Suara.com - Pengacara Fredrich Yunadi, Sapriyanto Refa membeberkan kliennya dicecar lima pertanyaan saat menjalani pemeriksaan oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi.
"Baru lima pertanyaan, tapi panjang. Lima pertanyaan yang panjang," ujar Sapriyanto di gedung KPK, Jakarta, Sabtu (13/1/2018).
Fredrich resmi ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi pada Sabtu (13/1/2018). Fredrich merupakan tersangka kasus dugaan menghalangi-halangi penyidikan KTP elektronik yang menjerat mantan Ketua DPR Setya Novanto.
Namun lima pertanyaan tersebut kata Sapriyanto belum masuk ke pertanyaan yang substansif. Menurut dia, Fredrich yang memaksa untuk menjelaskan pertanyaan substansi diantaranya perihal dugaan manipulasi rekam medis Novanto, memesan kamar Rumah sakit sebelum dan sesudah kecelakaan Novanto.
"Pak Fredrich aja yang memaksa-maksa untuk menjelaskan substansi. Karena ada tiga yah, substansi, pertama, memanipulasi hasil rekam medis, kedua, beberapa hari sebelum terjadinya kecelakaan memboking kamar, kemudian setelah kecelakaan jam 21.00 malam, memboking kamar lagi, satu lantai," kata dia.
Ia pun menegaskan bahwa Fredrich sudah menjelaskan ke KPK tak memanipulasi hasil rekam medis, melainkan menerima hasil rekam medis dari istri Novanto, Deisti Astriani Tagor.
"Itu kan persoalannya, nah itu dijawab oleh pak Fredrich tadi, bahwa mengenai rekam medis itu, dia bilang sama seperti dia bilang kesaya, bahwa itu rekam medis Pak SN (Setya Novanto) itu dia (Fredrich) terima dari istrinya, dia serahkan kedokter, nggak ada darimana dia bisa merubah-rubah itu. dokter juga enggak tahu," ucap Sapriyanto.
Sapriyanto juga menjelaskan kliennya tidak pernah memesan kamar untuk Novanto.
"Kalau dia bilang nggak ada memboking, kalau memboking itu jauh-jauh hari sebelumnya kan, yang ada dia menyewa pada hari itu. Nggak, satu lantai itu sudah ada beberapa pasien kok. dia bilang setelah kecelakaan, dia baru datang kesitu, baru menyewa kamar," tandasnya.
Baca Juga: Kuasa Hukum Fredrich Pertimbangkan soal Praperadilan
Sebelumnya pada Jumat (12/1/2017) malam, KPK sudah menahan Bimanesh Sutarjo. Dokter Bimanesh ditahan usai diperiksa sebagai tersangka dalam kasus dugaan menghalang-halangi penyidikan e-KTP.
Bimanesh ditahan di Rutan KPK Cabang Pomdam Jaya Guntur untuk 20 hari pertama. Keduanya diduga KPK memanipulasi kecelakaan dan hasil pemeriksaan Novanto. Bahkan, Fredrich juga disebut memesan satu lantai kamar VIP di RS Medika Permata Hijau sebelum Setya Novanto kecelakaan.
Atas perbuatan tersebut, keduanya dijerat dengan Pasal 21 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dalam UU NO 20/2001 tentang Pemberantasan Tipikor juncto Pasal 55 ayat (1) kesatu KUHP.
Berita Terkait
-
Lawan KPK di Pengadilan, Kakak Hary Tanoesoedibjo Minta Status Tersangka Digugurkan!
-
Kakak Hary Tanoe Melawan usai Tersangka, Ini Alasan KPK Santai Digugat Rudy Tanoesoedibjo
-
Gurita Bisnis Rudy Tanoe, Tersangka Korupsi Bansos yang Lawan KPK Lewat Praperadilan!
-
Siapa Rudy Tanoe? Tersangka Korupsi Bansos, Lawan KPK Lewat Praperadilan!
-
Bentrok Agenda Penting: Dipanggil KPK, Dirjen Haji Hilman Latief Justru Muncul di DPR
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Dicibir Makin Liar Usai Copot Hijab, Olla Ramlan: Hidup Harus Selalu...
Pilihan
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
-
Kata Media Prancis Soal Debut Calvin Verdonk: Agresivitas Berbuah Kartu
Terkini
-
Dokter Tifa Klaim Punya Data Australia, Sebut Pendidikan Gibran 'Rawan Scam dan Potensial Fake'
-
Kronologi Horor di Kantor Bupati Brebes: Asyik Lomba Layangan, Teras Gedung Tiba-tiba Runtuh
-
Ikut Terganggu, Panglima TNI Jenderal Agus Minta Pengawalnya Tak Pakai Sirine-Strobo di Jalan
-
Anggaran Jumbo Pertahanan RI Rp187,1 Triliun, Panglima TNI: Senjata Canggih Itu Sangat Mahal
-
Bukan Dilarang Total, Kakorlantas Tegaskan Sirene dan Strobo Polisi Tetap Meraung untuk Tugas Ini
-
Akhir Tragis Nasir di Yalimo: Hilang Saat Kerusuhan, Ditemukan Tewas Mengenaskan Penuh Anak Panah
-
Tak Setuju Gaji Anggota DPR Dipotong Gegara Bolos Rapat, Adian PDIP: Nanti Kita Terjebak Absensi
-
Dukung KLHK, NHM Laksanakan Aksi Bersih-bersih Serentak World Cleanup Day 2025 bersama Mitra Lokal
-
Sejak 2003, Haji Robert Konsisten Membina Ribuan Santri Penghafal Qur'an
-
Mendagri Ingatkan Pemda Jaga Kamtibmas & Susun Strategi Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi