Sidang kesaksian Hotma Sitmpul [suara.com/Nikolaus Tolen]
Pengacara Hotma Sitompul bilang pengusaha Paulus Tannos pernah diteror ketika proyek e-KTP berlangsung. Teror itu diduga ada kaitan dengan proyek senilai Rp5,9 triliun.
Paulus merupakan pemilik PT. Sandipala Arthaputra. Ini perusahaan pelaksana proyek yang tergabung dalam konsorsium PNRI.
"Suatu malam Paulus dengan keluarganya datang ke rumah saya dan katakan rumahnya diserbu orang banyak. Dia minta bantuan saya," kata Hotma dalam sidang di pengadilan tindak pidana korupsi, Jalan Bungur Besar Raya, Kemayoran , Jakarta Pusat, Kamis (1/2/2018).
Hotma mengatakan itu berawal dari hakim Emilia Subagja menanyakan hubungan Hotma dengan Paulus. Emilia kemudian menanyakan teror itu.
Pada waktu bertemu Hotma, Paulus menyebut salah satu nama yang diduga mendalangi teror. Tapi Hotma tak mau menyebutkan nama itu di persidangan.
"Karena ini dugaan saya keberatan disampaikan di sini, tapi karena saya selidiki ternyata tak ada di situ," katanya.
Setelah diteror, keluarga Paulus memutuskan pindah ke Singapura. Baru setelah itu pergi dari Indonesia, Paulus tak diteror lagi.
Dalam surat dakwaan yang dibacakan sebelumnya, Setya Novanto disebut menerima 7,3 juta dollar AS dari pengusaha pelaksana proyek e-KTP, diduga termasuk dari perusahaan Paulus. Uang tersebut diduga merupakan komitmen fee yang dijanjikan lantaran Novanto telah membantu memuluskan proses pembahasan anggaran proyek e-KTP di DPR.
Perusahaan Paulus disebut meraup keuntungan hingga Rp145,8 miliar. Laba yang dinikmati perusahaan ini jauh di atas perusahaan lain dalam konsorsium Perum Percetakan Negara Republik Indonesia.
Nilai keuntungan tersebut berasal dari pengadaan juta keping kartu pintar e-KTP. Nilai proyek yang dikerjakan perusahaan Paulus dalam proyek ini telah dibayarkan Rp381,24 miliar dengan tagihan yang belum diberikan sebesar Rp115,3 miliar, ditambah potongan Rp19,1 miliar untuk konsorsium.
Keuntungan ini berasal dari pekerjaan pembuatan blangko kosong e-KTP ditambah personalisasi kartu.
Perum PNRI hanya meraup untung Rp107 miliar dari proyek ini. Laba bersih mereka hanya sekitar enam persen dari jatah kontrak kerja mereka.
Satu badan usaha milik negara lain yang meraup untung dari proyek ini adalah PT. Sucofindo dengan laba Rp8 miliar. Itu pun mereka raih setelah mendapat penambahan proyek dari proyek utama e-KTP.
Paulus merupakan pemilik PT. Sandipala Arthaputra. Ini perusahaan pelaksana proyek yang tergabung dalam konsorsium PNRI.
"Suatu malam Paulus dengan keluarganya datang ke rumah saya dan katakan rumahnya diserbu orang banyak. Dia minta bantuan saya," kata Hotma dalam sidang di pengadilan tindak pidana korupsi, Jalan Bungur Besar Raya, Kemayoran , Jakarta Pusat, Kamis (1/2/2018).
Hotma mengatakan itu berawal dari hakim Emilia Subagja menanyakan hubungan Hotma dengan Paulus. Emilia kemudian menanyakan teror itu.
Pada waktu bertemu Hotma, Paulus menyebut salah satu nama yang diduga mendalangi teror. Tapi Hotma tak mau menyebutkan nama itu di persidangan.
"Karena ini dugaan saya keberatan disampaikan di sini, tapi karena saya selidiki ternyata tak ada di situ," katanya.
Setelah diteror, keluarga Paulus memutuskan pindah ke Singapura. Baru setelah itu pergi dari Indonesia, Paulus tak diteror lagi.
Dalam surat dakwaan yang dibacakan sebelumnya, Setya Novanto disebut menerima 7,3 juta dollar AS dari pengusaha pelaksana proyek e-KTP, diduga termasuk dari perusahaan Paulus. Uang tersebut diduga merupakan komitmen fee yang dijanjikan lantaran Novanto telah membantu memuluskan proses pembahasan anggaran proyek e-KTP di DPR.
Perusahaan Paulus disebut meraup keuntungan hingga Rp145,8 miliar. Laba yang dinikmati perusahaan ini jauh di atas perusahaan lain dalam konsorsium Perum Percetakan Negara Republik Indonesia.
Nilai keuntungan tersebut berasal dari pengadaan juta keping kartu pintar e-KTP. Nilai proyek yang dikerjakan perusahaan Paulus dalam proyek ini telah dibayarkan Rp381,24 miliar dengan tagihan yang belum diberikan sebesar Rp115,3 miliar, ditambah potongan Rp19,1 miliar untuk konsorsium.
Keuntungan ini berasal dari pekerjaan pembuatan blangko kosong e-KTP ditambah personalisasi kartu.
Perum PNRI hanya meraup untung Rp107 miliar dari proyek ini. Laba bersih mereka hanya sekitar enam persen dari jatah kontrak kerja mereka.
Satu badan usaha milik negara lain yang meraup untung dari proyek ini adalah PT. Sucofindo dengan laba Rp8 miliar. Itu pun mereka raih setelah mendapat penambahan proyek dari proyek utama e-KTP.
Perusahaan lain, LEN Industri, bahkan merugi dari proyek ini. Neraca keuangan mereka minus sekitar Rp20 miliar. Mereka perlu menghabiskan 94 persen dari pembayaran yang nilainya Rp958,8 miliar untuk biaya produksi.
Tag
Komentar
Berita Terkait
-
Bebas dari Penjara, Kekayaan Setya Novanto Tembus Ratusan Miliar!
-
Jawab Kritik Publik soal Pembebasan Bersyarat, Sahroni: Setya Novanto Tidak Diampuni
-
Puncak Komedi Setya Novanto: Diejek Satu Indonesia dengan Meme Tiang Listrik dan Bakpao
-
Setnov Bebas: Misteri Kematian Johannes Marliem dan Rekaman 500 GB Bukti Korupsi e-KTP
-
Enaknya Jadi Setnov: Korupsi Rp 2,3 Triliun, Vonis 'Diskon' dan Cuma 7 Tahun di Penjara
Terpopuler
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
3 Titik Lemah yang Bikin Timnas Indonesia Takluk dari Arab Saudi
-
Masih Ada Harapan! Begini Skenario Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026 Meski Kalah dari Arab Saudi
-
Harga Emas Hari Ini: Antam di Pegadaian Rp 2,4 Juta per Gram, UBS dan Galeri 24 Juga Naik!
-
Ragnar Oratmangoen Ujung Tombak, Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
BREAKING NEWS! Tanpa Calvin Verdonk, Ini Pemain Timnas Indonesia vs Arab Saudi
Terkini
-
KPPPA Minta Orang Tua dan Siswa Tak Takut Santap MBG: Manfaatnya Jauh Lebih Besar!
-
Ngaku Hati-hati, Penetapan Tersangka Kasus Haji Tunggu Hasil BPK?
-
2 Petinggi Google Indonesia Diperiksa Kejagung Terkait Kasus Chromebook yang Menyeret Nadiem Makarim
-
Kuli Bangunan Tewas Ditusuk Rekan Sendiri, Polisi Selidiki Motif Pembunuhan Sadis
-
Kebakaran Hutan Dunia Meningkat Tajam, Dampak Ekonomi dan Risiko Kemanusiaan Kian Parah
-
8 Fakta Kesepakatan Israel-Hamas, Rakyat Palestina Akhirnya Rasakan Perdamaian?
-
Aktivis Bela Nadiem Makarim di Sidang Praperadilan: Sosok Berintegritas dan Anti Korupsi
-
Tim Jibom Gegana sampai Turun Tangan, Detik-detik Ledakan Dahsyat di Gedung Nucleus Farma Tangsel
-
Ledakan Dahsyat Guncang Pondok Aren! Gedung 4 Lantai Nucleus Farma Hancur, Polisi Ungkap Kondisinya
-
Kasus Patok Ilegal, Bos WKM Ungkap Upaya Kriminalisasi ke Anak Buahnya!