Suara.com - Elektabilitas PDIP jauh di atas partai besar lainnya, seperti Golkar, Gerindra, Demokrat dan PKB. Hal itu diakibatkan sosok Presiden Joko Widodo yang selalu dilekatkan pada partai berlambang banteng itu.
Kondisi tersebit diungkap oleh survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) yang dirilis di Kantor SMRC, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, (2/ 1/2018).
"Posisi PDIP ini semakin menguat karena warga mengidentifikasi PDIP sebagai partai pendukung Jokowi. Ada 20 persen warga menyatakan akan memilih PDIP karena PDIP adalah partai utama pendukung Jokowi," kata Direktur Utama SMRC Djayadi Hanan.
Berdasarkan survei ini, Elektabilitas PDIP yaitu 27,6 persen. Berbanding lurus dengan elektabilitas Jokowi untuk Pilpres 2019 yaitu 53 persen. Menurut Djayadi, hasil tersebut lebih tinggi jika dibandingkan elektabilitas Jokowi pada September 2017 yang lalu, yaitu 45,6 persen.
Pesaing terdekat Jokowi yaitu Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto yaitu 18,6 persen. Hasil ini sama persis dengan hasil survei di bulan September lalu.
Menurut Djayadi, ketika responden dihadapkan hanya pada dua pilihan, suara Jokowi justru semakin kuat.
"Misalnya Jokowi dengan Prabowo, hasilnya 64,1 persen banding 27,1 persen. Jokowi dan Anies Baswedan hasilnya 72,6 persen banding 15,0 persen. Jokowi dan Jenderal Gatot Nurmantyo, hasilnya 74,0 persen banding 13,0 persen. Serta Jokowi dengan Agus Harimurti Yudhoyono hasilnya 74,9 persen banding 12,9 persen," tutur Djayadi.
Sementara itu, lanjut Djayadi, ketika responden diminta memilih calon nama wakil presiden, 3 nama yang mendapat suara terbanyak yaitu M. Jusuf Kalla 14,1 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 12,7 persen, dan Gatot Nurmantyo 12,2 persen.
Survei yang dilaksanakan 7-13 Desember 2017 tersebut juga menunjukkan mayoritas warga setuju apabila Prabowo dijadikan Cawapres mendampingi Jokowi.
Baca Juga: Membaca Relasi Prabowo dengan Muslim Kanan Jelang 2019
"Sekitar 67 persen warga menyatakan setuju dengan kombinasi pasangan Jokowi-Prabowo sebagai Capres-Cawapres 2019 yang merupakan peningkatan signifikan dari September 2017 ketika angkanya mencapai 48,1 persen," kata Djayadi.
Berita Terkait
-
Jokowi Berharap Tarif KA Bandara Soetta Disubsidi Pemprov DKI
-
Jokowi Ungkap Kenapa Suka Bergaya Santai: Biar Tak Membosankan
-
Jokowi Resmikan KA Bandara di Tangerang, Ajak Muhaimin, Ada Apa?
-
Jokowi Menelepon Cak Imin, Janjian Naik Kereta Bandara
-
Kelucuan Jokowi dan Sang Cucu saat Main di Halaman Istana Jogja
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka
-
Si Jago Merah Mengamuk di Kemanggisan, Warung Gado-Gado Ludes Terbakar
-
ODGJ Iseng Main Korek Gas, Panti Sosial di Cengkareng Terbakar
-
Diplomasi Tanpa Sekat 2025: Bagaimana Dasco Jadi 'Jembatan' Megawati hingga Abu Bakar Baasyir
-
Bobby Nasution Berikan Pelayanan ke Masyarakat Korban Bencana Hingga Dini Hari
-
Pramono Anung Beberkan PR Jakarta: Monorel Rasuna, Kali Jodo, hingga RS Sumber Waras
-
Hujan Ringan Guyur Hampir Seluruh Jakarta Akhir Pekan Ini
-
Jelang Nataru, Penumpang Terminal Pulo Gebang Diprediksi Naik Hingga 100 Persen
-
KPK Beberkan Peran Ayah Bupati Bekasi dalam Kasus Suap Ijon Proyek
-
Usai Jadi Tersangka Kasus Suap Ijon Proyek, Bupati Bekasi Minta Maaf kepada Warganya