Timur.
Tim dokter, saat ini, tengah berupaya untuk mengidentifikasi beberapa jenazah yang umumnya gosong. Jenazah-jenazah itu merupakan korban kebakaran hebat di pabrik Mercon, PT. Panca Buana Cahaya Sukses, Kosambi, Tangerang, Banten, pada Kamis (26/10/2017).
Wartawan Suara.com menemui Madi di rumahnya, Jalan Belimbing, RT 31, RW 16, Kosambi, Senin (6/11/2017).
Sambil memeluk foto Omah, Madi meneteskan air mata.
"Saya masih terus nunggu ibu. Pengin ibu pulang mau lihat ibu walaupun hanya tinggal jasad ibu," kata Madi.
Omah baru tiga minggu bekerja di pabrik petasan. Omah bertugas di bagian packing barang. Sehari, dia dibayar Rp55 ribu.
Sampai akhirnya terjadi tragedi siang bolong. Api menghancurkan gedung pabrik, menjilat puluhan pekerja yang bekerja tanpa dilengkapi alat memadai. Mereka tak bisa kemana-mana. Korban bergelimpangan. Sebanyak 48 orang meninggal dan puluhan lainnya luka bakar.
Jenazah Omah sampai hari ini belum dikenali. Madi dan keluarganya sudah mencarinya ke banyak rumah sakit. Tapi tak satu pun yang memberi informasi memadai. Sampai akhirnya, mereka ke RS Polri.
Petugas meminta mereka menyerahkan dokumen-dokumen keluarga. Selain itu juga tes DNA.
"Saya sudah cari ibu saya di rumah sakit yang ada korban luka - luka mas, tapi nggak ada. Saya akhirnya lapor ke Rumah sakit Polri bawa semua data - data ibu saya. Tapi sampai sekarang belum ada kabar," ujar Madi.
Semenjak itu, Madi tak pernah tidur nyenyak. Dia ingat terus wajah ibunda.
"Nggak bisa tidur saya mas, kepikiran ibu saya terus. Dia lagi apa, saya mau lihat mas," kata Madi.
Madi seorang supir di perusahaan swasta. Sejak ibunda wafat dan jenazah belum ketemu, dia belum kerja lagi.
"Saya nggak kerja - kerja mas dari pas kejadian. Saya mau pastiin ibu saya dulu. Kantor nanyain saya belum masuk kerja, saya jawab ibu saya belum ketemu," kata Madi.
Mimpi
Suatu malam sebelum kejadian, Madi mimpi gigi bagian depannya copot. Dia tahu itu pertanda buruk. Tapi, dia berusaha positive thinking.
"Saya mimpi gigi saya copot sebelum kejadian itu (pabrik mercon) saya tahu kaya firasat nggak baik mimpi saya kalau kata orang disini. Tapi saya nggak mau mikirin. Ternyata ada peristiwa ini, saya nggak nyangka," ujar Madi.
Madi berharap tim medis rumah sakit segera mengenali jenazah ibunya.
"Saya berharap segera dokter, dapat temukan jasad ibu saya. Biar saya dan keluarga tenang mas. Mau peluk ibu saya. Mau dikuburkan disini ibu. Kalau setiap ambulance lewat depan rumah saya sedih nangis," ujar Madi.
Tim dokter, saat ini, tengah berupaya untuk mengidentifikasi beberapa jenazah yang umumnya gosong. Jenazah-jenazah itu merupakan korban kebakaran hebat di pabrik Mercon, PT. Panca Buana Cahaya Sukses, Kosambi, Tangerang, Banten, pada Kamis (26/10/2017).
Wartawan Suara.com menemui Madi di rumahnya, Jalan Belimbing, RT 31, RW 16, Kosambi, Senin (6/11/2017).
Sambil memeluk foto Omah, Madi meneteskan air mata.
"Saya masih terus nunggu ibu. Pengin ibu pulang mau lihat ibu walaupun hanya tinggal jasad ibu," kata Madi.
Omah baru tiga minggu bekerja di pabrik petasan. Omah bertugas di bagian packing barang. Sehari, dia dibayar Rp55 ribu.
Sampai akhirnya terjadi tragedi siang bolong. Api menghancurkan gedung pabrik, menjilat puluhan pekerja yang bekerja tanpa dilengkapi alat memadai. Mereka tak bisa kemana-mana. Korban bergelimpangan. Sebanyak 48 orang meninggal dan puluhan lainnya luka bakar.
Jenazah Omah sampai hari ini belum dikenali. Madi dan keluarganya sudah mencarinya ke banyak rumah sakit. Tapi tak satu pun yang memberi informasi memadai. Sampai akhirnya, mereka ke RS Polri.
Petugas meminta mereka menyerahkan dokumen-dokumen keluarga. Selain itu juga tes DNA.
"Saya sudah cari ibu saya di rumah sakit yang ada korban luka - luka mas, tapi nggak ada. Saya akhirnya lapor ke Rumah sakit Polri bawa semua data - data ibu saya. Tapi sampai sekarang belum ada kabar," ujar Madi.
Semenjak itu, Madi tak pernah tidur nyenyak. Dia ingat terus wajah ibunda.
"Nggak bisa tidur saya mas, kepikiran ibu saya terus. Dia lagi apa, saya mau lihat mas," kata Madi.
Madi seorang supir di perusahaan swasta. Sejak ibunda wafat dan jenazah belum ketemu, dia belum kerja lagi.
"Saya nggak kerja - kerja mas dari pas kejadian. Saya mau pastiin ibu saya dulu. Kantor nanyain saya belum masuk kerja, saya jawab ibu saya belum ketemu," kata Madi.
Mimpi
Suatu malam sebelum kejadian, Madi mimpi gigi bagian depannya copot. Dia tahu itu pertanda buruk. Tapi, dia berusaha positive thinking.
"Saya mimpi gigi saya copot sebelum kejadian itu (pabrik mercon) saya tahu kaya firasat nggak baik mimpi saya kalau kata orang disini. Tapi saya nggak mau mikirin. Ternyata ada peristiwa ini, saya nggak nyangka," ujar Madi.
Madi berharap tim medis rumah sakit segera mengenali jenazah ibunya.
"Saya berharap segera dokter, dapat temukan jasad ibu saya. Biar saya dan keluarga tenang mas. Mau peluk ibu saya. Mau dikuburkan disini ibu. Kalau setiap ambulance lewat depan rumah saya sedih nangis," ujar Madi.
Komentar
Berita Terkait
-
Kerap Alami Body Shaming, Audy Item: Aku Ingin Berubah Bukan karena Omongan Orang
-
Eks Pelatih Timnas Putri Indonesia Bantu Al Nassr Juara, Dapat Selamat dari Cristiano Ronaldo
-
Pemerintah Tetapkan Formula UMP Baru, Buruh atau Pengusaha yang Diuntungkan?
-
Gakkum ESDM Buka Suara Soal Viral Aktivitas Tambang di Gunung Slamet
-
Skutik Harian yang Bikin Dompet Anti Jebol, Tapi Tetap Tawarkan Performa
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
Terkini
-
Laka Maut Bus PO Cahaya Trans Tewaskan 16 Orang, Komisi V Minta Investigasi: Apa Ada Kelalaian?
-
Soal Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih, Sosiolog Dr. Okky: Presiden Seolah Bersembunyi
-
PKB Sambut Wacana Pilkada Dipilih DPRD, Sebut Itu Usulan Lama Cak Imin
-
Perumahan Tangguh Iklim, Kebutuhan Mendesak di Tengah Krisis Bencana Indonesia
-
Beli Cabai dari Petani Aceh, Rano Karno Pastikan Ketersediaan Pangan Jakarta Aman hingga Januari
-
OTT Jaksa Oleh KPK, Komjak Dorong Pembenahan Sistem Pembinaan
-
Pramono Larang Pesta Kembang Api Tahun Baru di Jakarta, 'Anak Kampung' Masih Diberi Kelonggaran
-
Insight Seedbacklink Summit 2026: Marketing Harus Data-Driven, Efisien, dan Kontekstual
-
WALHI Desak Pencabutan Izin Korporasi Pemicu Bencana Ekologis di Lanskap Batang Toru
-
Pilih Fokus Kawal Pemerintahan Prabowo, PKS Belum Tentukan Sikap Soal Pilkada via DPRD