Suara.com - Santi (42) penjual pakaian anak di trotoar kawasan pasar Tanah Abang Blok B mengungkapkan Pedagang Kaki Lima yang ingin berjualan di Pasar Tanah Abang harus memberikan sejumlah uang untuk dapat memiliki tempat berjualan.
"Kalau saya sudah lima tahun jualan, itu memang pertama saya jualan ada yang minta- mintain uang, itu buat izin tempat," kata Santi di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (8/11/2017).
Santi mengetahui pungutan uang kepada pedagang hanya untuk biaya keamanan dan kebersihan.
"Ya, taunya mereka minta buat jasa kebersihan sama kemanan, itu saja yang saya tahu," kata Santi.
Santi mengatakan awal berjualan dirinya diminta uang sebesar Rp350ribu, agar mempunyai tempat jualan.
"Ya, saya nggak tahu yang mengelola siapa itu (uang pungutan) itu dulu bayar per bulan segitu, yang saya tahu bukan dari pihak pengelola pasar," ujar Santi.
Santi menambahkan semenjak dua tahun terakhir berjualan, sudah tidak ada lagi yang meminta pungutan liar tiap bulan tersebut.
"Sudah dua tahun terakhir, nggak ada lagi sih. Tapi ada yang minta masih nggak tiap bulan juga, Itu seadanya saya kasih. Kan jualan juga nggak di situ - situ aja," kata Santi.
Santi mengatakan mengenai preman di kawasan pasar Tanah Abang, dirinya kini tak menemui.
Baca Juga: Pedagang Pasar Tanah Abang Klaim Saat Ini Sudah Tak Ada Preman
"Itu mah dulu mas awal saya jualan banyak (preman) ya mungkin uang per bulan itu (mereka yang kelola). Tapi saya nggak rasain sih jualan ini sekarang. Nggak ada minta minta uang tiap hari," ujar Santi.
Sementara itu, Firman (30) penjual kaos kaki di pasar blok A pasar Tanah Abang mengatakan masih merasakan pungutan liar. Namun tak cukup besar dirasakan seperti awal dirinya berjualan.
"Kalau dulu tiga tahun lalu, buat saya besar ya biayanya. Itu Rp300 ribu tiap bulan. Nggak tahu buat apa itu uang, saya kasih aja," ujar Firman.
Firman menyebut bila pedagang tidak memberikan biaya uang tiap bulan, maka pedagang tersebut akan disingkirkan oleh pedagang lainnya.
"Ya, kalau nggak bayar lagi (pedagang) kena geser - geser tempatnya. Ya, nggak jadi punya tempat dia," ujar Firman.
Firman masih berjualan hingga kini, Namun untuk pungutan liar tak lagi sebesar dahulu.
Tag
Berita Terkait
-
Pedagang Pasar Tanah Abang Klaim Saat Ini Sudah Tak Ada Preman
-
Camat Ragukan Laporan Ombudsman soal 'Upeti' Preman Tanah Abang
-
Peminta 'Upeti' di Tanah Abang Bukan Preman, Lalu Siapa?
-
Ketemu Bang Ucu Tanah Abang, Ini yang Dibicarakan Sandiaga
-
Sandiaga Masih Rahasiakan Konsep Baru Tata PKL Tanah Abang
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka
-
Si Jago Merah Mengamuk di Kemanggisan, Warung Gado-Gado Ludes Terbakar
-
ODGJ Iseng Main Korek Gas, Panti Sosial di Cengkareng Terbakar
-
Diplomasi Tanpa Sekat 2025: Bagaimana Dasco Jadi 'Jembatan' Megawati hingga Abu Bakar Baasyir
-
Bobby Nasution Berikan Pelayanan ke Masyarakat Korban Bencana Hingga Dini Hari
-
Pramono Anung Beberkan PR Jakarta: Monorel Rasuna, Kali Jodo, hingga RS Sumber Waras
-
Hujan Ringan Guyur Hampir Seluruh Jakarta Akhir Pekan Ini
-
Jelang Nataru, Penumpang Terminal Pulo Gebang Diprediksi Naik Hingga 100 Persen
-
KPK Beberkan Peran Ayah Bupati Bekasi dalam Kasus Suap Ijon Proyek
-
Usai Jadi Tersangka Kasus Suap Ijon Proyek, Bupati Bekasi Minta Maaf kepada Warganya