Suara.com - Kementerian Sosial (Kemensos) mendirikan posko, menyusul gelombang kedatangan para pengungsi dari Bali ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Posko yang beroperasi selama 24 jam tersebut dibangun di Pelabuhan Lembar, Lombok Barat, NTB.
"Posko ini dijaga Taruna Siaga Bencana (Tagana) untuk mendata pengungsi asal Bali yang datang ke Lombok lewat jalur laut menggunakan kapal feri," ujar Menteri Sosial (Mensos), Khofifah Indar Parawansa, Jakarta, Selasa (28/11/2017).
Pelabuhan Lembar melayani penyeberangan dari Pelabuhan Padang Bai (Bali). Dengan jarak 38 mil laut, penyeberangan yang melewati Selat Lombok ini memakan waktu sekitar 4-6 jam.
Khofifah mengatakan, pengungsi yang datang ke Lombok umumnya menuju ke rumah sanak saudara. Mereka memilih meninggalkan Bali dan menunggu kondisi Gunung Agung kondusif.
Hingga Senin (27/11/2017), jumlah pengungsi yang terdata semenjak status Gunung Agung naik dari siaga menjadi awas sebanyak 29.023 jiwa. Mereka tersebar 217 titik pengungsian.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Gunung Agung dari level III (siaga) menjadi level IV (awas). Kenaikan status ini diumumkan oleh Kabid Mitigasi PVMBG, I Gede Suantika, Senin (27/11/2017).
Khofifah mengimbau masyarakat, agar tidak begitu saja percaya dengan berita di media sosial, namun mencari kebenaran informasi perkembangan kebencanaan melalui posko resmi Gunung Agung maupun pemberitaan di media-media terpercaya.
"Masyarakat harus tetap tenang, namun waspada. Jangan mendekati zona merah bencana," imbuhnya.
Khofifah menjamin cadangan beras pemerintah (CBP) cukup untuk memenuhi kebutuhan pengungsi Gunung Agung, termasuk pengungsi yang terdampak banjir maupun longsor. Pemerintah saat ini memiliki CBP sebanyak 278 ribu ton beras.
Khusus Bali, 11 dapur umum lapangan disiapkan di tujuh kabupaten/kota, yaitu di Tabanan, Buleleng, Denpasar, Klungkung, Karangasem, Gianyar, dan Bangli.
"Saat ini, penanganan pengungsi dipimpin langsung Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) Kemensos, Margowiyono," tambahnya.
Sementara itu, Ketua Forum Tagana NTB, Amran (38), mengatakan, posko 24 jam tersebut didirikan tidak cuma untuk pendataan, tapi juga menampung sementara pengungsi, sebelum akhirnya berpindah ke rumah kerabat mereka.
"Sejak hari Minggu (26/11/2017) posko ini didirikan. Yang berjaga adalah Tagana asal Lombok secara bergantian," terangnya.
Amran mengatakan, posko tersebut menyediakan permakanan bagi para pengungsi yang berdatangan. Para pengungsi juga dibagikan masker untuk mencegah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akibat hujan abu vulkanik Gunung Agung.
Saat meninjau Posko Lembar, Margowiyono mengatakan, Kemensos akan mengerahkan seluruh sumber daya yang dimiliki untuk mengantisipasi lonjakan gelombang pengungsi asal Bali.
"Jika dibutuhkan, kami akan fasilitasi mereka sampai ke rumah kerabatnya, dengan mobil rescue," imbuhnya.
Margowiyono juga menginstruksikan agar dibuka dapur umum, demi mengantisipasi jika para pengungsi membutuhkan makanan. Ia menambahkan, saat ini pihaknya telah menerjunkan 396 orang Tagana untuk membantu para pengungsi erupsi Gunung Agung.
Selain Tagana dari Provinsi Bali, juga disiagakan Tagana dari provinsi lain terdekat, antara lain Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, dan Kalimantan Selatan.
Berita Terkait
-
Detik-detik Penumpang 'Ngamuk', Tuding Pramugari Curi Emas & Dollar di Pesawat Wings Air
-
Mensos Gus Ipul Turun Tangan! Keluarga Affan Kurniawan Dapat Peluang Usaha Mandiri
-
Viral! Kantor Wagub Jatim Dibakar dan Dijarah? Khofifah Ungkap Fakta Sebenarnya
-
Grahadi Kembali Membara! Dialog dengan Khofifah Gagal, Press Room Ludes Dibakar Massa
-
Viral Tawuran Pelajar di Lombok, Ini 5 Fakta Mengejutkan
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Geger Dugaan Skandal Terlarang Irjen KM, Terkuak Panggilan 'Papapz-Mamamz' Kompol Anggraini
-
Jadi Buron Kasus Pencemaran Nama Baik JK, Kejagung Buru Silfester Matutina
-
Inikah Wajah Kompol Anggraini Diduga Jadi Orang Ketiga di Rumah Tangga Irjen Krishna Murti?
-
Bukan Septic Tank! Ternyata Ini Sumber Ledakan di Pamulang yang Rusak 20 Rumah
-
Nama PBNU Terseret Kasus Haji, KPK Buka Suara: Benarkah Hanya Incar Orangnya, Bukan Organisasinya?
-
Rentetan Kasus Keracunan Makan Bergizi Gratis, DPD Minta BGN Kurangi Jumlah Penerima MBG
-
Asmara Berujung Maut di Cilincing: Pemuda Tewas Dihabisi Rekan Sendiri, Kamar Kos Banjir Darah!
-
Video Gibran Tak Suka Baca Buku Viral Lagi, Netizen Bandingkan dengan Bung Hatta
-
KPK Ungkap Kasus Korupsi Kuota Haji, Libatkan Hampir 400 Biro Perjalanan
-
Nabire Diguncang Gempa Berkali-kali, Jaringan Internet Langsung Alami Gangguan