Mantan pengacara Setya Novanto, Fredrich Yunadi, menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Senin (15/1).
Fredrich Yunadi akan melaporkan Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan dan juru bicara Febri Diansyah ke polisi karena dinilai memberikan keterangan palsu dengan menyebut Fredrich merekayasa hasil pemeriksaan medis Setya Novanto.
"Ya jelas dong (saya laporkan ke polisi) karena kan dia memberikan keterangan palsu katanya saya memberikan medical record palsu," kata mantan pengacara Novanto usai diperiksa sebagai saksi untuk tersangka dokter Bimanesh Sutarjo di KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Selasa (16/1/2018).
Fredrich meminta Basaria dan Febri membuktikan kalau dia merekayasa medis.
"Kalau misalkan yang bohong nanti kepalanya diinjak, kan enak gitu kan. Kita lihat gitu loh jangan jadinya rekayasa. Saya tanya, kan saya minta Ibu Basaria sama Febri diperiksa, karena kan dia sudah menuduh di depan media, katanya saya merekayasa, terus penyidik bilang itu kan ranahnya pidana umum. Kalau gitu saya lapor polisi katanya, pidana umum kan ranahnya polisi segera akan saya instruksikan," kata Fredrich.
Ketika ditanya kapak akan lapor polisi, Fredrich belum bisa memastikan.
"Kan gini orang Peradi itu kan pasti ketemu saya, saya akan minta mereka langsung buat surat laporan polisi karena saya sudah minta penyidik melakukan pemeriksaan, penyidik nggak berani, dia bilang ini urusan polisi, kalau gitu penyidik suruh saya lapor ke polisi," katanya.
Fredrich ditetapkan KPK menjadi dugaan pidana menghalang-halangi penyidikan kasus e-KTP yang telah menjerat Novanto. Fredrich diduga merekayasa kecelakaan mobil yang ditumpangi Novanto dan bekerjasama dengan dokter Bimanesh untuk merekayasa hasil pemeriksaan medis di Rumah Sakit Medika Permata Hijau.
Bimanesh juga sudah ditetapkan menjadi tersangka dalam kasus yang sama dengan Fredrich.
"Ya jelas dong (saya laporkan ke polisi) karena kan dia memberikan keterangan palsu katanya saya memberikan medical record palsu," kata mantan pengacara Novanto usai diperiksa sebagai saksi untuk tersangka dokter Bimanesh Sutarjo di KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Selasa (16/1/2018).
Fredrich meminta Basaria dan Febri membuktikan kalau dia merekayasa medis.
"Kalau misalkan yang bohong nanti kepalanya diinjak, kan enak gitu kan. Kita lihat gitu loh jangan jadinya rekayasa. Saya tanya, kan saya minta Ibu Basaria sama Febri diperiksa, karena kan dia sudah menuduh di depan media, katanya saya merekayasa, terus penyidik bilang itu kan ranahnya pidana umum. Kalau gitu saya lapor polisi katanya, pidana umum kan ranahnya polisi segera akan saya instruksikan," kata Fredrich.
Ketika ditanya kapak akan lapor polisi, Fredrich belum bisa memastikan.
"Kan gini orang Peradi itu kan pasti ketemu saya, saya akan minta mereka langsung buat surat laporan polisi karena saya sudah minta penyidik melakukan pemeriksaan, penyidik nggak berani, dia bilang ini urusan polisi, kalau gitu penyidik suruh saya lapor ke polisi," katanya.
Fredrich ditetapkan KPK menjadi dugaan pidana menghalang-halangi penyidikan kasus e-KTP yang telah menjerat Novanto. Fredrich diduga merekayasa kecelakaan mobil yang ditumpangi Novanto dan bekerjasama dengan dokter Bimanesh untuk merekayasa hasil pemeriksaan medis di Rumah Sakit Medika Permata Hijau.
Bimanesh juga sudah ditetapkan menjadi tersangka dalam kasus yang sama dengan Fredrich.
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
Terkini
-
Pramono Anung soal WFA Akhir Tahun: Pelayanan Publik Tetap Jalan, Petugas Frontline Wajib Masuk
-
Tak Cuma Halau Banjir Rob, Pramono Anung Mau Sulap Tanggul Ancol Jadi Spot Wisata Baru
-
SPPG Dorong Efisiensi Produksi Massal dan Perkuat Ekonomi Pangan Lokal
-
Polda Metro Jaya Ungkap Jaringan Uang Palsu USD dan SGD, Ribuan Lembar Disita
-
Pemerintah Bangun SPPG sebagai Dapur Modern untuk Mendukung Program Makan Bergizi Gratis
-
BPOM Ingatkan Risiko Pangan Bermasalah, Ini Tips Aman Memilih Hampers Natal
-
BPOM Ungkap Peredaran Pangan Ilegal dan Kedaluwarsa Jelang Nataru, Nilainya Capai Rp 42 Miliar
-
Golkar Copot Musa Rajeckshah dari Ketua DPD Sumut, Sekjen Bongkar Alasannya
-
OTT KPK di Kalsel, Dua Orang Tiba di Gedung Merah Putih untuk Pemeriksaan Intensif
-
Bupati Bekasi Kena OTT KPK, Berikut 5 Fakta Penting Terkait Penangkapan Ade Kuswara Kunang